Sisi Terang
Sisi Terang

12 Mama Seleb Berbagi Hal-Hal yang Menurut Mereka Menyebalkan ketika Menjadi Ibu

Kita sering kali membaca berbagai wawancara tentang pengalaman para aktris, penyanyi, dan model terkenal dalam mengasuh anak mereka. Biasanya, mereka mengatakan bahwa menjadi ibu membantu mereka menemukan jati diri dan bahwa mereka belajar banyak dari anak-anaknya. Rihanna, contohnya, menyatakan bahwa memiliki anak sudah lama menjadi impian terbesar dalam hidupnya. Namun, terkadang selebritas tak hanya siap membahas hal-hal positif dari menjadi ibu, karena mereka juga bicara soal kurang tidur, masalah kesehatan, keraguan yang terus mereka rasakan, dan bahkan kadang membicarakan depresi pascapersalinan.

Kami di Sisi Terang mendengarkan para seleb yang tidak takut membicarakan tentang sisi lain dari pengalaman mereka menjadi ibu.

Emily Blunt

Aktris Emily Blunt yang melahirkan putri keduanya di tahun 2016 membandingkan menyusui dengan tsunami. “Setelah kami pulang dari rumah sakit, aku enggak mandi selama seminggu, lalu aku bilang, ’Yuk, kita makan malam di luar.’ Aku cuma bisa bertahan sekitar satu jam, karena payudaraku mengeluarkan banyak sekali ASI.”

Ketika Emily Blunt menceritakan tentang proses menyusui putri pertamanya, dia bilang bahwa rupanya tubuhnya mengira dia punya 12 anak, bukannya 1. “Aku bisa jadi ibu susu kalau di Abad Pertengahan,” ucapnya.

Blake Lively

“Punya bayi artinya hidup dalam situasi tak terduga terus-menerus,” ucap aktris yang memiliki 3 putri ini. “Kamu tidak pernah tahu kapan akan terkena BAB anakmu, kapan akan mendapat senyum lebar darinya, atau kapan senyum itu akan segera berubah menjadi tangisan histeris.”

Hilary Duff

Aktris sekaligus ibu 3 anak ini mengakui bahwa bagian terbesar dari stresnya dalam mengasuh anak berkaitan dengan rasa bersalah. “Kalau aku sedang syuting dan tidak bertemu anak-anakku selama dua hari, atau jika aku harus pergi pagi-pagi buta dan bekerja sampai larut malam, atau aku melewatkan waktu menidurkan anak-anak—sungguh gila bagaimana rasa bersalah itu bisa menyertaimu sepanjang hari dan membuatmu terjaga sepanjang malam.”

“Ada momen-momen saat aku lupa membawa susu untuk putriku yang berumur 18 bulan. Dia ikut pergi seharian denganku, lalu saat kami berada di tengah kemacetan dan tiba waktunya dia harus minum susu, dia menangis histeris. Aku mengacak-acak tasku sambil berpikir, ’Kok aku bisa lupa membawa susunya? Aku selalu memberi dia susu di waktu yang sama setiap hari. Kenapa bisa lupa?’

Pernah juga suatu ketika, saat mengantar putraku yang waktu itu berusia 8 tahun ke sekolah, kulihat semua anak memakai pakaian bebas alih-alih seragam. Aku lupa itu hari berpakaian bebas. Aku langsung membatin, ’Ya Tuhanku, aku payah.’”

Keira Knightley

Menurut Keira Knightley, ketika menjadi ibu, wanita menjalani maraton fisik dan emosi. Dan “mengakui kesulitan yang dihadapi saat menjadi ibu tidak menjadikan dia orang tua yang kurang baik”. “Itu bukan berarti aku tidak menyayangi anakku. Aku cuma mengakui bahwa kurang tidur, perubahan hormon, perubahan dalam hubungan dengan pasanganku, adalah hal-hal yang membuatku merasa seolah aku gagal setiap harinya,” ucapnya. “Aku harus mengingatkan diri sendiri bahwa aku tidak gagal, aku cuma melakukan apa yang bisa kulakukan, tapi itu tidak mudah.”

