Sisi Terang
Sisi Terang

Blak-blakan, 20 Orang Ini Menceritakan Alasan Mereka Tidak Punya Anak

Bagi sebagian orang, punya anak adalah langkah logis dalam kehidupan. Akan tetapi, banyak orang lain berpikir bahwa hidup bisa sama indahnya tanpa anak. Tentu saja, sebagai topik dengan banyak perbedaan pendapat, orang yang tidak ingin melahirkan anak ke dunia ini sering menerima komentar tak diinginkan karena keputusan mereka.

Sisi Terang menghimpun sebagian komentar yang didengar setidaknya sekali oleh orang-orang yang tidak ingin menambahkan siapa pun menjadi anggota keluarga.

  • Ketika manajerku yang sekarang tahu kalau aku enggak ingin punya anak, tanggapannya adalah, “Yah, kamu ’kan masih muda dan masih ada waktu untuk berubah pikiran.” Saat kuberi tahu bahwa aku dan suamiku ingin pensiun dini, dia bilang, “Tapi buat apa kamu pensiun dini, kalau enggak punya anak? Apa yang akan kalian lakukan?” Dalam hidup, ada lebih banyak hal selain pergi kerja setiap hari dan mengurus anak. © Chipotleislyfee / Reddit
  • Saat orang-orang yang punya anak mulai ngobrol tentang anak mereka, tiba-tiba mereka memandangmu dan bilang: “Kapan kamu mau punya anak?” Dan ketika kamu jawab kalau enggak ingin punya anak, mereka bilang itu egois, dan mereka nanya siapa yang akan merawatmu kelak. Mereka juga bilang kamu harus punya anak kalau mau punya keluarga sendiri, atau bahwa kamu bilang begitu sebab kamu masih terlalu muda.
  • Mantanku yang terakhir juga kayak gini. Syukurlah, kami cuma pacaran 2 setengah bulan. Menjelang akhir hubungan kami, dia ngechat aku, isinya tentang kami bisa “mencari ibu pengganti, biar kami berdua bahagia” sebab ibu pengganti itu bisa punya anak biologis yang bisa kami besarkan, dan aku enggak mau melahirkan (tapi bukan itu intinya). Lalu, beberapa hari kemudian, ketika kami mendiskusikannya secara pribadi, ternyata dia enggak mengira aku sungguh-sungguh saat aku bilang enggak mau punya anak. Dikiranya aku cuma enggak mau melahirkan.

    Dan ketika kucoba menunjukkan bahwa kami telah membahas ini, dia mencoba menyiratkan kalau aku bohong tentang topik percakapan sebelumnya sebab, “Yah, kamu enggak cukup jelas waktu bilang itu.” Dan pas aku nanya terus terang apa dia enggak masalah kalau enggak pernah punya anak seandainya dia bertahan denganku, tanggapannya adalah, “Kurasa aku enggak masalah dengan itu.” Tidak, tidak, tidak. Aku enggak akan menolerir kata “Kurasa” dalam masalah seperti ini. Jadi aku marah. Responsnya kurang baik. Dia coba mengontakku lagi sebulan setelah putus untuk ngomong. Jadi kubilang, kalau maksudnya ingin balikan lagi, itu takkan terjadi, dan dia jadi marah besar. Dia bilang aku terlalu membesar-besarkan masalah anak sebab dia sebetulnya enggak peduli soal punya anak. Itu enggak akurat banget.
    © ThreadWitch / Reddit
  • Ibu mertuaku selalu bilang kepadaku bahwa dia ingin cucu, mumpung masih muda, sehingga dia bisa main-main dengan mereka dan merawat mereka, jadi aku harus buru-buru; ini masalah waktu. Bukankah harusnya aku yang mutusin apa dan kapan dia akan punya cucu?
  • Faktor-faktor yang paling signifikan bagiku yang bikin aku enggak ingin punya anak adalah TIDUR dan SPONTANITAS! Ketika aku ngasih tahu rekan kerjaku tentang hal ini, dia bilang kayak gini, “Enggak sesulit yang kamu kira, kok.” Lalu, beberapa minggu kemudian, dia datang terus ngomong tentang “bayinya sakit dan enggak bisa tidur” atau “bayinya bangun jam 6 pagi hari ini” (kami kerja di malam hari), dan dia harus merencanakan semuanya jauh-jauh hari sebelumnya, serta dia enggak bisa mengatasi masalah mobilnya sebab enggak punya uang karena bayinya.

