10 Tanda Kamu Terjebak dalam Hubungan Sepihak
Orang-orang cenderung berakhir dengan pasangan yang egois karena mereka begitu mendambakan kemesraan sampai rela menanggung semua beban emosional. Para psikolog memperingatkan bahwa hubungan sepihak sangat berdampak buruk bagi kesehatan psikologis dan fisik seseorang, sehingga menyebabkan stres dan kecemasan terus-menerus. Jika kata hatimu memberimu tanda peringatan, kamu harus berhenti dan mengevaluasi hubunganmu secara kritis.
Sisi Terang ingin mengingatkanmu bahwa cinta itu dibangun dua arah, dan kami telah menyiapkan daftar pertanda yang memperingatkanmu bahwa pasanganmu tidak seserius kamu dalam hubungan kalian.
1. Kamu selalu membuat rencana untuk kalian berdua.
Jika kamu tidak mengirim pesan atau menelepon pasanganmu, kalian bisa berhari-hari tak berkabar. Bahkan saat kamu menghubunginya, kamu hanya mendapat jawaban cuek yang membuatmu merasa kamu mengganggunya yang sedang melakukan hal penting. Selain itu, kamu yang merencanakan setiap kencan dan berusaha sangat keras untuk menghiburnya, seolah-olah menghabiskan waktu bersama saja tidak cukup. Kamu pantas diperlakukan istimewa seperti pasanganmu, jangan lupa bahwa kamu pun berharga.
2. Kamu merasa tidak begitu mengenal pasanganmu.
Dia tak pernah terbuka tentang masa lalunya atau meminta saranmu mengenai kesulitan di kantor. Obrolan kalian biasanya sangat umum dan terasa seperti obrolan dengan kenalan biasa. Jadi, bagaimana bisa kamu berencana menghabiskan seumur hidupmu dengan orang ini jika kamu tidak tahu sifat aslinya?
3. Kamu takut menjadi dirimu sendiri.
Apa kamu sering merasa tidak bisa berbagi masalah dengan pasanganmu dan selalu berpura-pura? Kemungkinannya, kamu menemukan titik tengah dalam kepribadian dan mood-mu yang menarik bagi dia dan terus menggunakannya. Kamu tak nyaman merasa sedih atau rapuh di dekatnya karena dia akan langsung kesal dan mengatakan “sudahlah”. Ingat, dia tidak pantas memilikimu di saat terbaikmu jika dia tak ada di saat terburukmu.
4. Kamu mendahulukan kebutuhan pasanganmu.
Saat kalian bersama, kamu hanya melakukan yang dia mau. Dia yang memilih film, restoran, dan tak peduli dengan apa yang kamu inginkan. Seiring waktu, kamu mulai meniru kepribadiannya dan mengatakan kepada diri sendiri bahwa apa pun yang dia ingin lakukan bukan masalah bagimu. Jangan seperti itu. Jika seseorang benar-benar mencintaimu, dia ingin mendukung hobimu dan melakukan hal-hal yang kamu sukai tanpa menyebutnya “kompromi”.
5. Kamu selalu membuat alasan untuk dia.
Apa kamu sering merasa tidak nyaman dengan sikap pasanganmu di depan teman-teman atau keluargamu? Apa kamu pernah mengatakan, “Oh mood-nya sedang buruk hari ini,” atau semacamnya? Kemungkinan, kamu melihat cerminan diri pasanganmu yang sesungguhnya di mata orang-orang yang dekat denganmu. Kamu merasa mereka kasihan kepadamu. Jadi, kamu ingin membuktikan mereka salah. Tapi kenapa kamu merasa begitu? Coba bicara dengan teman-temanmu, karena terkadang pendapat orang lain bisa membawamu ke jalan yang benar.
6. Kamu terus-menerus merasa lelah secara emosional.
Membuat rencana untuk kalian berdua dan menghiburnya sungguh melelahkan. Pantas saja kamu stres, karena harus selalu mengalah. Kamu mengira mungkin jika kamu merencanakan liburan luar biasa atau memberinya hadiah yang sudah lama dia impikan, kamu akhirnya akan mendapatkan sesuatu sebagai balasan. Tapi kemudian saat itu tak pernah terjadi, kamu merasa kecewa dan sedih. Pada dasarnya, kamu melakukan banyak hal untuk pasanganmu yang bahkan tak mau menghabiskan sedikit saja waktunya untuk membuatmu merasa spesial.
7. Kamu takut membuat dia marah.
Kamu tidak merasa aman dengan hubunganmu, jadi kamu terus bersikap sangat hati-hati di dekat pasanganmu. Kamu tidak mau mengatakan hal yang salah atau membuat dia kesal. Tanyakan saja kepada diri sendiri, kenapa kamu mempertahankan hal yang membuatmu cemas? Kamu harus merasa bebas membicarakan masalah dalam hubunganmu secara sehat. Menghindarinya demi pasanganmu tak akan berdampak baik bagimu.
8. Kamu merasa harus meminta maaf, padahal tidak perlu.
Apa kamu sering kali merasa bersalah dan tidak mengerti kenapa? Pasanganmu mungkin gaslighter yang ahli dan mengubah setiap konflik menjadi salahmu. Jika kamu pernah meminta maaf karena terlalu emosional di dekatnya atau karena meluapkan unek-unekmu, maka ini bukan hubungan yang sehat. Pasangan yang setara tidak memperlakukan satu sama lain seperti itu.
9. Kamu tidak bisa berhenti meragukan dirimu.
Jika kamu berpacaran dengan orang yang terus-terusan membuatmu ragu apakah kamu cukup pintar, cantik, atau lucu, maka kamu bersama orang yang salah. Kamu tidak perlu memenuhi harapan pasanganmu terhadap dirimu, karena jika dia kecewa, itu masalah dia. Kamu akan tahu itu cinta sejati saat menemukan orang yang membuatmu melihat tidak ada masalah dengan dirimu.
10. Kamu takut pergi karena kamu sudah melakukan banyak hal untuk dia.
Kamu tahu di lubuk hatimu bahwa hubungan ini tidak tepat untukmu, tapi tidak mau putus dengan pasanganmu karena sudah memberinya banyak waktu dan usahamu. Cobalah berpikir begini, semakin lama hubungan itu berlanjut, semakin kamu kehilangan dirimu. Jangan anggap waktu bersama dia sebagai waktu yang “hilang” atau “terbuang”, tapi anggaplah sebagai kesempatan untuk belajar. Di hubungan berikutnya, kamu akan tahu nilai dirimu dan menemukan apa yang kamu perlukan untuk bahagia. Kamu menghormati dirimu yang dulu dengan membebaskan dirimu di masa depan.
Kamu pernah memberikan segalanya dalam suatu hubungan, tapi tak mendapat balasan apa-apa? Apa yang akhirnya membuatmu sadar?