Pada tahun 2019, Keira Knightley melahirkan anak keduanya. “Bayi yang kukira akan [duduk] dan sangat mudah diawasi untuk waktu yang cukup lama, di umur 9 bulan mulai berdiri dan berjalan. Kurasa kalau situasinya berbada, aku pasti akan berpikir, ’Wah, anakku genius!’ Tapi saat itu, reaksiku adalah, ’Duduklah. Kita belum siap untuk itu.’”

Chrissy Teigen

Model dan presenter TV ini mengaku bahwa dia mencoba untuk tidak memberi nasihat kepada ibu-ibu lain, karena kata-kata paling sepele sekalipun bisa sangat kuat pengaruhnya. “Setelah melahirkan anak perempuanku, aku sering curhat dan mengeluh bahwa rasanya seperti dia tidak terhubung denganku, dan aku merasa sangat sedih karena dia tidak terhubung denganku, padahal aku ibunya dan menghabiskan begitu banyak waktu dengannya. Begitu banyak teman wanitaku yang bilang, ’Tunggu sampai kamu punya anak laki-laki. Anak laki-laki akan langsung menyayangimu.’

Lalu aku melahirkan anak lelaki, tapi dia tidak seperti yang dikatakan orang-orang. Itu sangat berat untuk kulalui, hanya karena para ibu lain mengatakan seharusnya begitu. Aku diberi tahu bahwa bocah lelaki kecil ini tidak akan menginginkan apa pun kecuali ibunya, tapi itu tidak terjadi kepadaku. Dan saat itulah perlahan-lahan aku mulai menyadari bahwa tidak ada yang pasti. Kita tidak pernah tahu.”

Susan Sarandon

Susan Sarandon dikritik karena melahirkan bayi di umur 39 tahun. Aktris ini bercerita bahwa nasihat terburuk yang pernah dia dapatkan adalah “untuk tidak usah memikirkan punya anak demi kariernya”. “Aku melahirkan bayi pertama di umur 39 tahun dan bayi ketiga di umur 45 tahun. Setiap kali mengandung, [orang-orang] bilang, “Kamu gila, ya? Jangan!”

Susan juga menasihati para calon ibu agar tidak berusaha untuk selalu sempurna dalam segala hal. “Cobalah untuk menikmati sebaik-baiknya momen melahirkan dan lainnya, karena itu semacam petualangan dalam cerita fiksi ilmiah yang luar biasa. Cobalah untuk tidak berpikir kamu harus sempurna.”

Jennifer Lopez

Menurut J. Lo, tak seorang pun bisa membayangkan seperti apa rasanya menjadi ibu sampai dia menjadi ibu. “Dulu aku sering menasihati teman-temanku yang punya anak dan mereka menatapku dengan sangat aneh. Lalu, ketika sudah punya dua anak, begitu punya dua anak, aku langsung meminta maaf kepada semua teman-temanku.”

Aishwarya Rai

Aktris sekaligus pemenang “Miss World 1994” ini menjadi berita utama di berbagai surat kabar setelah hadir di karpet merah 6 bulan pascamelahirkan. Semua orang membahas tubuhnya yang berisi, yang diperjelas oleh gaun ketatnya. Tapi dia mencoba untuk tidak menggubrisnya.

“Tiba-tiba, kenaikan berat badan menjadi tidak masalah. Tidak masalah jika tubuhmu berubah secara fisik karena alasan kesehatan atau alasan lainnya, dan tidak masalah untuk memilih gaun sesuai keinginanmu,” tutur sang aktris. Omong-omong, dia kemudian berhasil kembali ke berat badan semulanya saat memang diharuskan.

Penélope Cruz

Penélope Cruz mengakui bahwa dia tidak ’menghargai’ dirinya sendiri karena tunduk pada tekanan orang-orang setelah dia melahirkan. Dia bilang bahwa dia merasa ditekan untuk tampil sempurna hanya dalam beberapa jam setelah melahirkan dan ’lupa’ merawat dirinya sendiri.

