Sisi Terang
Sisi Terang

13 Kebiasaan Finansial Buruk yang Sebaiknya Sudah Ditinggalkan di Usia 30 Tahun

30 tahun adalah umur yang penting. Para psikolog menamakan orang berusia 30-an sebagai orang dewasa muda. Tapi kenapa sebagian orang berusia 30 tahun memiliki mobil, rumah, pekerjaan stabil, dan sebagian lain hidup pas-pasan? Ini semua terkait dengan kebiasaan finansial berbahaya yang membuat mereka tidak bisa meraih sukses.

Sisi Terang telah melakukan penelitian tentang pernyataan para ahli keuangan dan akan menghadirkan sejumlah kebiasaan yang harus kamu lupakan agar menjadi orang yang sukses di usia 30 tahun.

1. Melakukan panggilan interlokal

Jika sering melakukan panggilan interlokal atau sambungan langsung jarak jauh, mungkin di sinilah kamu mengeluarkan banyak uang. Dalam hal ini, kamu harus mempertimbangkan perangkat lunak untuk melakukan panggilan dengan internet. Bukan cuma melalui Skype: ada banyak aplikasi lain yang modern dan nyaman. Gunakan aplikasi ini untuk panggilan video.

Yang paling populer mungkin WhatsApp. Ini adalah aplikasi yang simpel untuk digunakan, tapi juga memiliki satu kelemahan serius—terlalu banyak spam, termasuk penipuan. Kamu bisa mencoba Talky, WeChat, atau Google Hangouts. Aplikasi-aplikasi ini intuitif, tidak beriklan, dan gratis.

2. Terapi ritel

Berbelanja untuk memperbaiki suasana hati adalah kebiasaan finansial yang sangat buruk. Sesering apa kamu membeli sesuatu yang tidak kamu rencanakan? Menurut riset yang diadakan oleh Slickdeals, orang Amerika setidaknya melakukan pembelian yang tidak mereka rencanakan yang berdampak terhadap situasi keuangan 3 kali seminggu.

Para ahli keuangan telah melakukan eksplorasi dan menjelaskan kenapa terapi ritel adalah ide yang buruk. Pertama, kamu berisiko membeli sejumlah barang yang tidak diperlukan. Dan meskipun harganya tidak mahal, kamu akan berakhir membelanjakan sejumlah besar uang di akhir tahun. Kedua, membeli sesuatu tanpa berpikir bisa mengindikasikan bahwa kamu sedang mencoba mengatasi masalah psikologis melalui berbelanja. Masalah itu bisa berupa kurangnya kepercayaan diri atau yang berakar dari masa kecil.

Keseruan itu bisa didapat gratis, lho—jalan-jalan bersama teman, piknik dengan rekan-rekan kerja, atau bermain olahraga di udara terbuka bisa memperbaiki suasana hati sebagaimana berbelanja. Dan dari segi finansial, berbagai aktivitas ini jauh lebih aman bagimu.

3. Memperlakukan kartu kredit sebagai uangmu sendiri

Kartu kredit bukan sumber pendapatan, ini hal yang banyak dilupakan banyak orang. Jika kamu memperlakukan uang kartu kredit sebagai uangmu, sebaiknya kamu berhenti memakainya sama sekali. Limit yang tinggi pada rekening kartu kreditmu sering membentuk ilusi memiliki uang yang bisa kamu belanjakan. Tapi agar tidak membayar bunganya ke bank, kamu harus melunasi utangmu tiap bulan.

4. Tidak merencanakan liburanmu di awal

Liburan yang tidak terencana bisa menjadi masalah besar bagi rekening bankmu, karena harga tiket dan hotel bisa jauh lebih mahal. Bukan cuma waktu tertentu dalam setahun yang berpengaruh terhadap biaya penerbangan, hari-hari dalam seminggu juga penting—Selasa dan Rabu adalah hari-hari termurah untuk bepergian. Hari-hari terburuk untuk bepergian adalah hari Minggu di bulan Juli dan Desember—harga-harga tiket saat itu setinggi langit.

Para blogger wisata menganjurkan untuk memesan hotel yang menyediakan sarapan dan makan siang, atau mencoba couch surfing dan berkemah.

5. Membayar berbagai langganan

Berlangganan musik dan film itu mahal. Dan sering kali, pemilik gadget tidak tahu bahwa mereka berlangganan sesuatu. Jika kamu melihat sejumlah uang yang sama selalu menghilang dari rekening bankmu, periksa apa kamu berlangganan sesuatu. Tapi bagaimana kalau kita ingin nonton film atau mendengar musik? Pilih layanan film dan musik online legal—layanan ini bebas biaya dan mendapat untung dengan menampilkan iklan kepada pengguna.

6. Tidak membeli secara borongan

Apa kamu masih berpikir bahwa cuma wanita tua yang membeli barang-barang di muka? Nah, kamu salah. Tidak ada buruknya membeli borongan dan di muka, terutama jika itu adalah barang-barang yang bisa disimpan lama.

