12 Cara agar Orang Tua Bisa Menjadi Teladan bagi Anak-Anaknya
Mungkin salah satu hal yang paling rumit ketika menjadi orang tua adalah menjadi panutan bagi anak-anakmu. Tidak dapat dimungkiri, ketika menjadi orang tua, akan ada sepasang mata yang terus mengawasi kita sepanjang hari. Siapa lagi kalau bukan anak-anak kita yang mencontoh semua hal yang kita lakukan.
Itulah sebabnya, di Sisi Terang, kami ingin menunjukkan kepadamu 12 cara agar kamu bisa menjadi panutan bagi putra maupun putrimu tanpa harus bersusah payah.
1. Bersikaplah optimis dalam hidup.
Seperti yang kita tahu, bersikap optimis sepanjang waktu adalah hal yang mustahil, terutama di Senin pagi, atau di penghujung hari setelah mengalami kejadian buruk di tempat kerja. Adakalanya rasa lelah menguasai kita, tetapi ada baiknya anak-anak tidak melihat hal-hal negatif terpancar dari diri kita. Mereka harus melihat sosok ibu atau ayah yang pantang menyerah, apa pun yang terjadi dalam hidup. Cepat atau lambat, anak-anak akan belajar meniru cara pandang yang optimistis ini.
2. Perhatikan nada bicaramu.
Terkadang, orang dewasa lupa memperhatikan caranya berbicara dengan anak-anak. Ingatlah bahwa caramu berbicara akan sangat memengaruhi perilaku anak-anakmu. Nada bicaramu adalah segalanya: jangan berteriak dan jangan pula menyinggung. Sebaliknya, alangkah baiknya memberi tanggapan dengan nada empati. Jangan lupa, suaramu harus tenang dan penuh pengertian.
3. Ajari gaya hidup sehat.
Tanyakan kepada dirimu sendiri seberapa sering anak-anakmu melihatmu mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang seimbang, berolahraga, atau merawat diri sendiri. Itu semua merupakan kebiasaan baik dalam hidup yang bisa mereka tiru. Akan tetapi, jika mereka melihatmu makan junk food sepanjang waktu atau tidak minum cukup air putih, mereka juga akan menirunya di kemudian hari. Hal logis yang harus dilakukan adalah mengajari mereka kebiasaan baik yang bisa mereka praktikkan sepanjang hidup mereka.
4. Libatkan diri dalam kehidupan anakmu.
Tidak peduli seberapa besar atau penting suatu peristiwa, selalu libatkan dirimu dalam kehidupan anak-anakmu. Dengan cara ini, mereka akan belajar betapa pentingnya untuk selalu ada bagi satu sama lain setiap saat. Ketika melihat anak mereka tumbuh, sebagian orang tua merasa waktu berjalan terlalu cepat. Padahal, kuncinya adalah setiap tindakan kecil yang kamu lakukan dengan anakmu.
5. Jangan pernah menyerah terhadap tekanan orang lain.
Tekanan sosial sangatlah berpengaruh, bahkan bagi orang dewasa sekalipun. Kita kerap kali melakukan sesuatu agar “tidak terlihat buruk”, tetapi melakukan hal tersebut karena provokasi seseorang bukanlah contoh yang baik bagi anak-anak kita. Anak-anak tidak akan melupakan saat-saat kamu melakukan hal-hal yang kurang terhormat. Pertahankan prinsipmu di atas segalanya.
6. Tersenyum dan bersenang-senanglah dari waktu ke waktu.
Orang tua selalu ingin memberikan segalanya kepada anak-anak mereka supaya tidak kekurangan apa-apa. Meski begitu, anak-anak akan mengenang momen-momen lucu saat mereka bersenang-senang atau tertawa lepas denganmu. Jangan lewatkan kesempatan untuk tertawa bersama mereka, singkirkan rasa bersalah karena meninggalkan pekerjaan selama setengah jam. Kehidupan di luar sana sudah cukup rumit; hidup sudah seharusnya lebih bahagia di rumah.
7. Tunjukkan kebaikan.
Anakmu akan memperhatikan tindakan kebaikan sekecil apa pun yang kamu lakukan untuk orang lain, entah kamu menjadi sukarelawan dalam kegiatan amal atau sekadar memberi tempat dudukmu kepada orang lain saat naik transportasi umum. Anak-anak akan belajar melalui tindakanmu yang murah hati. Ketika kamu bersikap baik kepada orang lain, mereka akan melihat hal tersebut sebagai panutan dalam menjalani hidup dan akan menirunya.
8. Jangan terlalu memaksakan.
Jangan berusaha terlalu keras. Kami paham, hal ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi kita. Namun, ada saja orang tua yang ingin memberikan contoh yang baik dengan terlalu menuntut sehingga terkesan berlebihan dalam gaya pengasuhan mereka. Meskipun kamu secara sadar berusaha memberi contoh yang baik, bertindaklah secara proporsional. Jangan terlalu memaksa anak-anakmu hanya demi menjadi panutan yang positif, atau kamu malah akan terlihat palsu.
9. Tunjukkan kehidupan yang stabil kepada mereka.
Anak-anak menginginkan cinta dan perhatianmu, tetapi mereka juga butuh stabilitas. Inilah tulang punggung kehidupan seorang anak. Kurangnya kebiasaan yang terstruktur bahkan bisa berujung pada masalah perilaku dan kesehatan, serta kecemasan. Ini artinya kamu juga harus memiliki rutinitas makan, tidur, rekreasi, dan pekerjaan rumah yang terjadwal.
10. Tunjukkan kepada mereka apa yang kamu lakukan untuk mencari nafkah.
Semua orang tua pasti ingin anak-anaknya menjadi manusia yang berguna, dan hal ini erat kaitannya dengan mendapatkan sesuatu melalui usaha, bakat, atau kerja keras, bukan? Nah, kamu bisa menunjukkan kepada sang anak bagaimana caramu mencari nafkah dengan mengajaknya ke tempat kerjamu (kapan pun kamu bisa) atau sekadar berbicara dengannya tentang apa yang kamu lakukan untuk menghidupi seluruh anggota keluarga.
11. Bersikap jujur.
Berbohong demi kebaikan memang tampak seperti cara lama yang cukup efektif. Kita semua tumbuh dengan mendengar maupun mempraktikkannya. Namun, barangkali inilah saatnya untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Jangan mengatakan sesuatu kepada sang anak hanya untuk membuatnya tenang atau supaya dia tidak mengganggumu. Bersikap jujurlah di atas segalanya, dan jangan mengajari mereka bahwa berbohong itu bisa diterima.
12. Ikuti alurnya.
Hal yang paling penting, pastikan kamu mempraktikkan apa yang kamu katakan. Bersikaplah konsisten dalam bertindak dan tetap teguh dalam segala situasi. Menjadi panutan yang positif dalam kehidupan anak-anak mungkin tampak seperti beban yang sangat besar, tetapi tidak demikian jika kamu menganggap hal itu hanyalah soal mengikuti prinsip serta menunjukkan kepada mereka dengan cara yang murah hati dan penuh empati.
Hal-hal lain apa lagi yang menurutmu penting terkait mendidik anak melalui teladan?