10 Fakta tentang Bekerja dengan Aktor Cilik yang Tidak Kita Ketahui
Dunia pertunjukan merupakan salah satu dari segelintir industri di AS yang legal bagi seorang anak untuk bekerja, yang juga merupakan industri di mana seorang anak bisa menjadi profesional seperti layaknya orang dewasa. Ketika bintang Home Alone, Macaulay Culkin, yang berusia 9 tahun sedang syuting film, dia langsung tidur di lantai saat merasa lelah meskipun di tengah waktu pengambilan adegan, semuanya dilakukan supaya kita bisa menikmati keajaiban film yang sebenarnya.
Di Sisi Terang, kami menyelidiki seperti apa realitas aktor cilik di balik layar.
1. Adanya batasan usia.
Meski begitu, pembatasan sangat bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya. Di beberapa negara bagian bahkan tidak ada batasan usia sama sekali. Namun, sebagian besar pembuatan film dilakukan di California, yaitu negara bagian yang punya salah satu aturan paling protektif. Di sana, seorang anak harus berusia minimal 15 hari untuk bisa bekerja. Selain itu, dilarang untuk mempekerjakan bayi prematur yang berusia kurang dari 1 bulan di California
2. Anak-anak hanya boleh bekerja di waktu tertentu.
Di California, bayi di bawah usia 6 bulan hanya diperbolehkan berada di lokasi syuting selama 2 jam sehari dan tidak boleh bekerja lebih dari 20 menit sehari. Bayi yang berusia 6 bulan hingga 2 tahun boleh berada di tempat kerja selama 4 jam sehari, tapi tidak diperbolehkan bekerja lebih dari 2 jam.
Itulah sebabnya para produser lebih suka menyewa jasa anak kembar dan kembar tiga. Soalnya, anak kembar bisa mengubah 2 jam menjadi 4 jam. Selain itu, jika satu bayi sedang tidak mood, yang lain bisa menggantikannya syuting di saat itu. Bila memungkinkan, sutradara lebih suka menggunakan boneka. Di samping itu, bayi hanya boleh bekerja antara pukul 09:30 hingga pukul 11:30 atau antara pukul 14:30 dan pukul 16:30.
- Anak-anak yang berusia 2-6 tahun boleh berada di lokasi syuting selama 6 jam sehari, tapi hanya boleh bekerja selama 3 jam.
- Untuk aktor yang berusia 6 hingga 9 tahun, mereka boleh berada di lokasi syuting selama 8 jam, tapi bekerja hanya selama 4 jam.
- Aktor usia 9 hingga 16 tahun boleh berada di lokasi syuting selama 9 jam, tapi hanya boleh bekerja selama 5 jam selama hari-hari sekolah. Selama liburan, mereka boleh bekerja hingga 7 jam sehari.
- Anak berusia 17 tahun boleh berada di lokasi syuting selama 10 jam dan bekerja 6 jam sehari. Selama liburan, mereka boleh bekerja hingga 8 jam sehari.
3. Bekerja tidak hanya terdiri dari akting saja.
Jika seorang aktor berusia 8 tahun dan bisa bekerja selama 4 jam, bukan berarti mereka akan berakting sepanjang waktu. Berdandan untuk karakter tersebut, menyiapkan rambut dan makeup, juga waktu yang dihabiskan selama perjalanan antara studio dan lokasi juga dihitung sebagai waktu kerja. Jadi, semakin rumit penampilan karakter, semakin sedikit pula waktu yang tersedia untuk berakting.
4. Aktor cilik punya waktu wajib yang harus dipergunakan untuk urusan sekolah.
Undang-undang aktor cilik menentukan bahwa waktu anak di lokasi syuting harus dibagi menjadi 3 bagian. Pertama, waktu kerja. Selanjutnya, ada waktu rekreasi. Dan yang terakhir, ada waktu sekolah. Bahkan bagi para aktor, pendidikan itu wajib. Untuk alasan ini, jika ada anak kecil di lokasi syuting, produser harus menyiapkan anggaran untuk jasa guru studio.
