Sisi Terang
Sisi Terang

11 Mitos tentang Bagaimana Mengatasi Situasi Genting dan Apa yang Seharusnya Dilakukan

Ketika berada dalam bahaya, tingkat keberhasilan atau kegagalan kita melewatinya tergantung pada apa yang kita lakukan dalam hitungan beberapa detik pertama. Sangat penting untuk memahami bagaimana cara bereaksi dan apa yang harus dilakukan di saat-saat genting seperti ini. Saran terbaiknya adalah berusaha untuk tidak panik. Selain itu, cobalah bertindak dengan tenang, bahkan jika kamu jatuh dan terjebak di rel kereta bawah tanah atau mendapati dirimu di tengah kebakaran hutan sekalipun.

Kami di Sisi Terang telah mempelajari beberapa memo dari polisi, tim penyelamat, dan para turis. Alhasil, kami menemukan beberapa kiat berharga yang ingin kami bagikan denganmu.

Banjir

Jika kamu kebetulan terjebak banjir bandang, jangan panik. Kamu harus segera pindah ke tempat terdekat yang lebih tinggi. Jika tidak memungkinkan, naiklah ke lantai atas atau loteng. Jika kamu tinggal di rumah, bukan blok apartemen, tim penyelamat menyarankan untuk naik ke atap dan mengikat anak-anak serta orang tua ke cerobong asap. Kamu tidak boleh memanjat pohon, tiang, atau bangunan yang rapuh karena air bisa menghanyutkan semuanya hingga roboh.

Pastikan untuk membawa air, makanan, dan selimut. Kamu bisa menarik perhatian para tim penyelamat dengan menggelar seprai putih atau tirai berwarna cerah.

Jatuh di rel kereta bawah tanah

Jika kamu jatuh ke rel kereta bawah tanah, hal pertama yang ingin kamu lakukan (tetapi dilarang untuk dilakukan) adalah berusaha kembali ke peron lewat sisi rel kontak. Rel kontak baja merupakan konstruksi logam kuning di sepanjang terowongan dan tentunya bermuatan listrik!

Ini yang seharusnya dilakukan: berteriak dan minta tolonglah agar petugas kereta bawah tanah memberi tahu masinis bahwa ada orang yang jatuh di rel. Bergeraklah ke arah yang berlawanan dengan arah kedatangan kereta api. Garis-garis hitam dan putih yang digambar di lantai dan dinding akan memandumu untuk menemukan titik tempat kompartemen penumpang pertama kali berhenti. Pancing perhatian pengemudi dengan cara berteriak, melambaikan tangan sambil menggenggam ponsel (layar ponsel harus dalam keadaan hidup).

Jika kereta sudah dekat, “nyalakan tombol” ketenangan dalam dirimu. Berbaringlah di antara rel dengan wajah menghadap ke bawah. Jangan takut dengan suara bising, udara hangat, atau bahkan percikan api. Tarik dan tahan napasmu. Kemudian tarik napas-buang napas lagi—cara ini akan membantumu untuk tidak panik. Jangan mengubah posisi sampai kamu diselamatkan.

Guntur dan kilat

Jika badai petir tiba-tiba menghampirimu saat kamu sedang pergi haiking, kamu harus berusaha menjauh dari orang-orang yang bersamamu. Benar, kamu memang perlu mencari tempat berteduh, tetapi harus berjalan dengan tenang sambil menjaga jarak 1,5-2,5 meter antara satu sama lain. Carilah pohon yang tidak terlalu tinggi dengan “mahkota” yang tebal. Jika berada di pegunungan, mulailah berjalan menuruni bukit sambil mencari tempat yang lebih rendah. Jika berada di ladang, jangan bersembunyi di tumpukan jerami—petir tetap bisa menyambarnya.

Mencoba berlari lebih cepat dari tornado adalah hal terburuk yang bisa kamu lakukan ketika berhadapan dengan tornado. Maka, carilah tempat berlindung. Kamu bahkan tidak seharusnya berada dalam kendaraan apa pun saat tornado muncul. Ketika tidak ada tempat berteduh di sekitarmu, usahakan untuk berbaring atau duduk di lantai. Duduk, tekuk lutut, taruh kepala di antara lutut—cara ini akan membuatmu tetap aman. Untuk melindungi dirimu dari tanah basah, taruh kantong plastik atau sejumlah ranting di atas tanah basah tersebut. Semua benda logam (termasuk ponsel yang telah dimatikan) harus diletakkan pada jarak sekitar 4 meteran darimu.

Sebelum guntur menyerang, angin cenderung berhenti bertiup atau malah berubah arah. Ada cara sederhana untuk memahami seberapa jauh jarak bagian depan badai darimu, entah bergerak ke arahmu maupun melewatimu. Hitung detik antara kilatan petir dan suara guntur. Semakin kecil hitungannya, semakin dekat pula jarakmu dari badai. Omong-omong, jumlah detik dikalikan dengan 1.000 kaki (sekitar 305 meter) adalah perkiraan jarak badai darimu.

