Sisi Terang
Sisi Terang

Begini Cara Madonna Melawan Stereotip dan Memutuskan Menjadi Ibu Lagi di Usia Hampir 60 Tahun

Sejarah musik pop dunia bisa dibagi menjadi 2 zaman: sebelum dan sesudah Madonna. Namun, Nona Ciccone menjadi tokoh kultus ikonis bukan cuma karena kesuksesan musiknya, tapi lebih karena pengaruhnya terhadap jutaan orang di seluruh dunia. Dia mematahkan stereotip, menentang masyarakat, dan membuka cakrawala baru dalam dunia musik, mode, film, dan bidang lainnya.

Sisi Terang meyakini kisah Madonna bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih berani dalam hidup dan tidak takut akan pendapat orang lain.

Awal

Jika ada yang ingin memfilmkan kisah Madonna, kemungkinan besar, film ini akan mendapatkan Oscar. Seorang mahasiswi berumur 20 tahun yang berhenti kuliah dan pergi untuk menaklukkan New York, dengan cuma membawa sedikit uang.

Menurut sang penyanyi, itu adalah keputusan paling berani dalam hidupnya. Alasannya, sebelum ini, gadis itu belum pernah naik pesawat atau bahkan naik taksi. Dia juga tidak punya siapa pun yang bisa membantunya di kota besar baru.

Madonna bermimpi menjadi penari terkenal. Di antara jam kerjanya di kafe donat, dia mengambil kelas koreografi dan menyetujui pekerjaan apa pun sebagai penari cadangan sampai salah satu kenalannya menyadari Madonna punya suara yang indah. Orang lain mungkin bahkan takkan mendengarkan omongan seperti itu, tapi Madonna mengingatnya dan memutuskan untuk merekam demo yang kemudian diberikan kepada para profesional untuk dinilai. Singlenya yang berjudul Everybody yang kemudian ditakdirkan untuk menjadi hit.

Permulaan yang cepat

Madonna tak perlu menulis lusinan lagu dan menunggu sampai publik menerima musiknya. Sejak penampilan pertamanya, dia membuat orang jatuh cinta kepadanya.

Jutaan remaja mencoba meniru penampilannya yang cerah. Celana jin sobek, gelang karet cerah, saputangan di rambut, dan semua hal lain yang dikenakan sang bintang baru menjadi atribut trendi dari generasi itu. Setelah mengetahui apa itu popularitas, sang penyanyi pernah berkata, “Aku menyadari diriku ingin menguasai dunia.”

Meningkatnya ketenaran yang cepat ini tak sampai membuatnya tinggi hati. Sebaliknya, makin populer, makin banyak hal baru yang dia pelajari. Pada tahun 1985, dia memulai debutnya sebagai aktris di Desperately Seeking Susan.

Pada saat yang sama, dia menikah dengan Sean Penn. Sang aktor sangat sensitif terhadap kesuksesan gemilang istrinya. Dia membenci perhatian publik yang berlebihan, sementara istrinya, sebaliknya, menginginkan lebih. Akibatnya, pernikahan mereka hancur, dan itu adalah kejutan nyata pertama dalam kehidupan sang penyanyi.

Masa percobaan yang memalukan

Mencoba untuk tidak memikirkan patah hatinya, Madonna terjun ke karyanya. Lagu-lagunya menyentuh makin banyak topik provokatif yang tidak dibahas di masyarakat. Dia tak terlalu peduli, terlepas dari fakta bahwa beberapa kontrak komersial dibatalkan karena perusahaan yang mengontraknya tak ingin dikaitkan dengan penyanyi yang penuh skandal itu.

Madonna perlu mengungkapkan perasaannya dan tak peduli berapa risiko yang akan dia bayar untuk itu. Pada titik tertentu, tingkat kejujuran lagu dan videonya mencapai titik di mana MTV menolak menyiarkannya. Untuk memprovokasi semua orang, sang penyanyi merilis sebuah buku yang berisi foto-foto candid-nya. Tentu saja, buku itu menjadi buku terlaris.

Keibuan

Karyanya pun selalu menjadi cerminan keadaan batinnya. Pada akhir tahun ’90-an, kita bisa melihat Madonna yang lebih tenang, sudah meninggalkan masa lalunya yang memalukan, dan memasuki fase baru yang lebih kompleks, dan cerdas dalam menjalani hidup.

Awalnya, sang penyanyi berperan dalam film biografi tentang penyanyi Argentina, Eva Peron. Film ini menjadi pencerahan sejati bagi penggemar Madonna, karena sangat dipuji oleh kritikus dan khalayak ramai. Saat mempelajari prototipe pahlawan wanita utama, sang penyanyi makin menyelami hukum tentang hak orang, dan menjadi penting baginya untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar film dan musik.

