Orang Kaya Tidak Menghamburkan Uang untuk 13 Hal Ini, Sementara Mereka yang Bokek Rela Berutang
Terdapat banyak hal yang dapat menggambarkan status finansial seseorang. Biasanya, barang-barang seperti ini adalah mantel bulu, perhiasan, dan arloji mahal. Beberapa orang dengan kemampuan finansial rendah selalu siap untuk menabung selama bertahun-tahun atau bahkan mengambil pinjaman untuk dapat membeli barang-barang ini. Namun, orang-orang kaya di seluruh dunia secara bertahap berhenti menunjukkan status sosial mereka lewat cara ini.
Sisi Terang adalah pendukung metode belanja yang masuk akal, jadi, kami ingin menyoroti sejumlah simbol kekayaan yang tidak trendi lagi, sebab masih banyak orang yang belum menyadarinya.
1. Perhiasan emas
Wanita yang kece dan kaya biasanya mengenakan perhiasan emas dalam jumlah sedikit saat menghadiri suatu acara. Selain itu, kualitas barang-barang ini adalah prioritas terbesar mereka. Beberapa dari mereka bahkan lebih suka perhiasan berukuran besar.
Bagi mereka yang posisi keuangannya tidak stabil, membeli emas masih dianggap sebagai investasi. Mereka yakin bahwa dengan membeli emas, kamu menabung untuk masa-masa sulit dalam bentuk kalung atau cincin emas. Oleh karena itu, para wanita yang tidak kaya lebih suka memakai perhiasan dengan berpikir: “Aku mengenakan barang terbaik dari apa yang aku miliki.”
2. Pakaian dan sepatu dari merek mahal
Orang-orang yang sangat kaya biasanya tidak peduli dengan pakaian bermerek dan mengenakan celana jin serta sweter biasa dari pasar bebas yang menjadi koleksi di lemari pakaian dan kehidupan sehari-hari mereka. Dalam salah suatu wawancara, Bill Gates mengatakan bahwa arloji yang ada di pergelangan tangannya cuma seharga $10 (Rp145.000), meski dia mampu membeli jutaan arloji dari merek yang paling terkenal sekali pun. Alih-alih belanja, orang kaya mencoba mencari kesenangan lain yang ditawarkan oleh hidup, seperti hiburan dan jalan-jalan. Ini lebih berarti bagi mereka dibanding tas baru.
3. Bedah plastik
Belakangan ini, operasi plastik lumayan populer di seluruh dunia, semua orang ingin punya tubuh yang sempurna dan wajah tanpa cacat. Para pria kaya bahkan menawarkan untuk membayari pasangannya untuk perubahan ini, sementara pasangannya takkan keberatan sama sekali. Saat ini, makin banyak selebritas dan orang kaya menentang operasi plastik dan lebih menggalakkan sikap mencintai tubuh dan keriputmu sendiri.
Sementara itu, banyak perempuan masih rela membatasi berbagai hal demi berhemat agar uangnya cukup untuk operasi bibir dan dada, juga prosedur lain yang dapat membantu mereka terlihat muda serta memenuhi wujud cantik ideal masa kini, yang sebenarnya mulai dianggap kuno.
4. Mantel bulu
Desainer terkenal dan klien kayanya menolak penggunaan mantel bulu karena tidak menganggapnya etis. Ada sejumlah kasus ketika para advokat hewan menyiram cat ke para perempuan yang mengenakan mantel bulu. Selain itu, negara bagian California punya hukum yang melarang memakai dan menjual bulu alami.
Tapi mantel bulu masih dianggap sebagai barang mewah dan indikator status sosial bagi beberapa perempuan. Meski begitu, secara teori, mantel bulu dapat dengan mudah diganti dengan jaket tahan dingin, mantel musim dingin, atau mantel bulu hangat yang terbuat dari bulu sintetis.
5. Terbang naik kelas bisnis
Orang-orang rasional di seluruh dunia ingin berjalan-jalan dengan sederhana, meski secara finansial mampu membayar lebih. Misalnya, pendiri IKEA, Ingvar Kamprad, meyakini bahwa penerbangan kelas bisnis adalah kemewahan yang tidak perlu, oleh karena itu, semua karyawan IKEA, apa pun level jabatan mereka, selalu terbang naik kelas ekonomi dan menginap di hotel-hotel murah.