Luka bakar

Kamu mungkin sudah tahu apa yang harus dilakukan jika mengalami luka bakar, tetapi kami tetap akan mengingatkanmu. Jangan gunakan metode “takhayul”: hindari mengoles serta menyemprotkan apa pun pada luka bakar. Kamu tidak boleh menyentuh luka bakar dengan tangan dan tidak boleh pula merobek kain yang menempel di area yang terbakar tersebut.

Kamu harus merendam bagian tubuh yang terbakar dalam air dingin yang bersih selama 5-10 menit atau dengan terus menuangkan air di atasnya. Setelah itu, balut luka bakar dengan perban steril. Dianjurkan untuk merendam perban dalam 2% larutan soda kue atau alkohol. Penting juga untuk minum banyak air—teh dan air mineral juga boleh.

Kecelakaan kereta api

Dalam keadaan darurat, usahakan untuk memegang tempat pegangan tangan atau dorong kakimu ke dinding maupun kursi. Turun ke lantai merupakan pilihan paling aman. Tunggu sampai kereta benar-benar berhenti, lalu baru bangkit kembali. Jangan langsung bangun setelah tabrakan pertama, karena bisa saja guncangan yang lebih kuat akan terjadi setelahnya. Setelah itu, kamu harus keluar dari gerbong melalui pintu atau jendela—semuanya tergantung situasi. Jika harus memecahkan jendela, pastikan untuk menutup pintu terlebih dahulu untuk melindungi dirimu dari kemungkinan terjadinya kebakaran. Pecahkan kaca dengan benda berat apa pun yang bisa kamu temukan di sekitarmu, seperti koper, pegangan tangan, dll. Lepaskan kaca dari lubang jendela dan lompatlah dengan hati-hati, sebaiknya loncatlah di sisi lapang dari rel kereta api (bukan ke arah bantalan rel).

Kabel yang berisi daya listrik bisa saja ditempatkan di tanah, itulah sebabnya langkahmu tidak boleh lebih lebar dari 63 sentimeter. Hal ini akan membantumu menciptakan kutub “positif” dan “negatif” di antara kakimu. Sadarilah bahwa ledakan juga bisa terjadi. Pindahlah ke jarak yang aman sambil menunggu bantuan datang.

Kebakaran hutan

Jika kamu terjebak dalam kebakaran hutan, usahakan untuk mencari tahu arah angin dan arah penyebaran api. Tinggalkan lokasi yang berbahaya secara tegak lurus dari arah pergerakan api. Jika angin bertiup di belakangmu, maka api bisa menyusulmu. Jika kamu tidak bisa melarikan diri dari kobaran api, genangan air akan meningkatkan peluangmu untuk bertahan hidup. Masuklah ke dalam genangan air tersebut dan lindungi dirimu dengan pakaian basah.

Jika tidak ada air di dekatmu, cobalah mencari tempat terbuka di hutan. Ingatlah bahwa udara tidak terlalu berasap di ruang terbuka, yang berarti kamu bisa bernapas sambil berjongkok. Sejumlah memo yang ditujukan untuk para wisatawan menyarankan untuk membersihkan area ini dari ranting dan daun, menggali lubang, menutupi diri dengan tanah lembap, dan berdiam di sana sampai api padam. Jika memungkinkan, pastikan untuk menghubungi nomor 112 (layanan tanggap darurat) untuk memberi tahu tentang kebakaran hutan.

Tersesat di hutan

Tim penyelamat telah belajar banyak tentang perilaku orang-orang yang tersesat di hutan. Orang-orang ini biasanya langsung “beralih ke” mode bertahan hidup, tetapi beberapa orang bisa saja mengalami kepanikan. Tim penyelamat telah mengklasifikasikan perilaku ini dengan istilah: "kurasa jalannya lewat sini“—ketika seseorang berjalan di tengah hutan karena kehilangan penanda jalan, seperti jalan setapak, sungai, rawa, dan bahkan jalan raya. Semua kepanikan ini mengakibatkan orang tersebut meninggalkan area pencarian yang memungkinkan untuk penyelamatan. Ketika seseorang dalam keadaan panik, mereka bahkan mungkin saja “melihat” sejumlah makhluk hutan, UFO, atau halusinasi lainnya. Selain itu, sebagian orang gagal untuk meminta bantuan dari orang-orang yang mereka temui di jalan (karena kesombongan mereka atau karena merasa bisa mengandalkan diri sendiri).

Sekarang, mari kita bahas tentang tindakan yang seharusnya diambil. Jangan panik. Jika kamu punya ponsel, hubungi 112 atau orang-orang yang kamu sayang. Dekatkan ponsel dengan tubuh karena baterai lebih cepat habis saat terkena hawa dingin. Cari penanda jalan seperti danau atau sungai, kabel listrik, atau jalan setapak. Adakalanya, jalan setapak bisa mengarah ke rawa, padang rumput, atau mungkin tidak mengarah ke mana-mana, tetapi jalan setapak biasa dipakai orang-orang untuk melakukan berbagai aktivitas dan ujung jalan tersebut bisa saja mengarah ke daerah berpenduduk.

