Sisi Terang
Sisi Terang

13 Benda yang Sudah Saatnya Dibuang dari Tasmu

Kamu bisa menemukan hampir apa saja dalam tas seorang perempuan: sepatu cadangan, celana, buku tebal, atau bahkan apotek. Terkadang, banyaknya benda yang bisa muat di dalam satu aksesori menjadi hal yang menakjubkan. Namun, menurut aturan etika, tas tidak boleh terlalu penuh, yang artinya kita harus membuang beberapa benda tidak penting.

Perempuan-perempuan di Sisi Terang sudah membuatkan daftar benda yang harus dibuang dari tas.

Korek kuping bekas.

Korek kuping tentunya penting karena kita menggunakannya setiap hari untuk membersihkan riasan wajah atau maskara yang menggumpal. Tapi kita sering lupa untuk membuangnya dan malah mengembalikannya ke dalam tas. Beberapa orang bahkan menggunakannya lebih dari satu kali.

Bedak atau perona pipi yang pecah.

Kita semua pernah merusak bedak dan perona pipi favorit kita. Membuangnya adalah hal yang menyedihkan dan kita bahkan belum berencana untuk membeli yang baru. Sehingga, kita tetap menaruhnya di dalam tas. Jangan ditunda—cobalah untuk memperbaiki bedakmu yang pecah, yang tidak sulit dilakukan, atau segera beli yang baru.

Kemasan obat yang kosong.

Menemukan banyak obat di dalam tas adalah hal yang lumrah. Hampir setiap perempuan memiliki obat pereda sakit di tasnya. Masalahnya, kita sering lupa untuk membuang kemasan yang sudah kosong. Buanglah ke tempat sampah agar tasmu tetap cantik dan modis.

Sisir model lama atau sisir bergigi logam.

Sisir model lama tidak akan membuatmu tampak lebih cantik, dan menyisir menggunakan sisir bergigi logam dapat merusak rambutmu. Sebaliknya, sisir kayu meningkatkan sirkulasi darah dan memperkuat struktur rambut.

Kertas struk.

Menyimpan kertas struk di dalam tas bukanlah cara terbaik. Lambat laun, kertas itu akan memudar dan mulai tampak jelek. Jika kamu membeli barang yang besar, kamu bisa memotret struknya dan menyimpannya di ponsel pintarmu. Lagi pula, kamu bisa selalu menemukan informasi tentang pembeliannya dengan meminta bantuan staf toko atau bank.

Bungkus permen karet yang kosong.

Bungkus permen karet yang diremas dan sobek tidak membuat tasmu tampak lebih cantik. Jadi, buanglah sesegera mungkin.

Sisa lipstik.

Banyak orang yang mencoba memakai lipstik favoritnya selama mungkin. Pada akhirnya, lipstik itu akan tampak sangat kotor sehingga untuk memakainya pun akan memalukan. Lagi pula, seperti produk kecantikan lainnya, lipstik memiliki tanggal kedaluwarsanya sendiri. Jadi, perhatikanlah.

Dompet kartu.

Kamu tidak memerlukan dompet kartu ini lagi. Ada aplikasi seluler yang bisa melakukannya dengan sempurna yang tidak memerlukan ruang penyimpanan di dalam tasmu.

Kupon kedaluwarsa.

Sering kali, kita lupa dengan diskon setelah meninggalkan toko. Kupon yang didapat hanya tertumpuk di dasar tas dan kamu lupa menggunakannya hingga tidak bisa dipakai lagi.

Tampon dengan kemasan yang rusak.

Menurut para ilmuwan, tas adalah aksesori paling kotor yang ada di lemari perempuan. Tidak heran—kita membawa tas ke tempat umum, menaruhnya di lantai, menyimpan uang, ponsel pintar, dan benda lainnya. Oleh sebab itu, sebaiknya kemu menyediakan kotak khusus untuk tampon. Jika tidak, tampon bisa terkena bakteri.

Krim tangan yang kedaluwarsa.

Kapan terakhir kali kamu memeriksa tanggal kedaluwarsa produk kecantikanmu? Buanglah semua produk kecantikan yang kedaluwarsa tanpa ampun, baik itu lipstik maupun krim. Soalnya, setelah tanggal kedaluwarsa, krim tersebut dapat memicu reaksi alergi. Jadi, jangan sia-siakan kesehatanmu.

Kikir kuku logam.

Dulu, benda ini merupakan kikir kuku yang sangat populer. Kikir ini terbuat dari partikel batu safir. Sayangnya, kikir kuku ini lebih membahayakan daripada menguntungkan. Alat ini dapat merusak kuku hingga membuatnya patah.

Kartu bisnis lama.

Banyaknya kertas yang berisi informasi kontak lama dari toko, salon, klinik, dan tempat lainnya hanya membuat tasmu berantakan. Kamu bisa menyimpan informasi ini secara digital. Biasakan menyimpan semua nomor telepon yang diperlukan di ponsel dan buanglah kartu yang tidak penting.

Benda mana yang masih ada di tasmu? Ceritakan di kolom komentar!

Bagikan Artikel Ini