10 Pro dan Kontra Kehadiran Suami saat Kelahiran Anak
Meskipun sebagian pria dengan senang hati menyambut anak mereka dan membantu istri mereka selama persalinan, ada sebagian yang tidak ingin hadir saat kelahiran anak mereka. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang keuntungan dan kerugian dari kehadiran suami saat proses persalinan. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari lebih lanjut tentang hal-hal yang dapat terjadi pada kedua kasus.
Hari ini, Sisi Terang ingin menunjukkan kepadamu beberapa sisi positif dan negatif dari keputusan pria untuk menjadi bagian dari momen besar ini. Sebagai bonus, kami punya beberapa cerita dari mereka yang menjalani kelahiran anak bersama.
Kontra 1: Rasa sakit bisa lebih intens.
Oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta, dibutuhkan untuk persalinan yang lebih mudah dan tidak terlalu menyakitkan. Itu sebabnya lebih baik bagi para pria untuk menjauh jika mereka tidak siap, kurang informasi, atau takut akan seluruh proses persalinan. Kecemasan mereka bisa menambah ketegangan di seluruh ruangan dan bahkan bisa menyebabkan situasi ketika adrenalin ibu meningkat dan hormon cinta menurun.
Kontra 2: Pria mungkin mengalami depresi.
Ada pria yang mulai merasa tidak berdaya dan putus asa setelah menyaksikan persalinan. Hal ini terjadi karena mereka tidak bisa berbuat banyak untuk membantu, para petugas medis menghindari mereka, dan mereka takut akan terjadi sesuatu kepada nyawa istri mereka. Semua perasaan ini biasanya tidak diungkapkan dan tersimpan jauh di alam bawah sadar mereka. Gejala-gejala depresi termasuk penambahan/penurunan berat badan, sakit kepala, kelelahan, atau bahkan mengisolasi diri dari teman-teman dan keluarga.
Kontra 3: Bisa membuat kehidupan cinta menjadi rumit.
Sementara mayoritas pria merasa baik-baik saja setelah menyaksikan kelahiran anak mereka, ada beberapa yang tidak siap. Itulah sebabnya kehidupan cinta beberapa pasangan bisa menjadi taruhannya. Menyaksikan persalinan dapat meminimalkan perasaan yang dimiliki pasangan terhadap satu sama lain, yang dapat mengubah hubungan mereka menjadi sekadar teman baik.
Kontra 4: Proses kelahiran mungkin memakan waktu lebih lama.
Saat ibu menggendong bayi untuk pertama kalinya, dia butuh fokus hanya kepada si kecil. Menatap mata anaknya, menciumnya, dan merasakan kontak kulit untuk pertama kali akan mengalihkan perhatiannya dari segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Ini juga akan membantunya mendorong plasenta keluar, sebab hormon cinta sangat penting bahkan setelah bayi lahir. Namun, jika sang ayah ada di sana, dia bisa memicu adrenalin dan menurunkan kadar hormon yang dibutuhkan.
Kontra 5: Beberapa hal yang dilakukan pria membuat istri kesal.
Meskipun para pria memutuskan bahwa mereka ingin hadir bagi pasangan dan anak mereka, ini bisa berubah menjadi ide yang sangat buruk. Hal ini bisa benar-benar terjadi apabila persalinan berlangsung lebih dari 12 jam. Sebagian pria mulai makan di kamar, menonton video di ponsel, dan bahkan mungkin pergi saat proses melahirkan. Selain itu, mereka juga mungkin mulai merasa mengantuk karena pacuan adrenalin saat mencoba untuk sampai ke rumah sakit tepat waktu.
Pro 1: Sang ayah akan hadir di menit-menit pertama kehidupan si bayi.
Meskipun beberapa pria takut dan berpikir dua kali sebelum momen besar ini, proses persalinan yang tidak bisa diprediksi tidak akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memilih. Melihat orang yang mereka cintai kesakitan dan berada di sampingnya adalah satu-satunya yang mereka pikirkan, hal ini dapat berubah menjadi kenangan yang tak terlupakan dan memberikan kesempatan kepada para pria untuk melihat menit-menit pertama bayinya ada di dunia ini.
Pro 2: Sang ayah bisa membantu proses menyusui sejak awal.
Tidak mudah bagi bayi yang baru lahir untuk langsung menyusu, tetapi begitu mereka bisa, sang ibu tidak mau bergerak karena tidak ingin mengganggu bayinya. Bahkan dari percobaan pertama di rumah sakit, sang ayah dapat membantu. Dia bisa memberi istrinya minuman, menambahkan satu atau dua bantal, membuat bayi serdawa, dan bahkan memberikan pijatan ringan untuk sang istri.
Pro 3: Para suami bisa memberikan dukungan mental dan fisik.
Calon ayah harus berada di samping istri selama persalinan karena mereka bisa membantu istri untuk merasa santai dan membuat istri tertawa. Bahkan meskipun mengandung kecemasan, pembicaraan tentang akan bertemu bayi secara tidak langsung dan signifikan dapat meningkatkan pengalaman persalinan. Sang ibu akan kurang tidur dan kelelahan, dan mungkin sedang dalam pengaruh obat, namun ketika suaminya mendampingi, dia bisa bersantai karena tahu bahwa bayinya berada di tangan yang tepat.
Pro 4: Sang ayah akan lebih dekat dengan anak setelah lahir.
Belakangan ini, para ayah menjadi lebih banyak terlibat dalam kehidupan anak mereka. Hadir menemani selama tes kehamilan, pemeriksaan rutin ke dokter, ultrasonik, dan kelahiran anak dapat berdampak besar. Hal ini juga memengaruhi perkembangan emosi dan kognitif anak.
Pro 5: Sang suami akan mampu membuat keputusan dengan cepat.
Kadang terjadi sesuatu di luar dugaan ketika melahirkan, meskipun proses persalinan berjalan lancar tanpa komplikasi. Dalam hal ini, kamu mungkin harus membuat keputusan yang tidak direncanakan sebelumnya dan sang suami akan hadir untuk membantumu. Bahkan ada beberapa kasus ketika kehadiran sang suami menyelamatkan nyawa istri dan anak.
Bonus: Orang-orang yang membagikan cerita mereka dari ruang bersalin.
Bagaimana pengalamanmu? Apakah kamu memiliki alasan kenapa ayah harus atau tidak boleh berada di ruang bersalin?