Sisi Terang
Sisi Terang

Netizen Menjelaskan Cara Mengetahui Apakah Wawancara Kerja yang Kamu Hadiri Menjanjikan atau Tidak

Mengikuti wawancara kerja hampir selalu menjadi beban pikiran. Tapi perlu diingat, bukan cuma calon atasanmu yang mengevaluasi jalannya suatu wawancara—kandidat yang lain juga bisa belajar banyak dari sana. Bahkan, para calon pegawai yang pernah menghabiskan sebagian besar harinya di kantor, bicara dengan rekan kerja secara teratur, dan, yang terpenting, melakukan apa yang diminta atasan lebih mungkin diterima.

Para pembaca kami mencoba mengingat momen-momen ketika wawancara kerja mereka tidak berakhir dengan baik. Sisi Terang sangat berharap kisah-kisah ini akan membantumu tidak membuang waktu saat mencari pekerjaan baru.

  • Semua menjadi jelas jika kamu diminta membuat rencana kerja selama satu bulan ke depan bahkan sebelum kamu mulai bekerja. Mereka memintamu menjelaskan kenapa mereka harus membayarmu. Jelas terlihat takkan ada uang banyak di sana, tak peduli seberapa keras kamu bekerja. © Petr Davidov / Facebook
  • Saat kamu menghadiri wawancara kerja, tapi calon atasanmu malah tidak hadir... © Aleksey Kevorkov / Facebook
  • Posisiku berada di depan jendela dan aku punya sensitivitas cahaya yang tinggi. Jadi, aku hanya melihat sosok badan gelap calon atasanku. Aku bilang diriku merasa seperti sedang diinterogasi, akhirnya aku berdiri dan pergi bahkan sebelum wawancara dimulai. © Anna Robinson / Facebook
  • Saat mereka melihatmu dan berkata, “Oke, aku sudah melihatmu, sekarang lakukan hal yang sama.” Itu adalah wawancara terpendek dalam hidupku. © Nata Nata / Facebook
  • Saat Manager HR memegang CV-mu dan menanyakan zodiakmu! © Nataliya Kuzmina / Facebook
  • Saat calon atasanmu bertanya, “Bagaimana reaksimu jika kamu dimarahi atau seseorang menjambakmu?” © Nataliya Kuzmina / Facebook
  • Ketika aku ingin melamar posisi petugas kebersihan dan diminta mengisi kuesioner, “Apa kamu bisa bicara bahasa asing? Apa kamu bisa mengoperasikan komputer? Apa yang kamu lakukan untuk mengisi waktu luangmu?” Mereka seharusnya menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini kepada pemimpin perusahaan. © Vera Dikovitskaya / Facebook
  • Saat aku menanyakan gaji yang disebutkan dalam iklan lowongan kerja, mereka bilang bahwa itu setelah masa percobaan. Setelah aku bekerja selama beberapa minggu, aku baru tahu tak satu pun pegawai di sana yang punya gaji sebesar itu. Aku pun sadar seharusnya aku segera pergi tepat setelah wawancara saat itu. © Katerina Gordiyko / Facebook
  • Saat aku diberi tahu bahwa mereka tidak memedulikan wawasanku, dan penampilanku sudah cukup bagiku untuk mendapatkan pekerjaan itu, aku langsung berdiri dan pergi. © Anastasiya Rafayilova / Facebook
  • Saat mereka bertanya apa aku takut tinggal sendirian, dan mereka menyarankanku untuk “setidaknya peliharalah kucing”. © Tatyana Larina / Facebook
  • Tepat 18 tahun lalu, saat aku mendapatkan pekerjaan pertamaku di bank, calon atasanku menaruh lipstik hijau di depanku dan memintaku mengiklankannya agar semua orang di ruangan itu ingin membelinya. © Alla Fuks / Facebook
  • Saat aku datang ke perusahaan jasa pembersih besar untuk melamar sebagai manager, orang HR-nya bertanya kepadaku berapa nilai kelas fisikaku saat masih sekolah. Umurku sudah 40 tahun saat itu. Apa yang ingin mereka tahu tentangku? © Valerya Arno / Facebook
  • Saat mereka bertanya kenapa aku memilih perusahaan ini. Padahal saat itu, mereka yang menghubungiku terlebih dahulu! © Marya Mirgorodskaya / Facebook
  • “Menurutmu, kenapa kami perlu mempekerjakanmu?” Setelah pertanyaan seperti ini, aku biasanya tersenyum dan pergi. Atau pertanyaan-pertanyaan seperti, “Berapa gaji yang ingin kamu miliki sekarang? Lalu bagaimana dengan setelah bekerja 1 tahun untuk perusahaan kami?” Setelah membaca ulasan tentang perusahaan ini di internet, kamu akan tahu mereka tak pernah menaikkan jabatan siapa pun, pertanyaan seperti ini hanyalah basa-basi. © Lina Volkova / Facebook
  • Ketika di tengah atau awal wawancara, kamu perlu menunggu sampai mereka selesai bicara dengan orang lain, sementara kamu hanya duduk di sana, menunggu, tanpa ada yang membutuhkanmu. © Ludmila Kovalchuk / Facebook
  • Ketika seluruh keluarga di perusahaan ini hampir semuanya satu keluarga — dan bukan keluargamu. © Yulia Gofman / Facebook
  • Di meja kerja, ada bagan berisi jadwal kamar mandi. Bukan posisinya yang menjadi masalah, tapi ini adalah perusahaan desain. © Elena Moroz / Facebook
  • Saat mereka memintamu mengatakan mobil apa yang kamu punya dan informasi tentang semua kerabatmu — aku selalu pergi. Mereka juga menjanjikan gaji yang luar biasa dan kamu melihat karyawan mereka yang tak terlihat begitu kaya. © Yana Baglay / Facebook
  • Jika wawancara kerjamu memakan waktu lebih dari 10 menit. Orang HR yang kompeten cuma butuh beberapa menit untuk mewawancara seseorang. Lalu dia butuh beberapa menit lagi untuk memutuskan apa potensi terbaik kandidatnya. Aku benci saat pewawancara menyia-nyiakan waktuku dan waktu mereka. © Yulia Rudskaya / Facebook
  • “Apa kamu punya apartemen sendiri?” © Nadiko Erentsenova / Facebook
  • Mungkin kedengarannya lucu, tapi ini benar adanya. Untuk mengetahui seberapa baik kinerja perusahaan, cukup kunjungi kamar mandinya. Jika ada tisu, sabun, dan serbet, berarti perusahaan ini baik-baik saja. Karena saat ada masalah, biaya pertama yang dipotong perusahaan adalah produk kebersihan. © Elena Chernish / Facebook

Apa kamu pernah mengikuti wawancara kerja dan kamu langsung menyadari, tepat di tengah-tengah percakapan, bahwa kamu tidak ingin bekerja di tempat itu? Ceritakan pengalamanmu di kolom komentar, ya!

Kredit foto pratinjau Alla Fuks / Facebook, Tati / YouTube
Sisi Terang/Aku & Kamu/Netizen Menjelaskan Cara Mengetahui Apakah Wawancara Kerja yang Kamu Hadiri Menjanjikan atau Tidak
Bagikan Artikel Ini