Sisi Terang
Sisi Terang

15 Dialog antara Ayah dan Anak yang Tidak Terduga dan Mengejutkan

Baik para ayah maupun anak-anak mereka tahu bagaimana membuat lelucon pada saat yang tepat (dan kadang-kadang juga pada saat terburuk), mereka bahkan mampu untuk tidak merasa malu dalam situasi yang paling canggung sekalipun dan entah bagaimana bisa keluar dari masalah yang mereka hadapi. Mungkin itu sebabnya dialog mereka biasanya diisi dengan humor, sarkasme, dan kreativitas unik yang banyak “disukai” oleh netizen.

Kami di Sisi Terang larut dalam gelak tawa, empati, serta perasaan bahagia karena orang-orang yang mengalami situasi dalam kehidupan ini, dan kami ingin menunjukkan beberapa bagian yang paling luar biasanya kepadamu.

  • Suara seorang anak kecil di kerumunan bus pagi:
    — Ayah, aku mau masuk kelas tari hari ini.
    — Kamu yakin enggak mau main mobil-mobilan?
    — Enggak, aku mau menari. Ada banyak cewek di sana, soalnya mereka suka menari.
    — Nah, rupanya kamu lebih tahu.
    — Tentu saja, aku lebih tahu. Aku sudah tanya ke mereka, kok. © MadTillDead / Pikabu
  • Aku berada di sebuah toko. Saat aku melewati rak sambil memakai tas, aku mendengar dialog antara seorang pria dan putri kecilnya:
    — Ayah, kenapa harus bawa tas?
    — Mau Ayah bawa ke tempat kerja.
    — Ayah mau isi makanan ke dalamnya, ya?
    Dan, kurasa itulah yang dimaksud dengan prioritas utama. © Zefirni_chel / Twitter
  • Istriku tadi malam: Stephen... terus terang... kumismu membuat rasa tertarikku kepadamu berkurang 2%. Alhasil aku pun langsung mencukur seluruh rambut wajahku untuk pertama kalinya sejak tahun 2009.
    Putriku pagi ini: Ayah... Ayah kelihatan kayak Voldemort.
    Dia benar-benar serius. © StephenAmell / Twitter
  • Aku: Ayah sayang banget sama kamu. Kamu sayang enggak sama Ayah?
    Putraku yang 5 tahun: Enggak, aku sayang Mama.
    Aku: Tapi kamu boleh, kok, sayang lebih dari 2 orang.
    Putraku: Seriusan?
    Aku: Beneran!
    Putraku: Oke, aku sayang Mama & diriku sendiri.
    Istriku menangis.
    Aku: Kok kamu nangis?
    Istri: Soalnya saat tahu dia bisa sayang satu orang, dia memilihku daripada dirinya sendiri. © QasimRashid / Twitter
  • Balitaku hanya menghabiskan 5 menit untuk menjelaskan kalau dia tidak bisa memakai imajinasinya karena dia menukarnya dengan seorang anak di tempat penitipan anak demi beberapa camilan buah. © HenpeckedHal / Twitter
  • Rekanku sesekali membagikan kesannya tentang bagaimana anaknya membuat alasan baru untuk tidak pergi ke sekolah. Kadang dia beralasan sakit kepala, kadang sakit kaki, sakit perut, dll. Kali ini alasannya cukup mencengangkan:
    — Ayah, aku enggak mau pergi ke sekolah.
    — Kenapa?
    — Aku cuma mau tidur! © nik2857 / Pikabu
  • Anakku mendatangiku di pagi hari lalu berkata:
    — Ayah, jika ada gadis yang Ayah suka di tempat kerja, ambil bunga ini dan berikan kepadanya.
    Istriku:
    — Apa? © mrjoker163 / Pikabu
  • Aku sedang menunggu giliran di kasir sebuah toko. Seorang anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun bertanya kepada ayahnya sambil menunjuk ke arah alat kontrasepsi, “Apa itu?” Sang ayah menjawab, “Itu permen, Nak.” Anak laki-laki itu membalas, “Maaf mengecewakan Ayah, tapi itu bukan permen. Itu alat kontrasepsi. Sekarang aku ngerti kenapa Ayah punya 3 anak.” © shine_of_you / Twitter
  • Tadi malam, anakku yang berusia 3 tahun menendangku saat tantrum. Lalu saat aku menidurkannya di tempat tidur, dia meminta maaf. “Aku enggak akan pernah nendang Ayah lagi,” ucapnya, seraya menarikku lebih dekat dan mencium pipiku. “Lakukan saja apa yang aku suruh dan aku enggak akan pernah menendang Ayah lagi.” Anakku ternyata seorang mafia. © HenpeckedHal / Twitter
  • Ada pengumuman di pesawat, “Jika ada orang dengan pendidikan kedokteran di dalam pesawat, silakan hubungi kru.”
    Ayahku mendorongku: Bisa jadi kamu.
    Aku: Udahlah, Yah.
    Ayah: Memangnya mereka enggak butuh lulusan sarjana IT, ya?
    Aku: Ayah, ada orang yang kesehatannya bermasalah.
    Ayah: Kenapa enggak kamu reset aja dia? © useless_yeen / Twitter
  • Aku sedang membantu putriku bersiap-siap ke TK, lalu dia berkata:
    — Ayah, boleh kita ngomong dari hati ke hati? Ayah mau aku jadi apa nanti saat aku dewasa?
    — Ayah mau kamu jadi orang yang baik.
    — Bukan, aku nanya tentang profesiku.
    — Terserah kamu aja. Ayah mau kamu menyukai pekerjaanmu dan merasa tertarik dengan itu.
    — Aku sudah memilih profesinya tapi enggak tahu apa namanya. Aku mau bekerja di wahana air. Aku akan pergi ke sana di pagi hari, naik ke seluncuran air, lalu memberi izin kepada para tamu untuk menggunakannya, itu pun kalau aku menyukainya. Lalu aku akan pulang. Aku akan mengulanginya setiap hari.
    — Kamu enggak mau jualan es krim lagi?
    — Enggak, orang-orang cuma beli es krim pas cuaca panas doang, terus mereka enggak butuh es krim saat cuaca dingin. Sementara aku butuh STABILITAS. © Sibirskix / Pikabu

Ceritakan kepada kami tentang ayahmu. Pernahkah kamu mengalami dialog lucu dan canggung persis seperti orang-orang dalam artikel ini?

Kredit foto pratinjau shine_of_you / Twitter
Sisi Terang/Keluarga & anak/15 Dialog antara Ayah dan Anak yang Tidak Terduga dan Mengejutkan
Bagikan Artikel Ini