Penyimpanan barang-barang penting seperti sereal, tisu kamar mandi, sampo, dan detergen akan mencegahmu membeli barang-barang yang tidak kamu butuhkan, karena sudah punya persediaan banyak di rumah. Tapi ingat bahwa banyak toko menawarkan diskon bagi barang-barang berkualitas rendah, jadi berhati-hatilah.

7. Tidak memakai program loyalitas

Banyak perusahaan menawarkan diskon dan bonus bagi pelanggan mereka. Dan tidak menggunakan program loyalitas merupakan tindakan bodoh. Sebagai contoh, berbagai maskapai mengizinkan klien mereka mengumpulkan jarak terbang untuk membayar tiket mereka.

Agar tidak bingung karena harus membawa banyak kartu program loyalitas, kamu bisa memakai aplikasi khusus di ponsel atau tabletmu untuk menyimpan semua datanya di satu tempat.

8. Tidak bisa tawar menawar

Di negara-negara Timur termasuk Indonesia, ada tradisi hebat bagi orang-orang yang suka berbelanja: pelanggan dan pembeli suka tawar-menawar. Ini adalah semacam seni dan keterampilan keren bagi mereka yang suka menghemat uang. Kamu bisa menawar di mana saja—ketika membeli rumah, perabotan, atau bahkan gadget, selalu ada peluang untuk memperoleh diskon jika kamu bisa menegosiasi harganya. Jangan lewatkan kesempatan untuk menghemat uang. Terkadang yang dibutuhkan cuma menanyakan diskon untuk mendapatkannya.

9. Tidak minta nasihat teman atau keluarga sebelum membeli sesuatu yang besar

Keluarga bukan cuma orang-orang dekat yang memberimu dukungan di masa-masa sulit. Tidak ada yang bisa sejujur orang tua atau pasanganmu dalam hal kesalahanmu. Kamu harus memanfaatkan ini jika kamu merencanakan pembelian besar yang belum kamu yakini. Dalam situasi seperti ini, diskusikan rencanamu dengan keluarga, siapa tahu kamu akan mendapat nasihat berharga.

10. Membelanjakan uang untuk rokok dan alkohol

Rokok, alkohol, dan makanan cepat saji bukan cuma buruk bagi kesehatanmu, tapi juga bagi kondisi keuanganmu. Ahli keuangan memperhitungkan bahwa rata-rata orang Amerika membelanjakan 5 ribu dolar (sekitar Rp71,8 juta) setahun untuk barang-barang ini. Makanan cepat saji memang membantu menghemat waktu, tapi ini buruk bagi kesehatanmu dan harganya jauh lebih mahal dibanding makanan biasa yang bisa kamu siapkan sendiri.

11. Membeli pakaian yang tidak bisa dipadukan dengan pakaianmu yang lain

Sepatu warna terang yang cuma kamu pakai beberapa kali atau tas tangan yang sangat ngetren yang cuma akan berdebu di lemari pakaianmu cepat atau lambat akan menghancurkan keseimbangan keuanganmu. Terutama jika kamu sering membeli pakaian yang tidak bisa dipadukan dengan pakaian lain. Kamu harus jujur dengan kondisi keuanganmu dan selalu membeli pakaian yang bisa dengan mudah dipadukan dengan apa yang sudah kamu miliki.

Jangan remehkan situs-situs web yang menjual pakaian bekas. Kamu tidak perlu membeli pakaian di sana, tapi kamu bisa menjual barang-barang yang tidak kamu butuhkan lagi: kamu akan mendapat tambahan uang dan ruang di lemari pakaianmu.

12. Membeli kopi tiap pagi

Ilmuwan Inggris memperhitungkan bahwa rata-rata pegawai kantoran mengeluarkan uang 510 dolar (sekitar Rp7,3 juta) setahun untuk membeli kopi. Tentu saja, harga secangkir kopi berbeda dari satu kota ke kota yang lain, tapi ada satu hal yang pasti: banyak uang dikeluarkan untuk membeli kopi. Belilah cangkir yang bisa menyimpan kopi panas dan minumlah kopi buatan rumah dalam perjalanan ke tempat kerja. Ini akan banyak menghemat uangmu.

13. Tidak punya uang di akhir bulan

Waktu gajian masih seminggu lagi dan kamu sudah harus memangkas jumlah makanan yang biasanya kamu makan untuk bisa bertahan selama ini. Kalau kamu seperti ini, kami punya berita buruk untukmu: kamu sedang melakukan kesalahan. Jika uang dianggarkan dengan benar, kamu takkan berada dalam situasi seperti ini. Kamu harus mempertimbangkan lagi perilakumu dan meninggalkan hal-hal yang tidak kamu butuhkan.

Silakan bagikan tips-tips yang kamu gunakan untuk menghemat uang di kolom komentar di bawah.

Kredit foto pratinjau Depositphotos, Depositphotos
Bagikan Artikel Ini