Sisi Terang
Sisi Terang

10 Kesalahan yang Membuat Kita Boros Saat Belanja Makanan

Kita pergi ke supermarket hampir setiap hari, namun jarang berpikir tentang beberapa kesalahan dalam kebiasaan berbelanja. Hal-hal yang kelihatan sepele sangat berpotensi menguras anggaran kita.

Untuk membantumu, Sisi Terang telah membuat daftar kesalahan belanja yang paling umum. Lebih penting lagi, kamu akan belajar cara menghemat belanja tanpa mengorbankan kualitas!

10. Membeli produk dengan urutan yang salah

Kita sering kesulitan membatasi jumlah barang yang kita beli di supermarket. Namun tidak ada salahnya mulai memilih lebih banyak produk yang baik untuk kesehatan kita. Jika kamu tidak bisa menahan diri mengisi keranjang belanjamu sampai penuh, cobalah mulai berbelanja lebih dulu di bagian sayuran: aneka sayuran akan memakan banyak tempat, jadi hanya tersisa sedikit ruang untuk barang-barang mahal dan tidak sehat.

9. Tidak mengetahui harga produk yang kamu beli secara rutin

Cobalah untuk mengingat atau bahkan mencatat harga-harga produk yang kamu beli secara rutin. Hal ini akan membantumu untuk tidak tertipu oleh harga palsu setelah diskon yang tertera di label harga. Saat pergi ke supermarket lagi, kamu akan mengurangi pembelian yang tidak terencana dan memanfaatkan diskon sesungguhnya dengan lebih baik.

8. Tidak merencanakan menu lebih dulu

Ini tidak hanya memengaruhi daftar belanjaanmu, tapi juga menu makanan di rumahmu untuk seminggu ke depan. Dengan merencanakan menu makananmu sejak dari Senin hingga Jumat, kamu paham produk mana yang harus dibeli sebagai hidangan. Dengan cara ini, kamu cenderung tidak melakukan pembelian yang sia-sia.

7. Tidak memperhatikan bobot produk

Katakanlah ada 2 bungkus mentega berukuran sama di rak, salah satunya sedikit lebih murah dari yang lain. Jangan buru-buru membeli yang harganya lebih murah! Sebelumnya, periksa bobot produk. Bisa jadi bungkusan yang lebih berat harganya lebih mahal. Jadi, dalam hal rasio harga/berat, akan lebih masuk akal untuk membeli barang ini dibanding yang lebih murah.

6. Mengabaikan produk merek toko itu sendiri

Hampir setiap supermarket menjual berbagai barang dengan labelnya sendiri. Bahan makanan semacam itu harganya lebih murah dibandingkan yang diproduksi oleh produsen terkenal. Di saat bersamaan, kualitasnya sama sekali tidak kalah, namun satu-satunya perbedaan hanya terdapat pada kemasannya yang kurang menarik. Selain itu, produk tersebut dibuat oleh pabrik yang sama seperti yang melayani merek terkenal.

5. Tidak mencoba produk baru

Kebanyakan dari kita terus membeli produk dengan satu merek, takut mencoba sesuatu yang berbeda. Namun, produsen merek baru yang kurang dikenal sering kali menjual barang berkualitas dengan harga yang jauh lebih murah. Jangan takut untuk bereksperimen. Hal ini tidak hanya akan menghemat uangmu, tetapi juga membantumu mendapatkan makanan yang lebih enak dan sehat.

4. Tidak memperhatikan diskon

Ada aplikasi khusus yang mengumpulkan informasi tentang diskon di supermarket terdekatmu. Aplikasi tersebut memungkinkanmu untuk membandingkan harga produk yang sama di toko yang berbeda untuk mendapatkan penawaran terbaik.

3. Menghindari produk murah

Berbagai macam sereal, gula, garam, rempah-rempah, dan produk sejenis lainnya dapat dibeli dengan harga yang wajar. Misalnya, gula kemasan biasa sama baiknya dengan produk yang dijual dalam kemasan yang menarik.

2. Memilih barang di barisan rak paling depan

Untuk mendapatkan produk paling segar, selalu lihat bagian belakang rak. Karyawan toko sering meletakkan makanan yang sebentar lagi kedaluwarsa di bagian depan rak.

1. Menjadi mangsa taktik pemasaran

Minyak nabati “dengan vitamin E”, garam “non-GMO”, telur dengan kuning berwarna oranye... Semua trik pemasaran ini berdampak baik pada penjualan. Namun sebelum kamu membeli salah satu produk “unik” tersebut, tanyakan pada diri sendiri apakah produk tersebut benar-benar eksklusif? Vitamin E terdapat dalam biji bunga matahari, jadi pastinya juga ada dalam minyak bunga matahari. Di sisi lain, GMO atau zat hasil rekayasa genetika hanya dapat ditemukan dalam makanan yang berasal dari tumbuhan atau hewan (jadi, ini tidak berlaku untuk garam). Mengenai kuning telur berwarna oranye, produsen mendapatkan ini dengan menambahkan komponen khusus pada pakan ayam.

Kredit foto pratinjau depositphotos
Bagikan Artikel Ini