“Aku merasa menjadi orang yang berbeda. Saat pertama [kali] punya anak, aku memaksa diri untuk bersikap seperti wanita super. ’Aku akan melahirkan secara normal, lalu 12 jam kemudian aku keluar dari rumah sakit memakai sepatu hak tinggi.’ Itu tidak ada kaitannya dengan feminisme. Aku tidak menghargai diriku sendiri dengan melakukan itu,” ucap aktris pemenang Oscar itu.

Beyoncé

Beyoncé juga mengakui awalnya dia mengikuti stereotipe dan berhasil memangkas kenaikan berat badannya dengan sangat cepat setelah melahirkan anak pertama. “Setelah kelahiran anak pertamaku, aku percaya pada hal-hal yang dikatakan orang-orang tentang harus seperti apa penampilan tubuhku. Aku memberi tekanan kepada diriku sendiri untuk mencapai berat badanku seperti saat sebelum hamil dalam tiga bulan, dan menjadwalkan tur kecil untuk memastikan aku akan melakukannya. Kalau diingat lagi, itu gila. Aku masih menyusui saat tampil dalam pertunjukan-pertunjukan itu.”

Setelah melahirkan si kembar, Beyoncé menulis sebuah esai yang mengungkapkan bagaimana tubuhnya berubah. “Berat badanku 98,88 kg di hari aku melahirkan si kembar. Kesehatanku dan anak-anakku dalam bahaya, jadi aku menjalani operasi Caesar darurat. Kami menghabiskan berminggu-minggu di NICU.
Setelah operasi Caesar, otot intiku terasa berbeda. Aku butuh waktu untuk sembuh dan memulihkan diri. Selama pemulihan, aku memberikan cinta kepada diriku sendiri dan merawat diriku. Aku pun menerima keadaan tubuhku yang lebih berisi. Aku mengikuti keinginan tubuhku mau seperti apa. Sampai hari ini, lengan, bahu, dada, dan pahaku lebih berisi. Perutku sedikit buncit, tapi aku tidak ingin buru-buru menyingkirkannya. Kurasa seperti inilah yang seharusnya.”

Rachel Weisz

“Kurasa salah satu hal yang tidak boleh banyak dibahas oleh para ibu... adalah momen-momen ketika kamu merasa kesal atau stres di rumah dengan anak-anak,” ucap aktris sekaligus ibu 2 anak itu. “Momen-momen saat semua kekacauan bercampur jadi satu dan kamu merasa ingin berteriak.” Rachel merasa bahwa para ibu kurang memiliki kesempatan “untuk berkumpul dan membahas rasa frustrasi mereka secara terbuka, tanpa takut dihakimi”.

“Kurasa, terkadang kita mendapat tekanan yang terlalu besar untuk menjadi ibu yang sempurna, untuk selalu berempati dan penyayang... Tiap wanita butuh teman wanita yang baik untuk tempat curhat dan bilang, ’Aku enggak sanggup menghadapi semuanya hari ini.’”

Anne Hathaway

Aktris dengan 2 anak ini mengakui bahwa dia telah berjuang melawan infertilitas. “Serius, bagi semua orang yang mengalami infertilitas dan kesulitan untuk hamil, ketahuilah bahwa jalan menuju kedua kehamilanku tidaklah mulus.”

Setelah kelahiran anak pertamanya, Anne Hathaway mengunggah sebuah foto celana jinnya dan mendorong para wanita untuk tidak malu dengan kenaikan berat badan. Dia menulis, “Tidak perlu malu jika berat badanmu naik selama masa kehamilan (atau kapan pun). Tidak perlu malu jika kamu harus mengubah celana jinmu jadi celana pendek, karena celana jin musim panas lalu sudah tidak muat untuk paha musim panas ini. Tubuh bisa berubah. Tubuh bisa melar. Tubuh bisa menyusut. Itu semua cinta (jangan biarkan siapa pun mengatakan yang sebaliknya).”

Menurutmu, topik apa yang seharusnya diangkat oleh para orang tua?

Bagikan Artikel Ini