Perempuan Ini Menggunakan Pisang Sebagai Kanvas dan Menciptakan Seni Tanpa Tinta atau Cat
Para seniman modern menggunakan berbagai permukaan sebagai kanvas. Kamu pasti pernah melihat gambar di pasir, pahatan di ujung pensil, dan bahkan kue-kue berseni yang menakjubkan. Anna Chojicka akan mengejutkanmu dengan bahan tidak lazim lainnya — kulit pisang. Kamu bisa menemukan karya seninya di Instagram atau Twitter-nya.
Sisi Terang harus lebih banyak mempelajari proses kreatif Anna. Kami mengagumi ide geniusnya. Jadi, kami mengumpulkan karyanya yang paling membuat kami terkesan untuk kami bagikan denganmu.
Anna tidak menggambar, dia mengubah warna.
Dalam karyanya, Anna tidak menggunakan tinta atau cat. Sebagai gantinya, dia memakai teknik unik yang dia sebut “bruising” yang memungkinkan dia mengubah warna kulit pisang dan menciptakan gambar hanya menggunakan kontras antara permukaan yang berubah warna dan yang tidak berubah.
Cara dia mengubah warna pisang.
Anna menciptakan seninya setiap hari. Dia mengubah warna pisangnya setiap hari entah pada malam hari atau pada pagi hari sebelum bekerja. Menggunakan titik tumpul, dia menekan kulit pisang sehingga berbekas. “Aku tidak menusuk kulitnya, tapi hanya menekannya pelan-pelan,” jelas Anna dalam wawancaranya dengan Sisi Terang. “Seiring waktu, warnanya menjadi semakin gelap.”
“Untuk menciptakan gambar yang memiliki warna berbeda, aku mengerjakan bagian yang hasil akhirnya paling gelap dulu, seperti garis luar atau bayangan. Lalu, aku mengerjakan bagian paling terang terakhir,” jelas seniman itu. “Dengan pisang yang lebih lembut, kita bisa menggabungkan warnanya. Jadi, ini soal waktu. Gambarnya akan terlihat bagus sebentar, lalu perlahan menjadi gelap sampai pisang itu menghitam.”
Asal idenya.
Anna mulai berkarya dengan pisang pada Maret 2020 saat dia harus diam di rumah karena sakit. Pada minggu kedua, kondisinya membaik, tapi dia tidak tahan karena isolasi. Suatu hari, setelah makan siang, dia mengambil garpu dan mulai mencoret-coret di atas pisang dengan itu. Dia menyadari semakin lama dia meninggalkannya, semakin gelap bekas gambaran itu. Anna menyadari bahwa dengan menekan kulit pisang, dia bisa membuat karya seni.
Anna menarik inspirasi dari mana-mana.
“Aku terinpsirasi oleh banyak hal,” sebut Anna. “Separuh keseruan dan separuh tantangan melakukan ini hadir dengan ide baru setiap hari. Aku terinspirasi oleh orang, tempat, kejadian, musik — dan aku bahkan membuat seni pisang yang terinspirasi oleh Amy Winehouse, Bob Marley, Mulatu Astatke, dan David Bowie. Atau itu bisa saja sesuatu yang kulihat saat aku jalan-jalan.”
Anna juga membuat karya seni dengan psiang untuk menunjukkan dukungan terhadap peristiwa berbeda, termasuk Ethiopian Renaissance Dam. Dia sempat tinggal di Ethiopia dan sangat menyukai negara itu. Jadi, dia sering membuat gambar yang merayakan budaya Ethiopia di atas pisang.
Tapi memunculkan ide baru adalah bagian paling sulit.
Sesekali merasa mentok adalah bagian penting dalam proses kreatif apa pun. Terkadang sulit membayangkan gambar baru setiap hari. “Terkadang, aku merasa sangat terinspirasi dan ide-ide mengalir bebas. Itu bagus. Tapi terkadang, aku kesulitan memikirkan hal baru.”
Tapi proses mengubah warna juga bisa sulit. Menurut Anna, bagian teknis tersulit adalah mendapat waktu yang tepat. Dan jika kamu membuat kesalahan, kamu tidak bisa menghapusnya. Jadi, kamu harus tepat dalam mengerjakannya.
Apa yang terjadi setelahnya.
“Setelah memotretnya, aku makan pisang itu! Entah aku memakannya hari itu atau menyimpan beberapa untuk membuat kue pisang atau banana fool yang lezat!” kata Anna. “Seseorang memberiku resep untuk es krim pisang dan selai kacang beberapa waktu lalu. Jadi, aku harus mencobanya. Tidak ada makanan yang terbuang.”
Imajinasi dan pengabdian Anna terhadap karyanya benar-benar tak terbatas.
Apa hobi unik yang kamu miliki?