20+ Komik yang Akan Langsung Dipahami Semua Orang Tua
Melahirkan anak bisa mengubah keluargamu 180 derajat. Marina Bistrova, ibu dua anak dan penulis komik tentang merawat anak ini tidak hanya sekadar mengalami peristiwa yang unik setiap hari, tetapi juga mengabadikannya dalam gambar penuh warna.
Kami di Sisi Terang menikmati komik buatan Bistrova yang mencerminkan suka duka menjadi orang tua. Mungkin netizen juga akan merasakan suka duka yang sama dalam karya Bistrova berikut ini.
“Beberapa hari di kamar bersalin hanya sebagian kecil dari kehidupan seorang ibu.”
“Kita semua jadi kurang romantis setelah menjadi orang tua.”
“Beres—kamu sudah memperhitungkan dan merencanakan semuanya. Tiba-tiba, bencana datang. Oh, tidak!”
“Aku bisa bertahan sekeras batu terhadap kata-kata anakku. Tapi aku langsung lemah saat dia memulai aksinya.”
“Fakta soal mandi: satu kesalahan, maka kamu akan mendengar teriakan keras. Karena itu, suamiku menjadi pengemban tugas memandikan anak-anak yang utama di keluarga kami.”
“Setiap orang tua itu berbeda-beda, tapi memiliki satu persamaan: kasih sayang tidak terhingga untuk anaknya.”
“Hiburan apa yang kudapatkan pada jam 6 pagi? Tentu saja menonton anakku meraih ujung ekor botak kucing Sphynx dengan mulut tanpa gigi.”
“Pernah, aku menggambar komik tentang suamiku yang tidak bisa menggendong anak kami, dan seorang wanita baik hati menulis kepadaku: ’Dia akan tahu caranya saat punya anak kedua.’ Lucunya, itu anak kedua kami.”
Setiap ibu sangat mengharapkan masa depan cerah dan segelas kopi panas.
“Aku memikirkan betapa sulitnya bagi seorang pria untuk mengubah gaya hidup. Sebelumnya, mereka tinggal dengan wanita yang dicintainya yang senang saat dia pulang. Tetapi, kini istrinya senang karena bantuan yang dibutuhkan akhirnya kembali pulang.”
“Menyusui memiliki kekurangan yang tidak pernah terungkap. ’Tentu saja kamu bisa keluar rumah, asal tinggalkan ASI sebanyak mungkin.’ Ya, apa dua-tiga galon cukup?”
“Ayah adalah ayah. Komik ini didedikasikan kepada suamiku, Phillip, yang tidak mau mengakui hal yang benar adanya. Faktanya, anak kami yang berusia 3 tahun memiliki energi lebih banyak dibandingkan kedua orang tuanya.”
“Rambutku rontok secara alami, tapi anakku suka mengetesnya.”
“Makin lama cuti melahirkanku, makin aku tampak dalam pelarian saat meninggalkan rumah.”
"Meskipun anakku punya kasur sendiri, kasur orang tua tetap tempat favoritnya sampai tertidur. Kata orang: ’Yang pertama datang, yang pertama dilayani!’’’
“Mungkin kamu melihat postingan tentang kehidupan pribadi selama cuti melahirkan. Tapi karena topiknya sangat sensitif, teksnya ditulis dengan tinta penuh rasa simpatik yang transparan.”
“Setelah punya anak, aku sadar betapa keheningan adalah hal yang mewah, dan menyukai kesunyian adalah hal yang mungkin saja terjadi. Lalu, kamu mulai mendengar suara-suara pikiranmu sendiri dalam kehampaan ini.”
“Ketika melihat bayangan diri sendiri di cermin memberikan inspirasi cemerlang.”
“Anakku yang berusia 3 tahun yakin ibunya siap bermain dengannya kapan saja, dan memanfaatkan situasi apa pun.”
“Ketika tidak ada tempat untuk meletakkan empeng, kamu harus menyelipkannya di jari. Tapi satu pertanyaan: bagaimana pabrik bisa tahu ukuran jarimu? Benar-benar pas.”
“Hei, generasi 1990-an: Aku sedang ingin bernostalgia!”
Tiga kata apa yang bisa menjelaskan pengalamanmu menjadi orang tua?
Kredit foto pratinjau kotokosanna / Instagram
Bagikan Artikel Ini