Sisi Terang
Sisi Terang

12 Kebiasaan Kuliner Berbahaya Ini Bikin Kita Kecewa dengan Masakan Rumahan Kita

Terkadang, tingginya pengetahuan kuliner tidak bisa mencegah kita dari melakukan kesalahan yang mengecewakan. Masalahnya, kita sering bertindak sesuai dengan kebiasaan dan tidak mempertanyakan metode yang kita pakai, kita yakin bahwa tidak ada cara yang lebih baik. Oleh karena itu, panekuk buatan kita menjadi seperti karet, nasi kita terlalu lengket, dan daging giling kita menjadi kering dan alot.

Sisi Terang memutuskan untuk mencari tahu kesalahan umum apa saja yang mencegah kita menikmati cita rasa terbaik dari hidangan buatan kita. Dan ternyata, semuanya sangat mudah diperbaiki.

12. Kita mengaduk adonan panekuk terlalu keras.

Saat mengolah adonan panekuk, kita sering terlalu asyik memecahkan semua gumpalan untuk mendapatkan konsistensi yang ideal. Sebenarnya, ini adalah kesalahan besar, karena ini tidak membuat kita mendapatkan panekuk yang besar, empuk, dan lembut, melainkan malah membuat kita mendapatkan panekuk yang rata dan alot.

Alasannya tersembunyi di balik 2 kemungkinan ini. Yang pertama adalah di sebagian besar resep, ada jenis bubuk pengembang tertentu, dan pengadukan yang terlalu intens memungkinkan semua gelembung, yang dihasilkan saat bersentuhan dengan cairan, malah keluar. Alasan kedua adalah kamu mengaduk adonanmu terlalu lama, sehingga menghasilkan gluten, yang jika berlebihan, membuat adonanmu alot.

11. Kita menaburkan garam ke hidangan dari jarak yang terlalu dekat.

Kamu mungkin memperhatikan bahwa beberapa koki profesional membumbui atau menggarami hidangan mereka dengan mengangkat tangan tinggi-tinggi di atas piring atau penggorengan. Ternyata, ini bukan cuma gaya-gayaan. Nyatanya, makin tinggi titik awalnya, makin merata juga bumbu yang tersebar ke permukaan hidangan. Jika tanganmu terlalu rendah, ada risiko sepotong daging atau hidanganmu akan lebih asin dibanding yang lain.

10. Kita tidak menggoreng beras sebelum menanaknya.

Ada tahap memasak yang bisa membuat nasimu lebih pulen dan lebih kaya rasa, tapi kita cenderung melewatkannya. Tahap ini adalah menggorengnya dalam minyak sebelum menambahkan air ke dalamnya.

Langkah ini lumayan sederhana. Yang perlu kamu lakukan cuma memanaskan minyak di wajan dengan api sedang, lalu tambahkan nasi dan goreng sampai ada perubahan warna. Setelah itu, tambahkan air, tunggu sampai mendidih, pasang penutup, dan biarkan termasak dengan api kecil selama sekitar 20 menit.

9. Kita tidak memanaskan wajan dan minyak dengan pas.

Masalah utama dari kebiasaan ini adalah makanan yang diletakkan di atas wajan dingin di atas minyak malah akan menyerap minyak ini, alih-alih tergoreng sampai renyah. Alhasil, kita mendapatkan hidangan yang tinggi kalori dan berminyak, yang bisa sangat memengaruhi kualitas rasanya.

8. Kita menggunakan berbagai jenis lada yang tidak pas.

Ukuran gilingan lada hitam penting dalam hal intensitas rasa. Lada yang ditumbuk halus memungkinkan hidanganmu menyerap aromanya secara merata dan, pada saat yang sama, lada ini cuma berfungsi sebagai tambahan penyedap, bukan bumbu utama. Sementara itu, lada yang digiling kasar lebih aromatik, menambah hentakan rasa pada hidangan, dan secara berkala mengeluarkan cita rasanya yang khas.

Dengan mengetahui hal ini, kita lebih mudah menentukan jenis lada mana yang lebih cocok dipakai. Lada yang ditumbuk kasar kurang cocok untuk saus, tapi cocok untuk daging dan salad, sedangkan lada yang ditumbuk halus, sebaliknya, akan memberikan cita rasa lembut pada sausmu, tapi takkan mengalahkan rasa steik yang kamu hidangkan.

7. Kita lupa, tidak semua bahan pada akhirnya harus ada di piring.

Terkadang, kita menambahkan bahan yang diperlukan ke dalam sup atau saus untuk meningkatkan cita rasa dan mengeluarkan kenikmatannya yang istimewa. Tapi semua bahan ini pada akhirnya takkan dimakan sampai habis. Untuk mencegah bahan-bahan yang tidak diperlukan ikut masuk ke piring saat disajikan, sebaiknya kamu membuangnya terlebih dahulu di awal. Jadi, kamu cuma perlu mengambil semuanya menggunakan pencapit makanan di akhir proses memasak dan menyingkirkannya.