    Beruntung, saudari, ibu, dan teman-teman dekatku yang punya anak sangat terus terang soal kayak apa kehidupan mereka, dan mereka enggak nyalahin aku karena enggak mau punya anak! Cuma teman-teman kerjaku yang BENAR-BENAR ingin aku dan suamiku mulai punya anak, hal yang aneh banget sebab, kayaknya... mereka bahkan enggak akan melihat bayi hipotetisku.
    © Artic*nho*1738 / Reddit
  • Aku punya pengalaman nyebelin saat berburu apartemen tahun lalu. Ibu-ibu yang nunjukin aku dan pasanganku apartemen terus mendesak kenapa aku butuh kamar tidur kedua dan bilang hal-hal kayak, kalau cuma ada kami berdua, kenapa satu kamar tidur enggak cukup. Bahkan setelah dijelaskan bahwa kami berdua bekerja dari rumah, dia tetap mencoba memaksakan unit yang lebih kecil. Kurasa kamar tidur di bangunan itu kurang dari 2, jadi mereka membukanya bagi orang yang punya anak? Meskipun kedengarannya aneh, orang-orang tanpa anak juga suka tempat lapang. © South-Housing-748 / Reddit
  • Aku punya bibi yang menyarankan aku untuk pergi ke spesialis. Baginya, kita itu bermasalah kalau enggak punya pasangan atau anak. Kurasa dia menganggap itu sebagai enggak matang atau rasa enggak aman. Aku enggak tersinggung jika dia pertanyakan masalah kesehatan mentalku, tapi ada alasan yang lebih baik daripada “aku enggak mau berkeluarga.” Bagaimanapun, aku enggak ingin menjatuhkannya, dia orang yang baik. Hanya saja dibesarkan dengan nilai-nilai yang berbeda.
  • Aku enggak sengaja mendengar saudariku bilang kepada suaminya bahwa kami harus menyerahkan semua wasiat kami kepada mereka sebab “Kami butuh itu, mereka enggak punya anak (dari kedua pihak). Buat apa uang itu?” Mereka mencoba agar ayah mertuaku memfasilitasi percakapan itu. Jika mereka pikir kamu berhak atas uangku, jangan malu. Bilang aja langsung ke aku! Dia permalukan diri sendiri sebab uangku terkunci dalam perjanjian pranikah. Adapun keadaan wasiatku sekarang, sejumlah besar disisihkan untuk pendidikan, uang muka, dsb., untuk beberapa keponakanku. Sebagian besar dibagikan sebagai dana amal. Layanan Planned Parenthood juga ada dalam daftar! Kekurangajaran dan klaim mereka membuat kepalaku pusing! Hanya karena aku enggak punya anak, enggak berarti otomatis uang itu menjadi hak mereka. © jabmwr / Reddit
  • Aku baru mengenal seorang dokter (wanita) yang biasa kerja sama dengan pasanganku. Dia bertanya tentang pekerjaan impianku, dan kujawab bahwa aku enggak mengimpikan pekerjaan; impianku adalah menjadi cukup aman secara finansial, hingga bisa pensiun sesegera mungkin. “Pensiun? Maksudmu tinggal di rumah dengan bayi?” “...Eng, bukan. Pensiun artinya cukup tabungan untuk enggak usah kerja lagi sambil hidup dengan nyaman.” © PM_ME_PDIDDY / Reddit
  • Ya, ada orang-orang yang bilang, “Kamu enggak akan punya cukup tabungan untuk punya bayi, jadi satu bayi aja cukup.” Ada juga orang yang menghina dan mentertawakanku karena punya hewan peliharaan dan merawatnya dengan baik. Lalu, orang-orang yang enggak punya hewan peliharaan akhirnya juga memeliharanya dan juga merawatnya seperti bayi. Aku selalu heran dan penasaran bagaimana orang bisa membayar perawatan rambut, bulu mata, kuku, dsb., tiap bulan, tapi kurasa kita semua memprioritaskan apa yang ingin kita beli. Aku punya hobi lain, jadi aku belanjakan uangku di sana sebagai gantinya. © knitpurr / Reddit
  • Pasanganku pergi ke ayahnya untuk minta nasihat saat aku ngasih tahu aku enggak mau punya anak. Dia masih muda dan belum banyak memikirkan masalah itu. Nasihat ayahnya adalah bahwa ibunya juga enggak mau punya anak, tapi kemudian dia berubah pikiran! Nasihat macam apa itu? Untungnya, dia setuju denganku. Maksudku, alasan untuk tidak punya anak itu begitu menggoda. Aku cuma enggak mengerti bagaimana seseorang ENGGAK bisa diyakinkan untuk menjalani gaya hidup tanpa anak yang luar biasa. Aku bilang ke pasanganku dalam sebulan, sebab aku enggak mau buang-buang waktu kami kalau dia benar-benar menginginkannya. Hubungan kami enggak akan berhasil jika dia benar-benar ingin anak. © BWanderful / Reddit
  • Baru-baru ini, aku mulai pacaran lagi, dan jumlah cowok seumuranku (35) yang punya anak bikin aku kecil hati. Aku mulai ngobrol dengan seorang cowok, dan katanya dia punya anak, jadi aku bilang kami enggak cocok. Dia bilang aku berpikiran negatif, dengan nanya, gimana aku bisa tahu kalau kami enggak cocok, dsb. Yah, soalnya kamu punya anak dan aku enggak, aku enggak mau punya anak. Ada cowok lain yang bilang kepadaku, dia punya bayi umur 22 bulan. Enggak disebutkan di bagian mana pun dalam profilnya tentang punya anak, lalu saat kukasih tahu bahwa aku enggak mau, dia menghinaku. Sejujurnya, aku bahagia dengan hidupku dan posisiku saat ini dan aku menolak bertahan dengan siapa pun yang enggak mau menambah kebahagiaan hidupku. Aku puas. Jika aku mati sendiri dengan kucing-kucingku, itu lebih baik daripada bertahan untuk hidup sengsara. © Donthurlemogurlx / Reddit
  • Temanku (wanita, umur 30 tahun) kayaknya sangat tertarik agar aku (juga wanita, umur 30 tahun) sesegera mungkin punya anak. Dia mengaku bahwa ini hal paling berat, tapi paling berharga yang pernah dia lakukan. Kalau pun aku dan suamiku mau mencoba punya anak, itu akan sangat mahal karena masalah kesuburan. Seandainya aku hamil, kami harus membayar untuk bayi itu dan semua pengeluarannya selama 18 tahun lebih. Aku bilang ke dia, aku enggak mau terjerumus ke dalam utang cuma karena mencoba untuk hamil. Aku juga suka punya kebebasan untuk melakukan apa yang ingin kulakukan, kapan pun aku inginkan. Aku terlalu “egois” untuk memikul tanggung jawab seumur hidup itu.

