11 Fakta Ilmiah tentang Hubungan Romantis Ini Membuat Hati Kita Tergelitik Gembira
Meski mempertahankan hubungan yang memuaskan terkadang butuh kerja keras, kita semua selalu berusaha untuk menikmati momen-momen bahagia yang ditawarkan cinta. Menurut sains, jatuh cinta mungkin membawa banyak manfaat, bukan cuma bagi jiwa, tapi juga bagi fisik. Jatuh cinta punya kemampuan untuk mengurangi stres, mengurangi rasa sakit, menyembuhkan luka, dan masih ada banyak “efek samping” tak terduga lainnya.
Sisi Terang telah menyusun daftar fakta ilmiah yang mengejutkan tentang hubungan romantis untuk menyoroti manfaat luar biasa dari mencintai dan dicintai.
1. Detak jantung pasangan sinkron.
Ilmu pengetahuan telah memastikan bahwa 2 jantung ternyata memang berdetak sebagai satu kesatuan. Menurut penelitian, hati pasangan yang telah lama bersama tanpa disadari sinkron saat mereka dekat satu sama lain. Dengan menggunakan alat pemantau elektronik, para ilmuwan dari Universitas Illinois mencatat dan mengukur detak jantung 10 pasangan senior dalam hubungan jangka panjang.
Para peneliti menemukan bahwa ketika dalam jarak dekat, seorang dari setiap pasangan memengaruhi detak jantung pasangannya, dan sebaliknya, sehingga menciptakan tarian yang kompleks. Namun, penelitian ini tidak mengungkapkan pola jelas yang mendasari perubahannya, “Kami menemukan bahwa setiap hari adalah konteks unik yang berubah tergantung pada keadaan. Interaksi pasangan, sikap, perilaku mereka, apa mereka dekat satu sama lain atau jauh, selalu berubah sepanjang waktu,” jelas seorang peneliti, Brian Ogolsky.
2. Secara kimiawi, cinta itu bikin ketagihan.
Menurut antropolog biologis, Helen E. Fisher, cinta yang romantis adalah “kecanduan yang sangat kuat saat segala sesuatunya berjalan dengan baik.” Ketika kita jatuh cinta, otak melepaskan hormon yang bisa membuat kita merasakan euforia, yaitu perasaan yang bisa membuat kita ketagihan. Para peneliti menjelaskan bahwa ini terjadi karena sistem penghasil dopamin di otak kita dipicu oleh cinta romantis, sama seperti bagaimana dopamin diaktifkan oleh perilaku adiktif lainnya. Sebuah studi pada tahun 2016 bahkan membandingkan cinta romantis dengan “kecanduan alami”.
3. Berada dalam hubungan cinta menurunkan tekanan darah.
Ternyata, pasangan suami istri yang bahagia menjaga kesehatan satu sama lain. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pernikahan yang memuaskan dapat membuat tekanan darahmu turun, sehingga jantungmu lebih sehat. Tekanan darah tinggi, yang juga dikenal sebagai hipertensi, telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan stroke.
Menurut sebuah penelitian dengan 204 peserta yang sudah menikah serta 99 pria dan wanita lajang, menikah dengan bahagia saja bisa menyebabkan tekanan darah turun. Tapi penelitian menunjukkan bahwa mereka yang lajang lebih sehat daripada rekan-rekan mereka yang sudah menikah, tapi tidak bahagia. Jadi, pada dasarnya, menikah tidak serta-merta membawa manfaat, melainkan kepuasan dan perasaan sejahtera yang terkait dengan hubunganlah yang paling penting.
4. Jatuh cinta juga memotong intensitas sakit kepala sampai setengahnya.
Saat sedang jatuh cinta, otak kita dipenuhi hormon bahagia bernama oksitosin. Dalam penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, orang-orang dengan sakit kepala kronis diberi semprotan hidung yang dibubuhi “hormon cinta” ini.
Penelitian ini menemukan bahwa 50 persen peserta melaporkan sakit kepala berkurang setengahnya setelah beberapa jam, dengan tambahan 27 persen melaporkan benar-benar bebas rasa sakit dalam jangka waktu yang sama. Menurut penelitian lain, menjadi intim secara fisik dengan pasangan punya kekuatan untuk mengurangi atau meredakan sakit kepala total pada orang-orang yang mengalami migrain.
5. Kasih sayang mengubah kadar kimia otak.
Banyak bukti menunjukkan bahwa kasih sayang dan kebaikan memicu perubahan otak yang positif, bukan cuma pada si penerima, tapi juga si pemberi. “Kasih sayang meningkatkan aktivitas di pusat otak yang terhubung dengan empati dan emosi positif, mengurangi aktivitas pusat ketakutan kita, dan membuat otak kita lebih terhubung,” ucap Melanie Greenberg, Ph.D.
