Sisi Terang
Sisi Terang

12 Mitos tentang Tindik yang Tidak Boleh Dipercaya Mentah-Mentah

Tindik merupakan salah satu jenis modifikasi tubuh tertua: dipakai oleh berbagai negara sejak beberapa ribu tahun silam. Terlepas dari sejarahnya yang panjang, masih banyak kesalahpahaman tentang modifikasi ini. Sehingga kurangnya pengetahuan terkait hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah dan komplikasi.

Sisi Terang membongkar mitos paling populer sehingga kamu bisa menikmati hasil tindikan yang memukau dari berbagai bagian tubuh.

1. Pistol tindik lebih baik daripada jarum tindik.

Menindik daun telinga memakai pistol tindik mungkin adalah salah satu jenis tindik yang paling populer sekaligus paling berbahaya. Berikut beberapa alasannya:

Saat proses penindikan, darah mengenai alat tindik dan pistol tindik plastik mustahil dibongkar atau dimasukkan ke dalam air mendidih untuk sterilisasi. Jadi, ada risiko terinfeksi penyakit yang benar-benar serius seperti hepatitis.

  • Untuk membuat lubang dengan pistol tindik, mereka harus menggunakan anting-anting yang tajam. Tidak seperti jarum berlubang khusus, anting-anting tersebut benar-benar merobek jaringan daun telinga. Luka seperti itu butuh waktu yang sangat lama untuk sembuh.
  • Saat memakai pistol tindik, telinga yang terjepit hanya meningkatkan risiko cedera. Untuk alasan yang sama, tidak mudah untuk mendapatkan lubang yang tepat: ada perubahan besar pada penindikan asimetris.

2. Setelah kamu ditindik, kamu harus mengenakan anting-anting yang terbuat dari emas, perak, atau baja bedah.

Ini adalah mitos populer lainnya yang dapat menyebabkan dermatitis alergi.

  • Sulit menemukan emas berkualitas tinggi, itulah sebabnya kebanyakan orang membeli jenis yang lebih murah yang mungkin mengandung nikel. Hal ini diyakini menyebabkan reaksi alergi.
  • Besi tahan karat tidak menyebabkan reaksi alergi. Inilah sebabnya mengapa jarum tindik dibuat dari bahan tersebut. Tapi tidak semua besi tahan karat bagus untuk dipakai selama masa penyembuhan. Kamu membutuhkan jenis bahan tanpa aditif yang mungkin sulit ditemukan.
  • Untuk penindikan pertama, sebaiknya pilih bahan yang tidak bersentuhan aktif dengan kulit. Sebagai contoh, bisa berupa titanium yang aman dan ringan (yang dipakai dalam prostetik serta implan gigi).

3. Setiap jenis anting bisa dimasukkan ke dalam tindikan baru.

Faktanya, sebagian besar produk dari toko perhiasan tidak cocok untuk kulit yang baru ditindik.

  • Produk-produk tersebut sering memiliki ulir luar yang bisa membuat banyak kotoran menumpuk. Hal ini dapat menyebabkan infeksi.
  • Perhiasan khusus tindik dipoles jauh lebih baik sehingga ulirnya berada di dalam. Anting-anting seperti itu sulit dipasang, tapi lubang tindikannya akan sembuh lebih cepat. Selain itu, kamu bisa memilih perhiasan yang panjangnya optimal, mengingat akan terjadinya pembengkakan (yang sering muncul setelah penindikan).

4. Anting harus sering-sering digerakkan.

Ini merupakan salah satu nasihat terburuk yang bisa kamu berikan kepada seseorang yang memutuskan untuk melakukan tindik.

  • Memutar-mutar anting secara rutin hanya akan memperburuk luka dan mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Inilah sebabnya mengapa para ahli tindik berpengalaman tidak menyarankan pemakaian cincin di hidung segera: soalnya cincin di hidung lebih mudah bergerak dibanding jenis perhiasan lainnya.
  • Jika merawat lubang tindik baru dengan baik, kamu tidak perlu melakukan hal lain untuk menjaganya tetap sehat.

5. Hidrogen peroksida merupakan teman terbaikmu.

Meskipun dipakai di seluruh dunia, hidrogen peroksida tidak selalu menjadi solusi terbaik.

