10 Prinsip yang Bisa Menyebabkan Seseorang Senantiasa Hidup Pas-pasan
Hal yang bisa menghemat uangmu bukan cuma cangkir kopi yang bisa dipakai ulang atau mengganti kantong belanja plastik dengan bahan kain, melainkan pola pikir yang tenang dan kesadaran soal bagaimana dan kapan kita menghabiskan uang tanpa pikir panjang meskipun alasannya masuk akal pada awalnya.
Kami di Sisi Terang sudah memilih alasan apa saja yang mengaburkan kesadaran kita dan situasi mana yang menyulitkan kita secara finansial saat tidak benar-benar jujur pada diri sendiri.
“Aku punya hak untuk memanjakan diri dengan barang mahal.”
Terkadang kita menghibur diri dengan berkata, “Ini masa yang sulit bagiku, jadi aku boleh memanjakan diri dengan barang mewah.” Belanja seperti ini diperbolehkan hanya kalau kamu punya cukup uang dan tidak membelanjakan semuanya sekaligus. Selain itu, belanja memakai kartu kredit adalah pilihan yang tidak bijaksana.
Tentu saja kita perlu melakukan hal yang membuat kita bahagia, tapi juga harus berpikir apakah pengeluaran ekstra ini akan membuat kita bahagia. Terlebih lagi, ini bisa memunculkan banyak masalah lain seperti bertambahnya tagihan bulanan dan kekhawatiran ekstra bahwa gajimu tidak akan cukup untuk membayarnya.
“Pernikahan hanya dilangsungkan sekali seumur hidup, jadi tidak apa-apa mengajukan pinjaman untuk pestanya.”
Kalimat “Kita menikah hanya sekali seumur hidup” terdengar seperti mantra ajaib, hingga orang-orang siap meminjam uang dan mengajukan pinjaman untuk acara ini, tanpa berpikir kalau ini sama sekali tak masuk akal. Mereka harus memahami kalau pernikahan bukanlah sesuatu yang akan menghasilkan banyak uang dan tidak ada jaminan kalau acaranya akan sepadan. Pinjamannya akan terus menghantuimu dan kamu akan memulai hidup baru dengan utang yang tak penting, yang sudah pasti bukan sesuatu yang diimpikan oleh para pasangan yang sedang jatuh cinta. Terlebih lagi, percekcokan soal uang adalah salah satu alasan utama pertengkaran pasangan yang sudah menikah.
“Aku kerja seharian. Aku mampu, kok.”
Orang bilang tidak perlu bekerja sampai 12 jam sehari untuk mendapatkan gaji yang besar—yang perlu kamu lakukan adalah bersikap tekun dan kuasai keahlianmu. Karena jika bekerja sepanjang hari, kamu akan merasa hidupmu seolah berlari di tempat. Ini tidak memberimu waktu untuk memikirkan cara meningkatkan kualitas hidupmu, apalagi memikirkan keperluan lain dan hobimu. Tidak ada tenaga yang tersisa saat kamu sampai di rumah dengan energi yang terkuras habis.
Saat seseorang belajar agar bisa membagi waktu untuk pekerjaan dan hobi serta membangun kebiasaannya dengan sedikit berbeda, dia akan mampu menjalani pekerjaannya tanpa merusak kualitas hidupnya. Dia akan punya waktu luang yang dapat dihabiskan untuk hobi dan pendidikan yang akan memberi kesempatan untuk meningkatkan karier.
“Hidup cuma sekali, jadi aku akan menghabiskan uangku sekarang.”
Kata-kata ini sering diucapkan oleh banyak orang sebelum mereka menghabiskan seluruh gaji mereka. Ada kebenaran dalam hal ini: kita benar-benar tidak tahu apa yang menunggu kita besok, dan itulah alasan kenapa tidak masuk akal untuk menabung, padahal kamu bisa membelanjakannya sekarang juga dan menikmatinya. Tapi kamu masih bisa menikmatinya dengan menghabiskan lebih sedikit uang dan tidak sembarangan menguras semua pendapatan dan mengosongkan rekening bankmu.
Memang benar bahwa sebagian besar hal tidak dapat diprediksi, tapi tetap saja, kebanyakan dari kita ingin berumur panjang dan bahagia. Untuk itu, kita membutuhkan uang. Itulah mengapa ada baiknya mulai berpikir jauh ke depan sedini mungkin dan membuka rekening tabungan daripada menghabiskan uang tanpa pikir panjang.
“Ini acara spesial, jadi tidak perlu terlalu hemat.”
Sesekali pasti ada acara yang memaksa kita mengeluarkan uang banyak. Namun situasinya bisa berbeda dan kamu harus bisa membedakan kapan pengeluaran benar-benar diperlukan dan kapan kamu bisa mengurangi pemborosanmu.