Guru studio menjadi orang yang bertanggung jawab atas si anak, baik keselamatannya dan pendidikannya. Guru mengetahui semua aturan dan peraturan mengenai si anak sekaligus berperan sebagai penasihat produser dalam segala hal mengenai sang aktor muda. Guru harus selalu hadir di lokasi syuting saat si anak berada di sana, termasuk saat akhir pekan dan hari libur.
5. Membangunkan bayi yang sedang tidur dianggap tidak etis.
Bayi hanya boleh bekerja selama 20 menit setiap kali. Namun, jika bayi kebetulan tidur selama jam kerjanya, tidak boleh ada yang membangunkannya. Mereka dianggap cuti. Untuk alasan ini, selama audisi bayi untuk peran tersebut, terjaga dan tidak menangis merupakan keuntungan besar sehingga dapat meningkatkan peluang mereka untuk dipekerjakan.
Sebagai contoh, Mary-Kate Olsen dan Ashley Olsen mendapat peran Michelle di film Full House karena mereka satu-satunya saudara kembar yang tidak menangis selama audisi.
6. Seorang anak tidak boleh ditinggalkan sendirian.
Harus selalu ada satu orang tua atau wali per anak yang terlihat di lokasi syuting. Jadi, orang tua tidak bisa begitu saja mengantar anak ke lokasi syuting lalu pergi melakukan hal lain di saat itu. Satu-satunya waktu orang tua diizinkan untuk berada jauh dari anak mereka adalah ketika sang aktor tersebut bersama guru studio mereka, belajar.
7. Anak-anak tidak boleh mengetahui konten tertentu.
Saat berada di lokasi syuting, anak-anak harus dijauhkan dari segala hal yang tidak boleh mereka lihat atau ketahui. Para kru harus berhati-hati dengan perilaku dan perkataan mereka saat ada seorang anak di sekitar.
Bahkan jika mereka berakting dalam film horor sekalipun, tidak ada yang diizinkan untuk menakut-nakuti mereka atau membiarkan mereka melihat sesuatu yang tidak seharusnya mereka lihat. Dengan cara ini, mereka hanya bersenang-senang, meskipun filmnya sama sekali tidak menyenangkan. Misalnya, Danny Lloyd yang membintangi film The Shining bahkan tidak tahu bahwa dirinya sedang berakting di film horor.
8. Semua orang di lokasi syuting harus menunjukkan perilaku terbaik mereka.
Lokasi syuting film penuh sesak dengan para aktor, sutradara, dan juru kamera. Setiap orang berlarian sambil memberi arahan, sehingga keadaan di sana sangatlah bising. Akan tetapi, ketika ada bayi di lokasi syuting, semuanya berusaha untuk tetap setenang mungkin.
Anak-anak punya hak unik untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Jika menangis, maka mereka dibiarkan menangis. Jika mereka tidak mood, maka begitulah, dan setiap orang harus menyesuaikan diri, yang bisa saja berarti tidak ada syuting. Oleh karena itu, setiap orang yang bekerja di lokasi syuting bersatu untuk satu tujuan bersama, yaitu: untuk membuat aktor muda tersebut bahagia sekaligus mencegah mereka menangis.
Selain itu, sama pentingnya untuk mengikuti aturan etiket karena anak-anak memang sensitif.
9. Semua riasan harus disetujui.
Aktor cilik tidak boleh ada di posisi yang berisiko bagaimanapun. Akan tetapi, bahkan bayi kecil di lokasi syuting harus duduk di kursi rias. Misalnya, agar si bayi tampak seperti anak baru lahir dalam adegan melahirkan, aktor cilik tersebut diolesi produk semacam jeli dan krim keju. Izin dari orang tua atau wali harus diperoleh terlebih dahulu sebelum mengoleskan apa pun ke kulit bayi.
10. Aktor cilik tidak diperbolehkan mengelola akun media sosialnya sendiri.
Arti kata yang ditandai: “Dikelola oleh orang dewasa”.
Banyak platform media sosial yang tidak mengizinkan orang-orang untuk mendaftar sampai mereka berusia 13 tahun. Aturan yang sama juga berlaku untuk para aktor cilik. Oleh sebab itu, para aktor yang berusia di bawah 13 tahun membutuhkan orang tua atau manajer untuk menjalankan serta memantau akun media sosialnya.
Apakah kamu akan memperkenalkan anakmu ke dunia pertunjukan?