    Temanku meyakinkan bahwa biaya membesarkan anak enggak semahal itu. Akan tetapi, dia mengeluh kalau enggak ada tempat penitipan anak yang bisa mengakomodir jadwal kerjanya dan bahwa dia enggak bisa menjangkau biayanya... kata wanita yang rambut, kuku, alis, dan bulu matanya dirawat secara teratur itu. Aku juga melakukan itu, tapi aku enggak terbebani anggaran untuk membesarkan anak. Dia terus-terusan mengeluhkan hal ini, tapi tetap ingin aku mengikuti jejaknya. Apa temanmu juga bersikap kontradiktif dengan diri mereka sendiri saat mencoba meyakinkan kamu untuk punya anak? BetEqual2993 / Reddit
  • Ini terjadi setahun setelah aku dan suami membeli rumah pertama kami! 4 kamar tidur, 2 kamar mandi lengkap dengan wastafel, toilet, dan tempat shower, serta satu wastafel dan toilet. Aku suka sekali. Kami merasa sangat beruntung dan bersyukur. Sejak saat itu, ketika topik itu muncul dalam obrolan santai, aku mendapat tanggapan yang sama dari para peternak. Enggak tahan rasanya bahwa kami satu-satunya pasangan tanpa anak di jalan itu. “Wah, tempat seluas itu, ngasih ruang buat anak-anak?” “Itu terlalu luas, kalau cuma buat kalian berdua.” “Gimana dengan keluarga dengan anak-anak yang butuh rumah itu?” Sori, aku ingin ruang untuk kantor terpisah dan kamar untuk tamu. Oh, kalian harus tahu reaksi yang kudengar saat kubilang aku mengubah kandang menjadi kamar kucing. “Seruangan penuh cuma untuk kucingmu?!” “Pasti enak hidup dengan cara begitu.” Ya. Ya, memang enak. Enak juga rasanya berbagi capaian tanpa dihakimi. © Unsolicited_CatPics / Reddit
  • Waktu aku sudah melewati umur tiga puluhan, ayahku dengan nada berat bilang kepadaku, “Ayah khawatir denganmu. Kamu belum nikah, kamu belum mulai berkeluarga, kamu belum punya anak. Ayah enggak akan bahagia sampai melihatmu bahagia.” Aku enggak bisa menyembunyikan rasa terkejutku. Aku enggak percaya kata-katanya kepadaku. Aku enggak pernah beranggapan bahwa seseorang harus menikah dan punya anak untuk bisa “bahagia”; aku belum menganggap itu perlu, meskipun aku bahagia dengan pasangan dan anjingku. Aku suka anak-anak. Aku suka bekerja dengan anak-anak, mengajar mereka dan bermain dengan mereka, tapi keputusan untuk enggak punya anak masih kokoh. Ini enggak ada kaitannya dengan apa aku akan jadi ayah yang baik atau enggak. Di dunia ini sudah terlalu banyak manusia, dan jika kita semua ingin anak, kita akan mempercepat langkah menuju kehancuran.
  • Aku diberi tahu di tempat kerjaku yang lama, kalau aku akan menjadi ibu yang sangat baik karena begitu penyabar dan baik hati kepada teman-teman kerja, terutama karyawan baru, yang punya BANYAK pertanyaan. Bedanya, aku bisa menjauh dari teman-teman kerjaku, tapi lain cerita dengan anak-anak! Ibuku bilang, aku akan menjadi ibu yang luar biasa—JIKA aku mau, sebab akhirnya, aku enggak akan mau jika hatiku enggak yakin soal itu. Ibuku mengerti, dan aku sangat menghargai ibu karena itu. © Brain_Stew12 / Reddit

Menurutmu apa keuntungan dan kerugian kalau enggak punya anak?

Bagikan Artikel Ini