Sisi Terang
Sisi Terang

20+ Fakta tentang Bangsa Tuareg, Salah Satunya, Pria Hanya Boleh Memiliki Satu Unta Setelah Bercerai

Kalau sama sekali tidak terbayang apa pun saat kamu mendengar kata “Tuareg”, artikel ini sudah pasti cocok untukmu. Bangsa Tuareg hidup di Afrika Utara, bahkan di Gurun Sahara.

Kami di Sisi Terang sangat terpukau saat tahu lebih banyak tentang kehidupan kelompok etnis ini. Mereka dipimpin oleh para wanita, sementara para pria harus bekerja dan menutupi wajahnya.

  • Bangsa Tuareg adalah kelompok etnis Berber yang besar dan tidak memiliki negara sendiri. Mereka hidup di wilayah beberapa negara di Afrika Utara dan Barat, termasuk Mali dan Aljazair, serta di Gurun Sahara.
  • Mereka diyakini sebagai bangsa yang sangat berani dan tidak takut akan rintangan, itulah sebabnya Volkswagen Touareg menggunakan nama bangsa ini.
  • Bangsa Tuareg secara tradisional mengenakan pakaian berwarna indigo. Berhubung pakaian ini sedikit luntur di kulit, mereka pun disebut bangsa biru.
  • Dalam masyarakat Tuareg, wanita sangat dihormati karena mereka memiliki status sosial, mewarisi ternak dan properti, dapat mengawali perceraian, dan bahkan membuat mantan suami mereka meninggalkan rumah mereka. Sering kali, unta adalah satu-satunya harta yang dimiliki seorang pria setelah bercerai.
  • Orang tua dan anak-anak mereka (keluarga inti) tinggal di tenda yang dinamai sesuai nama wanita pemilik tenda yang sudah menikah.
  • Banyak kelompok Tuareg memiliki mitos tentang nenek moyang perempuan yang merupakan pendiri tradisi. Salah satunya adalah Tagurmat, yang bertempur di Gunung Bagzan di wilayah Air. Putri kembarnya konon yang memelopori profesi penyembuhan secara herbal.
  • Alasan utama perempuan begitu penting dalam masyarakat Tuareg adalah karena bangsa ini menganggap diri mereka sebagai keturunan dari Ratu Agung Tin Hinan. Menurut legenda, dialah yang menyatukan suku-suku dan menjadi ibu dari bangsa Tuareg.
  • Bangsa Tuareg adalah bangsa matrilineal, yang artinya mereka mencatat garis keturunan melalui wanita.
  • Garis ibu dianggap lebih kuat, karena itulah para pria mewariskan hartanya bukan kepada anak laki-laki mereka, tapi kepada putra saudari perempuannya.
  • Para wanita Tuareg memiliki banyak kebebasan dan keuntungan. Berbeda dengan wanita dari masyarakat Muslim lainnya, mereka tidak menutupi wajah mereka di depan umum.
  • Para wanita tidak bekerja di padang pasir dan tidak menggembala ternak, melainkan hanya mengumpulkan hasil panen.
  • Para pria Tuareg harus mengenakan syal yang menutupi wajah sepanjang hidupnya. Syal ini melindungi mereka dari angin berpasir di Gurun Sahara dan juga merupakan simbol identitas mereka.
  • Fakta bahwa kaum prianya menutupi wajah mereka dan menjaga mata mereka tetap terbuka memiliki arti, yaitu mereka percaya hal itu juga sebagai perlindungan terhadap roh jahat.
  • Selain itu, para pria dapat memakai syalnya tinggi-tinggi, hingga menutupi hidung dan mulutnya. Ini adalah ekspresi rasa hormat terhadap orang yang lebih tinggi derajatnya, orang tua, dan kerabat.
  • Para pria dianggap tidak sopan jika makan di depan wanita yang bukan pasangannya. Para pria juga tidak boleh makan di depan ibu mertua mereka. Hal ini dianggap sebagai perilaku yang sangat tercela. Jika ini terjadi tanpa disengaja, pria itu harus membelakangi ibu mertuanya lalu menyelesaikan makan.
  • Kaum pria kebanyakan menggembala ternak, tapi itu tidak selalu cukup sebagai pencaharian. Jadi, mereka sering menemani karavan, berdagang, dan membuat suvenir untuk wisatawan.
  • Orang Tuareg percaya bahwa saat seorang anak lahir, dia masih memiliki hubungan yang sangat kuat dengan dunia roh. Untuk memutus hubungan itu, satu minggu setelah si anak lahir, rambutnya dicukur dan dia diberi nama rahasia dalam bahasa Tamasheq. Kemudian, dia akan diberi nama Arab yang diambil dari Al-Qur’an di sebuah masjid.
  • Meskipun orang Tuareg menetap di berbagai kota dan sangat ingin berbaur dengan dunia modern, masyarakat mereka secara tradisional bersifat feodal, mulai dari kaum bangsawan, orang berilmu agama, vasal (pengikut), perajin, hingga buruh (dulunya budak).
  • Pembagian ini sangat penting ketika memilih suami. Biasanya, bangsa Tuareg menikahi orang dari kelas yang sama, dan lebih diutamakan salah satu kerabat dekat mereka.
  • Untuk menarik perhatian seorang gadis, seorang pria harus memiliki bakat menulis puisi dan membuat puisi untuk wanita yang disukainya. Para pria akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk memilih kata-kata paling lembut dengan harapan memenangkan hati seorang gadis.
  • Salah satu upacara terpenting dalam kehidupan masyarakat Tuareg adalah minum teh. Ada banyak variasi, peraturan, dan ritual untuk minum teh. Mereka meminum teh setiap usai makan, dan ini menjadi pertanda sudah waktunya untuk tidur sebentar.
  • Dianggap tidak sopan jika seseorang yang datang berkunjung tidak minum setidaknya satu cangkir teh. Kalau kamu minum 3 cangkir, orang-orang ini akan sangat senang menyambutmu di rumahnya.
  • Bangsa Tuareg mengatakan bahwa secangkir teh yang pertama rasanya pahit seperti kehidupan: rasa teh hijau Tiongkok yang tidak dicampur dengan air. Cangkir kedua manis seperti cinta: mereka menambahkan lebih banyak gula, dan tehnya sudah tidak terlalu pekat. Cangkir ketiga seringan napas terakhir: tehnya sangat cair dengan sedikit gula.
  • Meskipun tradisi dan kebiasaan bangsa mereka masih sangat kuat, mereka membuka diri kepada dunia. Siapa pun dapat mengunjungi pagelaran musik atau budaya mereka, dan bahkan menyaksikan beberapa penampilan.
  • Pada tahun 2015, film drama musikal pertama dirilis (dalam bahasa Tamasheq) yang menceritakan kisah seorang musisi Tuareg.

Bagaimana pendapatmu tentang adat istiadat bangsa Tuareg dan pandangan mereka mengenai pria dan wanita?

Kredit foto pratinjau EAST NEWS
Sisi Terang/Tempat-tempa/20+ Fakta tentang Bangsa Tuareg, Salah Satunya, Pria Hanya Boleh Memiliki Satu Unta Setelah Bercerai
Bagikan Artikel Ini