Sisi Terang
Sisi Terang

15+ Cerita ketika Tingkah Anak-Anak Membuat Strategi Pengasuhan dari Orang Tua Sia-Sia

Membesarkan anak adalah tugas yang rumit. Orang tua harus mampu mempertahankan otoritas mereka, tapi pada saat yang sama, tidak melampaui batas. Hal yang paling sulit adalah tidak tertawa saat anakmu menerjemahkan aturanmu dengan caranya sendiri dan saat segalanya berbeda 180° dari yang kamu bayangkan.

Hari ini, Sisi Terang menemukan diskusi menarik dan mengumpulkan komentar dari beberapa orang tua yang menceritakan soal anak-anak mereka.

  • Aku bilang kepada anak-anakku berulang kali bahwa kalau aku menemukan sampah atau barang berantakan lagi di lantai kamar tidur mereka, aku akan menyumbangkannya ke toko barang bekas. Aku bilang ke mereka bahwa mereka punya waktu 15 menit untuk membersihkannya dari lantai. Aku pun kembali dan menemukan semuanya sudah dirapikan, tapi ternyata mereka juga pergi ke lemari dapur dan menaruh semua makanan yang tidak mereka suka dalam tumpukan yang rapi tepat di lantai di tengah ruangan. © mollymuppet78 / Reddit
  • Aku mengajari anakku yang berumur 4 tahun untuk selalu memuji orang yang menghinanya. Suatu hari, ibuku sedang belanja bathing suit (sejenis baju renang). Pada titik tertentu, seorang wanita yang sedang mencoba celana berkata kasar kepada ibuku yang meminta pendapatku, dan putriku melihat ibuku merasa kesal. Dia tiba-tiba muncul dari belakangku dan bilang kepada wanita itu, “Gigi kuningmu cantik ya!” © berthejew / Reddit
  • Anak-anakku memohon kepadaku agar dibolehkan memelihara hewan. Jujur, aku tidak ingin merawat hewan peliharaan. Aku bilang kepada mereka, jika mereka bisa menjaga kebersihan kamar mereka selama 6 bulan tanpa perlu aku suruh, mereka boleh memelihara hewan. Anak bungsuku kemudian mulai membersihkan kamarnya, lalu memindahkan pakaian dan kantong tidurnya ke lorong dan mengunci pintu agar kamarnya tidak kotor. Lalu, dia pun tidur di lorong. © DONT_PM_ME_BR***TS / Reddit
  • Aku mengajari anak-anakku bahwa hidup tidak selalu adil. Kemudian, aku bermain tic-tac-toe dengan anak bungsuku. Dia menutupi kolom yang ingin dia pakai untuk menang. Saat aku bilang bahwa bermain curang itu tidak adil dan aku tidak ingin bermain jika dia curang, dia mengingatkanku, “Hidup ini enggak adil, Ma.” Baiklah, Nak. © miseleigh / Reddit
  • Aku ingin mengajari anakku nilai uang dan punya etos kerja. Karena dia terus ingin membeli banyak hal untuk game online, aku pun memutuskan ini akan menjadi momen yang tepat untuk mengajarinya. Keadaan ini tentunya saling menguntungkan karena dia baru saja mencapai usia yang menurutku pas untuk mulai melakukan tugas rumah. Jadi, aku membuat bagan tugas dan memberi nilai yang bisa diuangkan untuk setiap tugasnya. Kami menetapkan jadwal dan mengatur segalanya. Semua berjalan dengan lancar, setiap hari. Tanpa bertanya, dia mencuci piring, membersihkan kamarnya, membuang kotoran anjing, semua berjalan luar biasa. Kemudian, suatu hari, aku pulang dan dia belum mengerjakan tugas rumah sama sekali. Aku bertanya kepadanya, “Hei, kenapa cuciannya belum bersih?” Dia mengatakan dia sudah menghasilkan banyak uang selama beberapa hari terakhir ini, jadi, dia sudah membeli barang yang dia butuhkan. Sulit untuk berdebat dengannya. © dgmilo8085 / Reddit
  • Aku melihat tayangan di berita lokal tentang balita yang menyelamatkan nyawa ibunya dengan menelepon 911 saat ibunya pingsan. Aku berpikir, mengajari anakku soal 911 adalah ide yang bagus. Aku pun kedatangan 2 polisi di depan pintu rumahku 5 menit kemudian. © relevant_tangent / Reddit
