Sisi Terang
Sisi Terang

8 Tanda Ikan yang Akan Kamu Beli Mungkin Berbahaya untuk Dimakan

Ikan mengandung berbagai nutrisi, termasuk vitamin D dan B12, omega-3, yodium, zat besi, niasin dan lain-lain. Tapi tidak semua jenis ikan sama baiknya bagi kesehatanmu. Terkadang, toko-toko menjual ikan yang bukan hanya bisa merusak makan malammu, tapi juga bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Kami di Sisi Terang memutuskan untuk mencari tahu cara memilih ikan yang bagus untuk dikonsumsi dan dinikmati.

Ikan bertelur tidak selalu aman.

Mari kita coba cari tahu kenapa telur ikan merupakan bonus yang tidak menyenangkan. Salmonidae adalah sebuah keluarga besar ikan. Sebagiannya menghabiskan seluruh hidupnya di air tawar, sedang yang lain bermigrasi. Salmonidae Samudra Pasifik mencapai pubertas dan berpindah dari laut dan samudra untuk bertelur di air tawar. Begitu ikan itu masuk ke sungai, seluruh sistemnya mulai menurun. Lalu sistem hormonnya terbentuk kembali.

Daging ikan semacam itu berair dan pucat. Ini terjadi karena ikan itu berhenti makan. Otot-ototnya mulai kehilangan warnanya karena ikan tidak mengonsumsi karotenoid lagi.

Ikan seperti itu tidak buruk bagi kesehatanmu, tapi kualitasnya benar-benar rendah. Ikan ini menjadi berbahaya apabila perubahan karena pemijahan benar-benar terlihat nyata. Ikan ini bergigi besar, hidungnya berubah menjadi paruh yang besar, dan warna sisiknya berubah. Misalnya, salmon koho berubah menjadi berwarna raspberi, dan salmon chum menjadi berwarna zaitun tua. Salmon bungkuk membentuk benjolan. Bakteri mulai bermunculan dalam ikan seperti itu.

Ikan yang tidak dibekukan dikatakan sebagai ikan dingin.

Sering kali, ikan yang sudah di-defrost (dihilangkan kebekuannya) dijual sebagai ikan yang “didinginkan”. Kamu bisa membedakannya dengan memperhatikan dagingnya, yang akan tampak berair. Sering kali, potongan ikan yang di-defrost mengalami kerusakan. Kalau ikan di-defrost dengan cara yang salah, bakteri juga akan sangat cepat muncul di dalamnya.

Bahkan, pabrikan yang tidak jujur bisa mencoba menjual ikan yang tidak disimpan dengan cara yang benar atau yang dibekukan dua kali. Ikan seperti itu tidak lezat dan kehilangan sebagian besar nutrisinya. Ikan ini juga bisa tertutup oleh mikroorganisme yang berasal dari permukaan tempat penyimpanannya dan tangan pegawai. Dan ini bahkan lebih umum terjadi pada filet ikan. Jadi, kalau warna dan teksturnya tampak aneh, atau jika ada lapisan es saat kontak langsung dengannya, lebih baik kamu tanyakan hal itu kepada pramuniaga (kalau kamu yakin) dan berpikir dua kali sebelum membelinya.

Cara agar tidak membeli filet yang mengandung polifosfat.

Para pabrikan yang tidak jujur punya 2 cara untuk menjual sepotong ikan beberapa kali lebih mahal dengan cara melumuri ikan dengan lapisan es tebal atau memompanya dengan polifosfat. Es sudah sangat jelas, tapi yang jauh lebih sulit dikenali adalah polifosfat.

Polifosfat adalah bahan kimia yang menjaga kelembapan di dalam potongan ikan atau daging. Potongan itu dimasukkan ke dalam suatu larutan, ikan bertambah besar, lalu dibekukan. Dalam jumlah kecil, bahan ini tidak berbahaya bagi manusia, tapi cenderung mahal. Permukaan ikan akan tampak berkilau—dan ini tentu sangat menarik. Setelah di-defrost, daging ikan akan menjadi lembek dan cairan seperti susu akan keluar darinya.

Ikan dari tangki ikan tidak selalu bagus.

Ikan yang terbaik adalah ikan hidup. Kamu bisa membelinya dari tangki ikan di swalayan. Tapi ada nuansa lain di sini. Ikan semacam itu biasanya dibeli dari peternak di mana ikan dibudidayakan secara khusus. Lihat baik-baik tangki ikannya. Tangki harus dilengkapi dengan kompresor dan airnya harus selalu bersih.

Sebaiknya ikan di dalam akuarium tidak terlalu banyak. Ikan yang sehat berenang tanpa gerakan tiba-tiba. Ikan tidak seharusnya diam atau berenang terbalik. Kelainan apa pun pada ikan, seperti bintik-bintik aneh atau tidak adanya sisik, menandakan ikan itu tidak seharusnya kamu beli.

Tempat kelahiran itu penting.

Sekitar 50% dari semua ikan yang kita lihat di swalayan dibudidayakan di peternakan. Meskipun ada pendapat populer bahwa ikan dari peternakan lebih buruk dibanding ikan liar. Ikan hasil budidaya hidup dalam kelompok besar di kolam yang kecil. Untuk mencegah cepatnya penyebaran infeksi, ikan diberi banyak antibiotik dan pestisida.

Seiring waktu, bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik, yang menyebabkan menyebarnya infeksi. Jika mungkin, belilah ikan yang ditangkap secara alami. Pada kemasannya, selalu ada informasi di mana ikan itu berkembang biak. Bertanyalah kepada pramuniaga jika tidak ada informasi itu.

Apa lagi yang harus diwaspadai?

Sebelum membeli ikan, kamu harus menyentuhnya dan memperhatikannya baik-baik. Ikan yang didinginkan dengan benar harus bermata terang besar tanpa adanya noda darah. Ikan harus elastis.

Tekan tubuh ikan dengan jarimu. Setelah ditekan, seharusnya tidak ada bekas pada ikan. Kalau terdapat bekas, bisa jadi ikan itu tidak segar atau sudah mengalami proses defrost. Cara lain untuk mengecek kualitas ikan segar atau ikan yang didinginkan adalah dengan meletakkannya di telapak tanganmu. Kalau ikan lurus dan tidak melengkung, kamu bisa membelinya.

Daging berwarna terang tidak selalu bagus.

Di berbagai swalayan dan pabrik, ikan salmon sering diberi warna, atau bahkan mungkin diberi pakan khusus yang mengandung pewarna. Jika kamu lihat warna ikan tidak alami dan ekornya terlalu pendek, jangan beli ikan seperti itu.

Warna ikan yang tampak alami tidak sama di sekujur badannya dan otot-ototnya harus agak terang. Jika warna tampak sama merata, kemungkinan ikan telah diberi pewarna.

Sisik adalah indikator hebat.

Sisik kering yang mengelupas adalah pertanda bahwa ikan sudah lama atau buruk. Jika sisik ikan berkilau dan tampak seperti dipoles, artinya ikan masih segar. “Lendir” membantu imunitas ikan. Lendir memulihkan kerusakan dan melindungi ikan dari bakteri, parasit, serta jamur. Lendir harus terang, transparan, dan harus tidak berbau busuk. Lendir juga melindungi ikan air asin dari kelebihan garam dan kekurangan air, dan melindungi ikan air tawar dari kelebihan air serta kekurangan garam.

Apa yang kamu perhatikan saat memilih ikan?

Kredit foto pratinjau Depositphotos.com, Depositphotos.com
Bagikan Artikel Ini