  • Pikirkan betapa berbusanya bahan tersebut ketika mengenai luka. Efek ini mengakibatkan semua kotoran keluar dari luka. Namun, para ilmuwan masih melakukan penelitian untuk memahami apakah hidrogen peroksida menghancurkan sel-sel jaringan ikat untuk penyembuhan. Hasilnya masih belum jelas hingga sekarang.
  • Para ilmuwan juga tidak begitu yakin tentang kandungan disinfektan hidrogen peroksida. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hanya menjelaskan 3 antiseptik, yaitu: klorheksidin, etanol, dan povidon-iodin. Sedangkan hidrogen peroksida tidak termasuk dalam daftar.
  • Hanya klorheksidin yang dapat digunakan untuk penindikan baru. Bahan ini dipakai oleh dokter gigi sehingga kamu boleh menggunakannya juga. Namun, yang harus kamu ketahui adalah gigimu akan sedikit menguning saat zat ini dipakaikan ke mulutmu, tapi itu akan hilang seiring waktu.

6. Berkata bahwa tindik itu menyakitkan atau sebaliknya

Rasa “menyakitkan” dan “tidak menyakitkan” hanyalah mitos. Rasa sakit adalah konsep yang sangat relatif. Namun, ada grafik tingkat nyeri untuk berbagai tindikan.

  • Tempat yang paling tidak menyakitkan adalah daun telinga dan pusar.
  • Tempat yang lebih menyakitkan untuk ditindik adalah alis, bibir, lidah, dan lubang hidung.
  • Area paling menyakitkan berikutnya adalah penindikan tulang rawan tebal yang butuh banyak usaha untuk ditembus, yang merupakan terusan seluruh bagian telinga, kecuali lobus.
  • Lalu tempat yang paling menyakitkan untuk ditindik adalah bagian intim.

7. Jika kamu melepas anting, lubang tindikan akan segera menutup.

Inilah mitos populer lainnya. Setiap orang memiliki kemampuan penyembuhan yang berbeda-beda.

  • Beberapa orang mungkin melepas cincin dari pusar mereka, lalu beberapa bulan berikutnya, mereka harus menindik lubang baru. Meski begitu, orang lain mungkin memiliki lubang tindik yang bertahan selama 3 tahun ke depan.
  • Jika kamu ingin menghilangkan tindikan, gunakan salep pemulih. Tapi berhati-hatilah, karena salep tersebut tidak selalu membantu. Terkadang, orang-orang harus menemui ahli bedah dan meminta lubang tindikannya dijahit.

8. Tindikan diperuntukkan bagi remaja.

Bagi kebanyakan orang, dunia tindik masih dikaitkan dengan anak remaja baik laki-laki maupun perempuan.

  • Ada beberapa bidang profesional di mana orang-orang yang punya tindik kesulitan mencari pekerjaan. Mungkin bukan karena manajemen perusahaan-perusahaan ini konservatif, hanya saja klien biasanya orang tua yang memiliki stereotip tentang tindik.
  • Meski begitu, ada penelitian menarik yang dilakukan pada tahun 2014 di mana 194 mahasiswa dan 95 orang dewasa yang sudah bekerja diminta untuk berpendapat tentang kandidat pekerjaan tertentu. Separuh peserta diberikan CV kandidat tanpa tindikan di wajah dan separuh lainnya mendapatkan CV peserta dengan tindikan di bibir dan alis. Kandidat dengan tindikan mendapat peringkat yang lebih rendah pada keterampilan profesional, keterampilan komunikasi, dan kualitas moral. Tetapi yang menariknya adalah ternyata peserta yang lebih muda dalam penelitian ini lebih kasar terhadap orang-orang yang bertindik dibandingkan peserta yang lebih tua.

9. Orang yang lidahnya ditindik akan mengalami cadel.

  • Tentu saja, mustahil menghindari ketidaknyamanan setelah melalui prosedur penindikan: perlu sedikit waktu untuk membiasakan diri dengan benda asing di mulutmu. Tapi jangan khawatir, hal itu tidak akan menjadi masalah konstan. Penelitian membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal keterampilan artikulasi antara orang-orang yang memiliki tindikan di lidahnya dan yang tidak.
  • Bahaya terbesar dari jenis tindik ini adalah merusak gigi. Jika gigimu rentan patah, maka lebih baik urungkan saja niatmu. Luka di lidah bisa terinfeksi. Meskipun gigimu kuat, penting untuk tidak membiasakan diri menggeseknya dengan perhiasan. Selain itu, dokter gigi menyarankan untuk melepas perhiasan dari lidah pada malam hari.
  • Beberapa ahli tindik menolak melakukan penindikan horizontal pada ujung lidah yang disebut sebagai “mata ular”. Menurut mereka, hal ini dapat menyebabkan masalah artikulasi karena banyak otot yang rusak dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan gigi.

10. Tindik pusar bisa dipakai selama kehamilan.

Itu semua tergantung pada bagaimana rasa dan tampilannya di pusar.