6. Kita tidak mengikis lapisan atas daging yang sudah lama disimpan di kulkas.

Lapisan atas daging yang sudah lama disimpan di dalam lemari pembeku terkadang berubah warna atau tertutup lapisan. Lapisan ini bisa membuat warna hidanganmu menjadi kurang sedap dipandang. Meski begitu, kamu tidak perlu membuang daging yang sudah berubah warna seperti itu.

Kamu cuma perlu mengikis lapisan ini dari permukaannya, mencucinya di keran, dan mengeringkannya menggunakan tisu dapur. Tentu saja, kamu tidak bisa menyelamatkan daging busuk dengan cara ini, metode ini hanya dapat digunakan pada produk yang sudah diperiksa dengan baik.

5. Kita menggunakan spatula yang sama untuk beragam jenis masakan.

Mungkin, beberapa dari kita pernah memikirkannya, tapi keragaman bentuk dan bahan spatula memang sengaja dibuat demikian karena suatu alasan. Setiap variasi ini cuma cocok untuk beberapa kegiatan memasak dan kurang cocok untuk kegiatan memasak lain.

Jadi, spatula silikon paling cocok untuk mencampur bahan lembut dan basah, seperti adonan atau krim. Lalu, kamu sebaiknya tidak menggunakan spatula kayu untuk daging, karena kayu bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri. Untuk masakan yang mudah rapuh, seperti telur goreng, sebaiknya kamu menggunakan spatula melengkung, bukan yang lurus, agar hidanganmu tidak pecah.

4. Kita tertukar antara urutan memasukkan herba kering dan segar.

Herba kering bisa mengeluarkan efek yang sangat berbeda pada rasa hidanganmu tergantung kapan kamu menambahkannya. Rekomendasi yang paling umum adalah menambahkannya di awal atau saat memasak, karena herba kering butuh waktu untuk melunak dan terbuka. Jika kamu menambahkannya di akhir atau ke hidangan yang sudah jadi, maka herba keringmu bukan cuma akan gagal terbuka dan mengeluarkan aromanya, tapi juga harus dipecahkan dan mengeluarkan rasa yang kurang sedap di mulut, jadi, sebaiknya kamu memilih herba segar untuk kondisi seperti ini.

3. Kita menambahkan balok mentega ke dalam adonan alih-alih memarutnya.

Detail utama dalam banyak resep memanggang adalah menteganya harus cukup lunak agar bisa tercampur dengan bahan lain. Pada saat yang sama, mentegamu tidak boleh dicairkan. Jadi, daripada memotongnya kotak-kotak dan menambahkannya seperti itu, sebaiknya, parut mentega beku dan biarkan selama beberapa menit, serpihan parut ini kemudian akan dengan cepat mencapai suhu ideal.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah beberapa resep membutuhkan mentega yang tidak terlalu dingin untuk mengeluarkan uap dari oven, yang fungsinya membantu adonan mengembang. Dalam hal ini, parutan mentega beku yang digulung ke dalam tepung dan ditambahkan ke adonan juga merupakan pilihan yang sempurna.

2. Kita mengaduk daging giling terlalu kuat.

Keinginan untuk mencampur bahan-bahan yang ditambahkan ke daging giling secara menyeluruh dapat menyebabkan adonanmu terlalu banyak diadon, sehingga membuatnya terlalu alot dan kurang beraroma. Untuk membuat bakso dan daging goreng tepung dari daging giling lebih empuk dan mengembang, kamu harus mengolahnya dengan sangat lembut dan hati-hati. Kamu juga tidak perlu meremas adonanmu terlalu keras saat membuat bakso, melainkan gunakan sedikit tepukan.

Selain itu, saat memasak daging giling, pastikan untuk tidak menekan atau menusuk hidanganmu (seperti daging goreng tepung misalnya), agar tidak mengeluarkan sarinya dari dalam dan malah membuat hidanganmu menjadi kering.

1. Kita tidak membilas beras sebelum menanaknya.

Sering kali, nasi kita lengket dan berubah menjadi bubur, bukan cuma karena waktu memasak yang tidak tepat, tapi juga karena kita tidak membilasnya terlebih dahulu. Masalahnya, ada banyak pati di dalam nasi (dan itulah yang menyebabkan airnya keruh). Saat direbus, pati ini tidak bisa pergi, sehingga saat air diserap atau diuapkan, pati ini berubah menjadi gumpalan lengket yang mengikat bulir berasmu.

Untuk menghindarinya dan membuat nasimu lebih pulen, kamu perlu membilasnya dengan saringan sampai airnya jernih.

Menurutmu, apa kesalahan lain yang dilakukan banyak orang saat memasak, tapi jarang orang-orang ketahui?

Bagikan Artikel Ini