Jangan sampai terkecoh dengan jalur hewan, hewan biasanya selalu berjalan di bawah cabang pohon yang menggantung. Kamu bisa melihat jejak hewan di jalur ini dan jalan ini bisa saja mengarahkanmu ke sumber air atau malah jalan buntu.

Tersedak makanan

Kebanyakan kecelakaan akibat tersedak terjadi karena seseorang malu untuk berdeham di depan umum dan lebih memilih berlari ke kamar kecil. Padahal hal ini bisa berujung pada kesalahan fatal. Ketika sepotong makanan masuk ke saluran pernapasan, maka makanan tersebut harus dikeluarkan sesegera mungkin. Bantuan dari orang-orang di sekitarmu sangatlah penting, meskipun hanya dukungan moral. Karena hal ini akan mencegahmu dari kepanikan. Untuk alasan ini, kamu harus memecahkan piring atau mengubrak-abrik meja—tugasmu adalah menarik perhatian orang-orang.

Jadi, apa yang harus dilakukan seseorang jika tersedak? Umumnya, tepukan di antara tulang belikat tidak terlalu efektif. Batuk alami dan embusan napas terpaksa yang terjadi setelah mengambil napas dalam-dalam secara perlahan akan membantu mendorong makanan keluar dari tenggorokan. Pemadam kebakaran sekaligus paramedis Jeff Rehman menghadirkan metode khusus yang hanya terdiri dari 2 tindakan. Yang pertama adalah ambil posisi merangkak, lengan harus lurus dan kepalan tangan harus berada di lantai. Yang kedua adalah dengan merentangkan tangan ke arah depan dan posisi dada menyentuh lantai. Cara ini akan membuat paru-paru mendorong udara keluar bersamaan dengan potongan makanan yang masuk ke tenggorokan.

Bertemu ular

Ular tidak pernah menyerang lebih dahulu, dan ular hanya menyerang demi membela diri. Pada mulanya, ular akan memberi peringatan: ular jenis gloydius akan menggoyangkan ujung ekornya, sementara ular berbisa akan mengulung badannya sambil mendesis secara intens ketika merasa terancam. Ular takut kepada manusia sama halnya seperti manusia takut kepada ular.

Jika kamu melihat seekor ular dan mendengar desisannya, kamu harus berdiri diam sembari memberinya kesempatan untuk pergi atau mundur. Jika ular sudah dalam pose menyerang, segera mundur dan jangan membuat gerakan tiba-tiba. Jangan coba melindungi diri dengan tangan terentang—cara itu hanya akan memancing ular untuk mematukmu. Hal terbaik yang bisa kamu lakukan dalam situasi ini adalah membiarkan ular itu sendiri dan menjauh dengan damai.

Benda yang mencurigakan

Jika kamu kebetulan menemukan benda mencurigakan atau sebuah tas di tempat umum, jangan menendang atau menyentuhnya. Jangan takut terlihat konyol dan beri tahu penjaga atau satpam mengenai barang yang mencurigakan tersebut—orang-orang ini ada di sana memang untuk tujuan tersebut. Bahkan jika seseorang melupakan tasnya, beri tahu bagian administrator—dalam hal ini, kamu akan meningkatkan peluang barang yang hilang tersebut kembali ke pemiliknya.

Namun, jika pasukan keamanan sudah bertindak, jangan memperlihatkan rasa ingin tahu yang berlebihan dan lanjutkan saja apa yang kamu lakukan sebelum menemukan tas itu. Akan tetapi, jangan berlari kabur karena bisa saja kamu dianggap orang yang mencurigakan. Jika ada ledakan atau suara tembakan, tiaraplah di lantai dengan posisi tangan di atas kepala.

Sengatan lebah

Gigitan atau sengatan serangga bisa menyebabkan pembengkakan dan bahkan masalah pernapasan. Adrenalinlah yang mampu menyelamatkanmu dari mati lemas, tetapi hanya dokter yang bisa menyuntikkannya—dalam keadaan darurat, kamu harus menghubungi ambulans. Namun, apa yang akan kamu lakukan jika kecelakaan tersebut terjadi di alam bebas?

Tanyakan kepada orang-orang di sekitarmu apakah ada yang punya antihistamin. Kamu perlu, oleskan sesuatu yang dingin ke area yang disengat untuk menghilangkan pembengkakan. Jangan gunakan cerita takhayul seperti “taburkan tanah dingin pada area yang terkena sengatan.” Sebaiknya, tempelkan kantong plastik yang berisi air pada bagian tubuh yang tersengat tersebut.

Apakah kamu tahu kiat-kiat lain terkait cara bertahan hidup dalam bahaya?

Harap diingat: Artikel ini diupdate pada Desember 2021 untuk memperbaiki materi sumber dan ketidakakuratan faktual.
Sisi Terang/Tips & trik/11 Mitos tentang Bagaimana Mengatasi Situasi Genting dan Apa yang Seharusnya Dilakukan
Bagikan Artikel Ini