  • Ketika putra sulungku berusia sekitar 3 atau 4 tahun, kami menyadari bahwa dia mulai bertingkah sangat manja dan materialistis. Kami selalu mencoba membuatnya melihat betapa beruntungnya dia saat ini, tapi dia terus meminta mainan, permen, serta camilan yang dia lihat di mana saja kepada kami. Pada saat itu, aku menemukan sejumlah foto keren yang menampilkan seorang fotografer berkeliling dunia dan mengambil foto berbagai anak dengan barang paling berharga milik mereka. Ada juga foto anak-anak dari negara berkembang, yang biasanya menunjukkan anak-anak yang cuma membawa satu boneka usang yang kotor. Kupikir, aku akan mengambil langkah pola asuh yang brilian dengan mengajaknya duduk dan melihat foto tadi bersamanya. Kami melihat-lihat foto ini dan membahas semuanya. Kami akhirnya melihat satu foto dengan seorang anak laki-laki berdiri di ranjangnya bersama satu barangnya, boneka monyet yang sangat lucu dan tampak kotor. Anakku melihatnya untuk waktu yang lama. Aku bisa melihat matanya berputar. “Berhasil!” pikirku. Setelah lama terdiam, dia akhirnya melihat ke arahku, memberiku senyuman manis, dan berkata, “Aku ingin monyet itu.” © forever_monstro / Reddit
  • Saat putriku masih kecil, aku mencoba mengajarinya nilai uang dan memutuskan untuk memberinya uang saku. Dia punya beberapa tugas yang harus dilakukan di rumah dan setelah itu, pada akhir pekan sebelum kami pergi keluar, aku memberinya $5 (Rp71.000). Aku menjelaskan bahwa karena dia membantu dan melakukan tugas-tugasnya, dia layak mendapatkan uang untuk membeli apa pun yang dia mau. Dia dengan senang hati menerima dan menyimpan uang itu di kamarnya, aku tidak memikirkan apa pun tentang hal itu. Malamnya, sebelum aku menyelimutinya untuk tidur dan setelah membacakan cerita untuknya, dia pergi ke wadah uangnya, mengeluarkan $2 (Rp29.000), dan memberikannya kepadaku. Dia lalu menjelaskan uang itu diberikan karena aku adalah ayah yang baik. © Tsquaredp / Reddit
  • Saat aku berusia sekitar 2 tahun, keluargaku menonton pertandingan di stadion Angel. Ibuku pergi ke kamar kecil dan meninggalkanku dan saudara-saudaraku bersama ayahku. Saat ayahku sibuk menonton, aku meninggalkannya untuk melihat-lihat stadion. Saat mereka akhirnya menemukanku, aku sudah setengah jalan mengelilingi stadion. Kerumunan berkumpul untuk menyaksikan seorang petugas polisi menahanku untuk pergi, sementara aku berteriak berulang-ulang, “Lapor polisi, orang ini bukan ayahku.” Orang tuaku telah mengajariku akan bahaya orang asing, tapi lupa mengajariku seperti apa rupa polisi. © ghode / Reddit
  • Orang tuaku mengajariku untuk menelepon 911 saat aku melihat seseorang melakukan hal yang ilegal. Aku menelepon polisi saat aku berusia 5 tahun karena ada badut yang mencuri kue di suatu film. Untungnya, si operator 911 menyadari bahwa aku masih kecil, ceritaku tidak masuk akal karena merupakan bagian dari film anak-anak, dan dia meminta untuk berbicara dengan ibuku sebelum mengirim polisi. © Turtelbob / Reddit
  • Ibuku adalah seorang guru dan dia pernah mengajari murid di kelasnya bahwa jika orang jahat mengejar/mengikutimu dari dalam mobil, kamu harus berbalik dan berlari memutar ke arah kamu datang karena mobil butuh waktu lebih lama untuk berputar dan mengejarmu, jadi, kamu punya kesempatan lebih besar untuk melarikan diri. Beberapa hari kemudian, salah satu muridnya kabur dari sekolah, jadi, dia masuk ke mobilnya dan berkeliling mencarinya. Kamu pasti bisa menebak akhir cerita ini... Ibuku menemukannya dan memanggil dari dalam mobil, “[Nama], kamu harus kembali ke sekolah bersama Ibu sekarang!” Dia menatap ibuku dan berlari kembali ke arah dia datang. © BoldlyGone1 / Reddit
  • Aku mengajari anak-anakku untuk membela apa yang mereka yakini. Tiba-tiba, mereka percaya sayuran adalah iblis dan jam tidur harus dihapuskan. © Penya23 / Reddit
  • Aku bilang kepada anak-anakku bahwa jika bersikap nakal, mereka akan mendapatkan arang di kaus kaki mereka pada hari Natal. “Apa itu arang?” tanya mereka. Itu adalah batu yang bisa kamu gunakan untuk menyalakan api. Mereka malah menginginkan arang sekarang. © geekworking / Reddit
  • Neneknya putraku bekerja di sekolah tempat putraku bersekolah, dan dia seharusnya tidak memanggil Nenek di sana. Terkadang, dia lupa dan memanggilnya Bu Nenek. © Mmswhook / Reddit
  • Dulu, ibuku sering memintaku tetap di dalam mobil dan tidak membukakan pintu untuk siapa pun, “Bahkan polisi, karena siapa pun bisa membeli kostum polisi.” Dan sekarang aku bertanya-tanya kenapa aku punya masalah sulit memercayai seseorang. © blazelnut / Reddit

Anak-anak yang banyak akal selalu membuat kita tersenyum, ya ’kan? Cerita mana yang menurutmu paling lucu?

Kredit foto pratinjau Depositphotos
Bagikan Artikel Ini