Sisi Terang
Sisi Terang

15 Wanita Ini Melawan Standar Umum Masyarakat dan Berhenti Mewarnai Rambut Perak Mereka

Banyak dari kita masih belum terbiasa melihat uban di kepala kita sendiri ataupun orang lain, dan kita merasa sedih serta murung saat melihat uban pertama kita di cermin. Para gadis muda dan wanita yang sudah tua di artikel ini berhenti menggunakan pewarna rambut dan menceritakan kisah mereka untuk menginspirasi dan menghibur orang-orang yang sudah berurusan dengan proses penuaan alami ini. Kita tidak bisa menghindari uban, jadi, bukankah lebih baik jika kita bisa menerima diri kita apa adanya?

Sisi Terang yakin semua wanita bisa tampil cantik, tak peduli berapa pun usianya dan dengan warna rambut apa pun. Dan para wanita yang sudah memberanikan diri untuk mencintai diri mereka apa adanya punya tempat terhormat sendiri di mata kami.

“Aku tidak pernah malu dengan rambutku yang sudah mulai beruban sejak aku masih muda. Inilah sebabnya aku berhenti mengecat rambut sejak 9 tahun lalu. Standar kecantikan berubah, tapi kecantikan tetaplah sama.”

Aku senang karena di masa sekarang ini, makin banyak wanita yang tidak ingin membatasi diri dengan standar yang ada di masyarakat. Mereka menciptakan visi kecantikan sendiri. Aku dan rekanku, Karen, membuat sebuah grup bernama Silver Sisters International, untuk menyatukan semua orang yang ingin berhenti menggunakan cat rambut dan membiarkan uban mereka. Dan pada Juli 2020, kami akan mengadakan konferensi #silverCon. © Marina Garcia-Trevijano

“Aku senang sekali melihat wanita menerima rambut abu-abu di kepala mereka! Aku melihatnya sebagai medali perak kehormatan!”

“Aku senang sekali karena makin banyak wanita menolak standar kecantikan umum dan menerima kecantikan alami mereka sendiri.”

“Apa pun yang kamu lakukan, seseorang akan selalu membicarakanmu. Seseorang akan selalu mempertanyakan penilaianmu. Jadi, terima saja, dan buatlah pilihan yang menurutmu benar-benar tepat untuk dirimu sendiri.”

“Yap! Rambutku abu-abu dan aku bahagia!”

“Izinkan aku mengatakannya sekali lagi kepada orang-orang di luar sana... Abu-abu adalah WARNA, bukan ANGKA.”

“Alam tahu apa yang dirinya perbuat.”

“Dengan makin cerahnya setiap sentimeter rambutku, aku merasa jiwaku makin ringan.”

“Selama ini, wanita memiliki aturan sendiri tentang bagaimana mereka harus menua. Sekarang, aturan ini berubah.”

“Rambut abu-abu? Siapa peduli?”

“Aku butuh waktu lama untuk mulai mencintai rambutku. Rambutku tipis dan agak bergelombang, tapi aku menyukai setiap helainya.”

“Aku bisa terlihat cantik dengan rambut hitam, tapi aku juga menyukai penampilanku saat ini.”

“Lawan stigma!”

“Aku perlahan mulai jatuh cinta kepada gadis yang kulihat di cermin. Butuh sekian bulan untuk kembali ke kecantikan aslinya.”

“Aku menikmati perjalanan menakjubkan rambutku untuk kembali ke warna aslinya.”

Bagaimana caramu menyikapi uban? Apa kamu juga mampu menerimanya dengan lapang dada?

Kredit foto pratinjau marinatrevijano / instagram
Bagikan Artikel Ini