Namun, banyak orang dengan pendapatan menengah rela membayar lebih untuk perjalanan kelas bisnis, meski harga tiket pesawat secara keseluruhan terus naik dan tiket kelas bisnis mengalami kenaikan harga paling tinggi. Bahkan, berkat tarif kelas bisnis yang mahal, maskapai penerbangan dapat menjaga tarif yang terjangkau untuk kelas ekonomi. Saat kita tahu tentang fakta ini, penerbangan kelas bisnis tidak lagi terlihat menarik.
6. Peralatan rumah
Orang kaya tidak berusaha untuk membeli peralatan rumah tangga model terbaru. Jika model yang mereka beli masih berfungsi dengan baik, mereka tidak merasa perlu membeli yang baru. Sementara itu, aturan ini terus dilanggar oleh orang-orang berpendapatan menengah, pinjaman atau utang yang sifatnya konsumtif diambil untuk membeli peralatan dan gadget rumah tangga.
Ini juga berlaku untuk peralatan rumah “sekali pakai” seperti mesin pencetak wafel, pembuat pancake, pembuat es krim, dan pembuat fondu, serta alat pijat dengan 15 tipe pijatan. Orang-orang menggunakan peralatan super ini mungkin hanya satu atau 2 kali, lalu kemudian menyimpannya di dalam rak dan dibiarkan menganggur, membuat pemiliknya merasa kurang pintar karena menghabiskan uang untuk ini.
7. Banyak pernak-pernik
Orang-orang sukses mencoba tetap minimalis dalam desain rumah. Orang-orang kaya lebih memilih kesederhanaan saat memilih interior agar tidak terganggu oleh barang-barang rumah tangga dan tidak membuang waktu untuk memilih serta membeli furnitur, atau memperbaikinya. Semua ini membantu mereka meluangkan waktu untuk keluarga, hubungan, bertemu teman, dan bekerja.
Biasanya, orang-orang kelas menengah mencoba mengisi rumah mereka dengan berbagai detail interior dan barang trendi terkini. Mereka berusaha keras untuk terus meningkatkan interior mereka, sampai mengalihkan perhatian dari hal-hal non-materi yang jauh lebih penting.
8. Rumah besar
Orang kaya lebih suka membeli real estate yang menjanjikan, dengan harga murah, untuk menghasilkan keuntungan saat nilai jualnya naik. Sebagai contoh, miliarder Warren Buffett masih tinggal di rumah sederhana yang dia beli pada tahun 1958. Rumahnya yang nyaman di Negara Bagian Nebraska ini hanya menghabiskan $30.000 (Rp430 juta), dan kini harganya diperkirakan bernilai sekitar $650.000 (Rp9 miliar).
Seorang miliarder asal Meksiko yang kekayaannya diperkirakan mencapai $74 miliar (Rp1 kuadriliun), juga tinggal di rumah sederhana yang dia beli sejak lama dan menghindari barang mahal. Amancio Ortega, pendiri waralaba pakaian Zara, juga tidak membiarkan kesuksesannya menuntut gaya hidupnya, dia dan istrinya tinggal di rumah sederhana di Spanyol. Seorang profesor di Universitas Stanford, David Cheriton, yang punya saham Google senilai $1,3 miliar (Rp18 triliun), pernah berkata dalam suatu wawancara, “Orang-orang yang membangun rumah dengan 13 kamar mandi dan sebagainya, ada yang tidak beres dengan mereka.”
Sebaliknya, orang-orang kelas menengah didorong oleh semboyan, “Setiap orang harus menanam pohon, membangun rumah, dan melahirkan seorang anak.” Itu sebabnya kehidupan banyak orang mulai terfokus ke membangun rumah besar, yang terkadang tidak berhenti sampai anak-anaknya tumbuh dewasa. Membangun rumah besar memakan banyak uang, waktu, dan energi, sementara biaya untuk memelihara rumah itu sendiri dan area di sekitarnya menyita sebagian besar penghasilan mereka.
9. Mobil mewah
Saat ini, orang kaya tidak membeli merek mobil baru jika mobilnya masih dalam kondisi baik dan memenuhi semua kebutuhan. Bahkan pemilik Facebook, Mark Zuckerberg, mengendarai Volkswagen dengan transmisi manual. Dia bahkan mengatakan dirinya tidak pernah peduli tentang “terlihat” kaya.
