Inilah 5 Alasan Kenapa Membagi Rata Tugas Mengasuh Anak Tidak Semudah yang Dikira
Membagi tanggung jawab dan fokus melakukan bagianmu tampak seperti jalan keluar untuk masalah tak terduga di kemudian hari. Semuanya tampak begitu mudah, kamu melakukan sebagian tugas hari ini dan pasanganmu bisa mengerjakan sisanya besok. Namun, semua tidak semudah itu. Begitu menerapkannya, kamu pasti akan menemui hambatan yang tidak menyenangkan.
Untuk membuat hidupmu sedikit lebih mudah, Sisi Terang akan membeberkan semua kekurangan dari “membagi rata” tugas orang tua.
1. Perselisihan dan pertengkaran lebih sering terjadi.
Banyaknya tugas yang harus dilakukan kedua orang tua memberi tekanan kepada hubungan mereka. Tidak peduli betapa senangnya kamu memiliki bayi, terlibat dalam konflik adalah bagian tak terelakkan dari itu. Kelelahan menjadikan para ayah dan ibu lebih mudah marah, dan terus-menerus menekankan soal pembagian tugas mengasuh anak yang sama rata hanya akan memperparah situasi. Bersikap fleksibel itu penting, meski tak bisa selalu begitu, terutama saat ada bayi di rumah.
2. Komunikasi harus baik.
Karena kamu memilih berbagi tugas mengasuh anak atau split parenting 50/50, bukan 70/30, kamu harus selalu berkomunikasi dengan pasanganmu. Ini bisa jadi masalah, karena beberapa situasi tidak cocok untuk melakukan komunikasi dengan baik dan produktif, seperti di tengah kemacetan lalu lintas atau saat ada tenggat waktu yang terlewat. Komunikasi yang tenang itu penting, dan jika kamu tidak bisa menjaga komunikasi dengan lancar, lebih baik tidak usah memilih berbagi tugas 50/50.
3. Mungkin sulit mengubah pola pikirmu.
Mungkin sulit untuk melepas nilai-nilai yang kamu percayai dan menerapkan sudut padang baru. Sering kali, split parenting menimbulkan kompetisi untuk menjadi ibu atau ayah terbaik. Mungkin mudah untuk membagi dan melakukan tugasmu, tapi penting juga untuk membiarkan pasanganmu mengerjakan bagiannya. Beberapa orang juga berusaha menghindar dari kewajibannya dan menyerahkan semua pekerjaan kepada satu orang tua, yang juga menimbulkan banyak masalah dalam sebuah hubungan.
4. Sulit menemukan keseimbangan.
Tidak selalu memungkinkan bagi orang tua untuk menerapkan pembagian tugas mengasuh anak yang sama rata. Sebagian bisa berbuat curang dan mengurangi tanggung jawab mereka, sedangkan yang lain melakukan lebih dari yang diperlukan. Keberhasilan pola asuh ini juga tergantung pada pekerjaan dan proyek-proyek orang tua yang mendesak. Jadi, terkadang salah satu dari mereka harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak.
5. Kepuasan hubungan berkurang.
Mungkin kelihatannya pola pembagian tugas mengasuh 50/50 bisa berjalan dengan mudah. Namun, ini adalah kesalahpahaman terbesar. Membagi rata tugas mengasuh anak butuh komunikasi dan kompromi, dan jika harapanmu tak terpenuhi, akhirnya kamu akan merasa kecewa. Kamu mungkin merasa melakukan semuanya dengan caramu adalah pilihan terbaik, tapi penting untuk dipahami bahwa tidak ada “cara yang sempurna”.
Bagaimana caramu membagi tanggung jawab sebagai orang tua? Pendekatan apa yang tidak pernah berhasil bagimu?