  • Simpan saja perhiasan tersebut jika membuatmu merasa tidak nyaman. Sebaiknya hindari memakai perhiasan logam, alih-alih, kamu bisa memilih perhiasan yang terbuat dari polimer. Perhiasan jenis ini akan beradaptasi dengan perubahan tubuh. Tapi hati-hati dengan bahan yang kamu gunakan.
  • Jika peregangan kulit cukup tinggi, sebaiknya lepaskan perhiasan terkecil sekalipun.

11. Tindik puting tidak masalah untuk menyusui.

Di satu sisi, banyak wanita dengan tindikan di payudara mereka menyusui bayinya tanpa masalah, tapi di sisi lain, ada risiko dan hal-hal tertentu yang perlu kamu ketahui.

  • Tindik di puting dapat menyebabkan kerusakan saraf. Hal ini dapat menyebabkan masalah dengan ekskresi susu.
  • Para ahli melarang wanita untuk ditindik selama masa kehamilan dan menyusui. Perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh selama periode ini bukanlah waktu terbaik untuk ditindik—sensitivitas puting sedang tinggi-tingginya, sehingga iritasi bisa menyebabkan persalinan prematur kapan saja. Terlebih lagi jika kamu memerlukan obat seandainya terjadi komplikasi, kemungkinan variasi obat yang didapat pun sangatlah kecil.
  • Jangan melakukan tindikan jika kamu sedang menjalankan program hamil. Proses penyembuhan memakan waktu dari 6 sampai 12 bulan. Sehingga semakin banyak waktu antara saat penindikan dan kelahiran anak, maka semakin rendah pula risikonya.
  • Akan lebih baik tidak ditindik tepat setelah bayi disapih. Tunggu selama 3-4 bulan agar kadar hormon kembali normal, seperti sebelum hamil.
  • Jika kamu memiliki tindikan jauh sebelum persalinan, tapi lukanya sudah sembuh, para ahli menyarankan agar wanita melepas semua perhiasan selama masa menyusui supaya tidak menimbulkan masalah. Meski begitu, beberapa ibu lebih suka melepasnya hanya pada saat masa menyusui yang sebenarnya. Dalam hal ini, pastikan tangan dan perhiasanmu dalam keadaan bersih untuk mencegah infeksi puting yang juga dapat melukai bayi.
  • Para ahli berkata bahwa lubang di puting sering menyebabkan ekskresi susu berlebih. Para ahli tidak yakin apakah itu hal yang buruk atau baik. Tapi bagaimanapun, lebih baik menemui konsultan terkait menyusui. Mereka bisa menganjurkanmu untuk berada dalam posisi terbaik saat menyusui agar bayi tidak minum susu terlalu banyak pada satu waktu.

12. Semakin cepat ditindik, maka semakin baik.

Urusan menindik telinga anak atau tidak merupakan pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh orang tua sendiri. Beberapa orang menganggap bahwa lebih baik melakukan penindikan saat masih bayi untuk mencegah anak mengingat prosedur yang tidak menyenangkan tersebut. Namun, beberapa orang menganggap bahwa itu sesuatu yang hanya bisa diputuskan oleh anak yang lebih besar.

Berikut adalah hal-hal yang harus kamu ingat terlepas dari kepercayaanmu:

  • Pertama-tama, pahami bahwa cukup sulit untuk menjelaskan kepada seorang anak kecil bahwa menarik, memutar, dan menyentuh anting-anting bukanlah ide yang baik. Mereka bisa saja melukai diri sendiri tanpa sengaja, terutama jika anting-antingnya berukuran agak besar. Jika mereka menariknya, daun telinga bisa sobek yang mana butuh waktu yang sangat lama untuk sembuh.
  • Kedua, jangan lupa bahwa benda kecil semacam itu dapat dengan mudah masuk ke mulut atau hidung anak. Hal ini bisa menyebabkan beberapa konsekuensi yang mengerikan.
  • Terakhir, pikirkan kemungkinan tusukan yang tidak rata. Sulit memang, bahkan untuk orang dewasa sekalipun, untuk tetap bergeming selama prosedur penindikan, apalagi anak-anak. Pada akhirnya, lubang tindikan bisa saja jatuh di tempat yang salah. Selain itu, tubuh tumbuh sangat aktif di masa-masa ini, dan ada risiko lubang yang sempurna pun akan bergeser sehingga anak tersebut harus mengubahnya saat dia tumbuh dewasa atau akan berurusan dengan anting-anting asimetris.

Bagian tubuh mana menurutmu yang terlihat paling cocok dengan tindikan? Lalu bagian mana yang sangat kamu hindari untuk ditindik? Beri tahu kami di kolom komentar di bawah, ya.

Sisi Terang/Kesehatan/12 Mitos tentang Tindik yang Tidak Boleh Dipercaya Mentah-Mentah
Bagikan Artikel Ini