Namun, banyak orang di seluruh dunia menggunakan mobil mahal untuk meningkatkan harga diri mereka padahal tidak punya uang untuk membeli atau memelihara kendaraan seperti ini. Mereka berpikir bisa mengambil kredit mobil kapan saja.
10. Pendidikan mahal
Para miliarder tahu bahwa pendidikan gratis tidak jauh berbeda dibanding yang mahal, sementara kesuksesan dalam hidup diperoleh dengan disiplin, tekad, dan ketekunan. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar internasional kini siap mempekerjakan orang-orang muda jika mereka punya pengetahuan yang diperlukan. Artinya, pengalaman profesional dan keterampilan nyata menjadi lebih penting daripada ijazah perguruan tinggi.
Sementara itu, banyak orang yakin jika mereka membayar pendidikan dan mendapatkan gelar, mereka membeli tiket menuju kehidupan yang sukses. Akibatnya, banyak anak muda mengambil pinjaman besar untuk membayar pendidikan, tapi setelah lulus, mereka harus bekerja di luar bidang mereka selama 5-10 tahun ke depan demi membayar kembali pinjaman itu ke bank, yang berarti mereka menghabiskan tahun-tahun paling berharga dalam hidup untuk menutup utang.
11. Membelikan banyak mainan untuk anak
Orang-orang sukses menyimpulkan bahwa mereka bisa membahayakan anak mereka jika terus-menerus membelikan mainan untuk anak. Penelitian juga membuktikan hal ini, 36 anak ditawarkan kesempatan untuk bermain selama setengah jam dengan 4 atau 16 mainan. Ternyata, anak-anak dari kelompok pertama (yang punya 4 mainan), menunjukkan kreativitas dan memunculkan banyak ide yang lebih menarik saat menggunakan barang yang lebih sedikit. Jika orang tua meluangkan waktu bersama anak dan lebih memperhatikan mereka, anak akan berkembang lebih cepat dibanding jika anak hanya dibiarkan bermain dengan banyak mainan.
Di lain pihak, banyak orang tua mengakui bahwa anak-anak mereka punya mainan terlalu banyak, seperti boneka mainan besar yang bahkan butuh kamar sendiri, jumlah boneka yang begitu banyak hingga bisa membentuk pasukan boneka, dan banyak sekali Lego yang mungkin cukup untuk membangun rumah 2 lantai. Anak tidak punya waktu untuk bermimpi, mereka punya segalanya dan semua keinginan mereka menjadi kenyataan terlalu cepat. Itulah cara orang tua menunjukkan rasa sayang kepada anak dan memberikan barang yang mereka tidak peroleh di masa kecil mereka sendiri.
12. Latihan dan kursus
Kursus pengembangan diri adalah bisnis, dan para pelatihnya tidak tertarik dalam pengembangan efektif klien mereka. Oleh karena itu, mustahil mengubah hidupmu secara drastis dengan bantuan sesi pelatihan seperti ini. Orang-orang sukses tahu bahwa kamu hanya bisa mengubah hidupmu dengan terus berusaha memperbaiki diri dan mengejar tujuan hidup.
Di saat yang sama, program ini menjadi sangat populer di kalangan orang-orang yang berencana menjadi sukses. Meski biayanya cukup tinggi, tiket masih terjual dengan sangat cepat. Orang-orang berpenghasilan rendah sering mencoba menemukan pil ajaib yang akan mengubah hidup mereka menjadi lebih baik. Saat salah satu pil ini tidak bekerja, mereka pun mencari bantuan dari pil lain.
13. Wujud kecantikan
Di zaman sekarang, warna kuku alami menunjukkan status dan kekayaan. Wanita yang sukses lebih menyukai kuku yang rapi dan alami, dengan warna kuteks pastel atau warna nude yang terlihat bagus.
Tapi banyak wanita ingin memastikan manikur mereka terlihat oleh semua orang di sekitar, sehingga mereka sering memilih warna kuteks cerah, desain yang unik dengan berlian imitasi, dan panjang yang berlebihan. Jika masih kurang panjang, mereka akan menggunakan kuku palsu. Gaya ini sering dipilih oleh perempuan kelas menengah yang ingin menunjukkan bahwa mereka punya gaya hidup yang tenang dan santai.
Hal apa yang kamu anggap sebagai bagian dari status sosialmu dan belum siap kamu tinggalkan?