6 Sinyal Tubuh Saat Kita Mengalami Déjà Vu
Katakanlah kamu akan bermain ski untuk pertama kalinya, tapi tiba-tiba saat kamu menginjak salju, kamu merasa seolah sudah pernah melakukan ini. Itu berarti kamu baru saja mengalami déjà vu. Meskipun sepertinya jarang terjadi, 60-80% orang pernah mengalami déjà vu. Tapi untuk sebagian orang, itu mungkin berarti ada kondisi yang mendasari sehingga tubuh mengirimkan sinyal untuk memperingatkannya.
Bagi kami di Sisi Terang, pengalaman déjà vu tampak menarik dan kami ingin mencari tahu penyebabnya. Kami tak menduga akan menemukan banyak pertanda berbeda dan penting.
1. Itu berarti kamu masih muda.
Pengalaman déjà vu pertama sering kali terjadi kepada anak-anak berumur 10 tahun atau lebih muda (hanya beberapa anak berusia kurang dari 6 tahun mengalami déjà vu). Pengalaman ini paling sering terjadi pada usia 15-25 tahun. Setelah itu, pengalaman déjà vu mulai berkurang seiring kamu menua.
2. Artinya otakmu berfungsi.
Pengalaman déjà vu yang semakin jarang seiring kita menua membuat bingung para ilmuwan, karena itu bukan berarti ada masalah dengan ingatanmu. Bahkan itu mungkin tanda otakmu sehat dan menunjukkan kamu bisa mengetahui sinyal yang salah.
3. Ingatanmu mungkin tidak sinkron.
Ada banyak ahli yang percaya bahwa déjà vu ada hubungannya dengan caramu mengingat kejadian. Bisa jadi ini merupakan respons terhadap situasi yang mirip pengalaman dari masa lalu yang tidak begitu kamu ingat. Mungkin itu terjadi saat kamu kecil atau kamu tidak ingat karena alasan lain.
Selain itu, kita cenderung melihat banyak detail setiap harinya, tapi tidak mengingatnya. Jadi, kamu mungkin merasa sudah pernah melihat sebuah situasi sebelumnya karena detail-detail kecil yang kamu lupakan itu.
4. Mungkin terjadi tepat sebelum kejang.
Ada ciri-ciri fisik dan mental yang bisa memperingatkanmu sebelum mengalami kejang, dan salah satunya adalah perasaan déjà vu. Jadi, jika punya riwayat kejang, kamu mungkin harus berhati-hati jika keadaan di sekitarmu terlihat familier, tapi kamu belum pernah berada di sana.
Namun, hal sama bisa terjadi meskipun kamu tidak punya masalah neurologis. Faktanya, déjà vu terjadi di bagian otak yang sama. Namun, diyakini ini kemungkinan hanya disebabkan pengiriman rangsangan syaraf yang terlambat antara telinga, mata, dan indra lain.
5. Kamu terlalu lelah atau stres.
Kamu mungkin mengalami perasaan familier yang lebih dari biasanya saat lelah atau stres. Jika ini berlanjut, kamu harus mencari cara lain untuk bersantai dan lebih banyak beristirahat.
Ini mungkin terjadi karena saat kita stres, perhatian kita lebih rendah. Misalnya, jika kamu teralihkan oleh suara bising sementara calon pasanganmu hendak memakaikan cincin di jarimu, kamu berhenti dan berpikir sebentar. Saat kamu melanjutkan, déjà vu bisa terjadi karena kamu seperti pernah berada di posisi yang sama sebelumnya.
6. Sering déjà vu bisa merupakan tanda ansietas.
Ada beberapa kasus déjà vu dipicu oleh ansietas, yang membuat gangguan mental ini makin parah. Meskipun para ilmuwan telah menelitinya, mereka masih perlu melakukan lebih banyak tes untuk memastikan pengalaman ini.
Kamu pernah mengalami déjà vu? Berapa umurmu saat itu terjadi? Kamu ingat apakah pada saat itu kamu sedang lelah, stres, atau gelisah?