Selama periode ini, dia mengetahui dirinya sedang mengandung. Pada usia 38, sang penyanyi punya anak pertama, Lourdes Maria Ciccone Leon. “Aku suka melihatnya tumbuh. Aku suka melihatnya menyelami kehidupan di sekitarnya,” kata sang ibu muda kala itu.

Lirik lagunya menjadi lebih dewasa, sama seperti pandangan hidupnya. Penonton pun mengubah preferensi musik mereka, mengikuti eksperimen baru Madonna. Hasilnya, dia dianugerahi 4 Grammy dalam waktu 2 tahun, suatu prestasi yang luar biasa.

Nyonya Ritchie

Pada tahun 2000, Madonna menikah lagi, cinta pilihannya adalah sutradara terkenal, Guy Ritchie. Pada tahun yang sama, pasangan itu punya seorang bayi. Penyanyi itu menikmati status barunya sebagai seorang ibu dan istri. Di salah satu acara, dia dengan bangga mendemonstrasikannya dengan mengenakan blazer bertuliskan “Mrs. Ritchie”.

Kebahagiaan di rumah memberi Madonna lebih banyak kekuatan di dunia luar. Pada saat itu, dia sering berperan dalam film, dia merilis satu demi satu album, dan melakukan tur dunia. Penontonnya secara bertahap terbiasa dengan Madonna baru, dan proyek kreatifnya masih menjadi topik diskusi di masyarakat dan diperdebatkan di antara para kritikus. Pada tahun 2002, lagunya, Die Another Day, menjadi lagu terbaik dan terburuk tahun itu secara bersamaan.

Penyanyi itu sering bicara tentang berbagai masalah sosial di media, dan pada 2008, dia beralih dari kata-kata ke tindakan. Bersama tukang kebunnya yang lahir di Afrika, dia merilis film dokumenter tentang kesulitan hidup masyarakat Malawi. Beberapa karya serupa dari sang penyanyi pun segera menyusul.

Selain itu, dia membentuk sebuah organisasi yang akan membantu orang-orang miskin Malawi. Berkat Madonna, lebih dari 4.000 anak bisa mengenyam pendidikan di sana pada tahun 2013.

Madonna hari ini

Kini, Madonna adalah ibu dari banyak anak. Saat masih menikah dengan Guy Ritchie, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak, seorang anak laki-laki dari Malawi bernama David. Beberapa saat kemudian, pasangan itu putus, tapi Madonna terus mengadopsi anak.

Madonna harus berjuang keras demi putri angkatnya, Mercy. Orang-orang berkata, wanita yang telah bercerai tidak bisa membesarkan anak dengan baik. Namun, itu tidak menghentikan sang penyanyi, dan dia terus membela haknya untuk mengadopsi anak perempuan itu di pengadilan Malawi. Akhirnya, pada tahun 2009, dia resmi menjadi ibu dari anak itu.

Madonna hampir berusia 60 tahun saat dia memutuskan ingin menjadi seorang ibu lagi. Jadi, dia harus secara terbuka mengakui ingin terus menjadi orang tua. Dia dicecar banyak pertanyaan yang tidak mengenakkan di pengadilan karena mereka mempelajari motif adopsi ini secara menyeluruh. Akhirnya, pada tahun 2017, saat Madonna berumur 58 tahun, dia menjadi seorang ibu untuk kelima dan keenam kalinya. Keluarganya pun menyambut anak kembar, Estere dan Stella.

Pada tahun 2022, Madonna merayakan ulang tahun ke-40 karier bermusiknya. Para penggemarnya akan melihat perilisan ulang lagu-lagu hits lamanya dan berbagai acara meriah. Sang penyanyi tidak meminta hadiah apa pun pada kesempatan ini, tapi jika seseorang mau memberinya hadiah, Madonna menyarankan agar mereka memberikan sumbangan ke dana amal untuk membantu orang-orang yang benar-benar membutuhkannya.

“Aku takkan menukar hidupku dengan siapa pun,” ucap sang penyanyi. Jika kita mengumpulkan semua penghargaan, prestasi, dan rekornya (termasuk Rekor Guinness), tanpa diragukan, Madonna bisa disebut sebagai penyanyi terbaik sepanjang masa karena tak ada yang pernah mencapai levelnya. Tapi ini bukan batas untuknya. Sang diva masih tidak takut dengan perubahan atau bereksperimen dengan gaya dan musiknya, dan dia mendorong semua orang untuk membuat dunia di sekitar menjadi lebih ramah.

Apa lagu favoritmu dari Madonna?

Sisi Terang/Aku & Kamu/Begini Cara Madonna Melawan Stereotip dan Memutuskan Menjadi Ibu Lagi di Usia Hampir 60 Tahun
Bagikan Artikel Ini