Belas kasih mengaktifkan area otak yang terlibat dalam proses pemberian penghargaan, melepaskan oksitosin, “si hormon bahagia”. Efek terkait penghargaan ini menghasilkan perubahan mulai dari sedikit peningkatan suasana hati hingga euforia dan kesenangan yang intens.
6. Cinta bisa menjadi obat penghilang rasa sakit yang ampuh.
Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford menemukan bahwa rasa jatuh cinta yang hangat dan kuat memicu respons yang sama di otak sebagai obat penghilang rasa sakit (minus potensi efek samping yang berbahaya). Para peneliti yang terlibat dalam penelitian ini mengambil pindai MRI dari para peserta yang menjalin hubungan romantis bahagia.
Menariknya, mereka menemukan bahwa orang yang melihat foto pasangannya mengalami peningkatan aktivitas di daerah otak yang terkait dengan penghargaan, menunjukkan bahwa jatuh cinta dapat mengurangi pengalaman rasa sakit fisik.
7. Berada dalam suatu hubungan membuatmu menjadi orang yang lebih baik.
Tampaknya, sedikit cinta bisa mengubah orang yang paling pesimis menjadi optimis, setidaknya menurut sejumlah penelitian. Setelah mengikuti 245 pasangan muda selama 9 bulan, para ilmuwan menemukan bahwa berada dalam hubungan cinta membuat pasangan pesimis lebih percaya diri dan optimis, mungkin berkat semua perasaan dan pengalaman positif yang terkait dengan hubungan mereka. Selain itu, tidak jarang orang dalam hubungan yang sehat mengurangi kebiasaan buruk mereka, yang merupakan cara lain untuk meningkatkan kepribadian mereka.
8. Mencintai dari jarak jauh justru memperkuat ikatan.
Kamu mungkin pernah mendengar orang mengatakan bahwa hubungan jarak jauh takkan berhasil, tapi sains justru mengatakan sebaliknya. Faktanya, sebuah penelitian yang diterbitkan Journal of Communication menemukan bahwa hubungan jarak jauh bukan hanya sama suksesnya dengan hubungan biasa, tapi juga lebih efisien dalam membangun kepuasan dan kepercayaan di antara pasangan. Banyak pasangan bahkan menganggap periode komunikasi jarak jauh sebagai dasar untuk hubungan yang lebih kuat.
9. Pria lebih cepat jatuh cinta daripada wanita.
Terlepas dari kepercayaan luas bahwa wanita lebih emosional, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya pria cenderung lebih cepat jatuh cinta dan berkata, “Aku mencintaimu,” lebih cepat. Meski alasan di balik ini tidak bisa dikonfirmasi, para ilmuwan berteori bahwa ini mungkin karena wanita lebih berhati-hati untuk terluka dan patah hati.
10. Cinta membuat luka lebih cepat sembuh.
Kekuatan hubungan positif bisa begitu kuat sehingga bisa membuat luka fisik lebih cepat sembuh. Dalam sebuah penelitian menarik yang dilakukan di Pusat Kedokteran Universitas Wilayah Ohio, peneliti memberikan luka lecet pada pasangan yang sudah menikah. Luka ini sembuh hampir dua kali lebih cepat pada pasangan yang memiliki interaksi yang hangat dan dekat, dibandingkan dengan mereka yang menunjukkan permusuhan satu sama lain.
11. Perasaan menggelitik pada akhirnya akan pergi, tapi itu bukanlah apa-apa.
Menurut para ilmuwan, rasa berdebar-debar yang indah dan muncul di perut kita saat naksir seseorang bukanlah tanda bahwa kalian akan bersama selamanya, tapi hanya respons fisiologis saat melihat minat cintamu. “Rasa berdebar-debar adalah cara sebagian tubuhmu mengatakan dirinya sedang stres, tapi termotivasi untuk melakukan sesuatu atau melihat orang ini lagi,” jelas Dokter Nicole Prause.
Seiring waktu, saat pasangan menghabiskan lebih banyak waktu bersama, rasa gugup ini akan hilang, dan itu benar-benar normal, “Cinta sejati adalah rasa sejahtera yang tidak melibatkan rasa gugup atau gembira,” ucap ahli saraf, Nicole Gravagna. Selain itu, dia juga mengatakan bahwa neurotransmiter peningkat dopamin dan endorfin menjadi “cuma sedikit meningkat dibandingkan tingkat prahubungan,” yang biasanya setelah 5 tahun dalam suatu hubungan.
Menurutmu, apa manfaat terbesar dalam menjalin hubungan cinta? Mari kita bicarakan di kolom komentar.