Sangat mudah untuk membedakannya: kamu harus memikirkan lebih dulu semua situasinya dan membuat daftar kapan pengeluaran berlebih itu boleh dan tidak boleh dilakukan. Sebaiknya cukup masukkan hal-hal yang memerlukan perhatian dalam daftar ini: penyakit, kehilangan pekerjaan, kerusakan perabot rumah tangga yang sifatnya penting, atau kebutuhan mendesak membeli sepatu untuk musim mendatang (khususnya mereka yang tinggal di negara-negara yang memiliki empat musim). Dalam kasus lainnya, kamu harus bisa mengatakan tidak untuk semua pengeluaran tak terduga, karena membeli sepasang sepatu atau gaun sangat mahal yang hanya akan dipakai sekali adalah pemborosan uang yang tidak masuk akal, bahkan jika itu dibeli untuk menghadiri acara pernikahan sahabatmu.
“Aku dapat uang ini dengan gampang banget, jadi biar saja kuhabiskan semua.”
Kesalahan lainnya adalah menghabiskan uang yang kamu dapatkan dengan mudah tanpa pikir panjang. Dalam hal ini, lebih baik berpikir dulu bagaimana kamu bisa menghabiskannya untuk hal yang bermanfaat. Omong-omong, pola pikir seperti ini adalah alasan kebanyakan orang yang mendapatkan warisan berlimpah atau memenangkan undian bisa menghabiskan uang mereka dengan sangat cepat dan harus segera kembali ke kehidupan pas-pasan yang mereka jalani sebelumnya.
“Lagi diskon, nih!”
Kita cenderung mempertahankan pilihan yang kita buat baik dari diri sendiri maupun orang lain. Saat membeli barang mahal, seseorang sering kali merasa bersalah dan membuat pembenaran dengan berkata atau berpikir, “Aku belinya setengah harga, kok. Ini lagi diskon!”
Saat kamu berada di toko yang sedang menjual barang diskon, penting untuk tidak ikut-ikutan merasa kegirangan seperti orang-orang di sekitarmu. Lebih baik belanja membawa daftar pembelian dan tidak membeli barang lain. Selain itu, kamu bisa bertanya pada diri sendiri, “Apa aku akan beli barang ini kalau tidak ada diskon?”
“Untuk apa cari tahu dulu? Biasanya sih, barang yang lebih mahal itu lebih bagus.”
Terkadang kita menghabiskan banyak uang untuk mengejar tren. Misalnya, ketika memutuskan untuk mengganti perabotan di rumah, kita cenderung memilih yang paling mahal bahkan tanpa memeriksa karakteristiknya, dan hanya dengan melihat nama merek yang terkenal dan banyaknya aksesori yang disertakan dalam perabot tersebut. Tentu saja, pada saat membelinya, kita berpikir akan memakai semuanya. Ditambah lagi, kita membayar semua barang baru ini dengan kartu kredit.
Setelah beberapa waktu, kita baru menyadari kalau sebenarnya telah membayar lebih untuk aksesori yang tidak pernah benar-benar kita gunakan. Begitulah cara kerja “decoy effect”.
Saat seseorang hidup dengan pinjaman, dia biasanya memiliki keinginan besar untuk membeli barang saat ini juga. Mereka tidak ingin membandingkan, memilih, dan merencanakan. Sayangnya, membayar lebih sering kali hanya membuang-buang uang.
“Aku bayar pakai kartu kreditku saja. Ini enggak mahal, kok.”
Pembelian kecil yang dibayar dengan kartu kredit tampaknya tidak berarti. Misalnya, menghabiskan uang Rp250.000 di salon kecantikan tampaknya tak berarti kalau limit kartu kreditmu Rp15.000.000. Tapi kalau membayar pakai uang sendiri (bukan kartu kredit), kamu mungkin akan memilih perawatan yang lebih murah, atau setidaknya akan melakukan perawatan dalam beberapa kali kunjungan.
Kekuatan kartu kredit adalah memisahkan kesenangan yang kita dapatkan dari pembelian dan penyesalan yang kita rasakan saat mengeluarkan uang. Kamu bisa mencoba mengontrol pengeluaranmu dengan hanya menarik sejumlah uang setiap minggu dan selalu membayar dengan uang tunai setiap membeli sesuatu.
“Aku menghemat banyak bulan lalu, jadi aku bisa belanja banyak sekarang.”
Bagus sekali jika seseorang dapat menghemat uang transportasi dan tidak menghambur-hamburkan uang dengan makan di restoran mahal. Ini membuat kita lebih mudah memahami berapa banyak uang yang didapat dan dibelanjakan. Tapi itu bukan alasan untuk berhemat agar bisa boros setelahnya. Ini karena jika tidak bisa mengontrol pengeluaranmu, kamu bisa dengan mudah terjerat masalah keuangan. Perencanaan anggaran harus dilakukan secara rutin tanpa memedulikan jumlah pendapatanmu.
Apa kamu pernah merasa menyesal setelah membeli sesuatu dan menyadari kalau seharusnya kamu berhemat saja? Bagaimana caramu untuk mencegah pengeluaran yang tidak perlu?