Sisi Terang
Sisi Terang

12 Foto Ini Menunjukkan Hubungan Alam dan Manusia yang Kian Miris

Tahun 2017 ternyata menjadi tahun terpanas dalam sejarah pengamatan meteorologi selama 150 tahun terakhir. Kita tidak tahu prediksi para ilmuwan akan setepat apa, tapi satu hal yang pasti, kita belum membawa banyak perubahan positif pada planet tercinta kita sejauh ini.

Para ahli mendefinisikan “perubahan suasana hati” alam sebagai iklim yang tidak menentu. Alasan utama fenomena aneh seperti ini adalah Arktika yang kian panas, menyebabkan lapisan es Greenland menghilang dengan cepat. Bahkan, saat ini, kecepatannya sudah 2 kali lipat dari kecepatan 10 tahun lalu.

Sisi Terang telah mengumpulkan daftar fakta resmi yang menunjukkan “suasana hati buruk” alam yang terjadi baru-baru ini. Dan dari semua foto berikut, hanya manusia yang dapat disalahkan.

Panas yang tidak normal membuat orang-orang harus menyesuaikan diri dengan kondisi baru. Suhu udara di Arizona mencapai 50 °C, dan di Kuwait mencapat 55 °C.

Akibat senyawa kimia antropogenik, lapisan ozon planet kita menipis. Lapisan ini bukan cuma mencegah Bumi kehilangan oksigen, tapi juga melindungi kita dari radiasi ultraviolet berbahaya. Itulah sebabnya para ahli meteorologi di seluruh dunia terus mencatat kenaikan suhu abnormal.

Suhu dingin abnormal di area-area yang biasanya tidak dingin.

Tampaknya, seluruh dunia pernah melihat foto aligator berhibernasi di dalam es dan iguana yang jatuh ke dalam kondisi anabiosis. Meski aligator bisa menyesuaikan diri dengan perubahan suhu yang dramatis, iguana tidak tahan terhadap dingin, dan suhu dingin yang ekstrem akan berujung pada kematian.

Salju sudah turun selama 3 tahun berturut-turut di Gurun Sahara.

Sepertinya, manusia lebih memilih terbiasa terhadap fenomena ini, alih-alih mengubah perilaku.

Seekor harimau Siberia keluar dari hutan untuk mencari makanan.

Akibat perburuan ilegal, harimau Amur mulai keluar ke jalanan demi mendapatkan makanan seadanya. Bukan cuma harimau yang melakukan ini. Banyak hewan liar kelaparan lain harus beradaptasi dengan kondisi kehidupan baru. Sayangnya, penggundulan hutan adalah masalah global lain yang juga mengancam dunia kita.

Penebangan hutan tropis di Brasil.

Kalau hilangnya lahan pertanian digantikan dengan deforestasi, jumlah hutan di seluruh dunia bisa habis total. Jika manusia meneruskan laju deforestasi saat ini, semua hutan akan hilang pada tahun 2040.

Papan iklan yang cerah tenggelam dalam kabut asap tebal di Tiongkok.

Pengembangan industri yang cepat menyebabkan 85% orang di Bumi menghirup udara tercemar.

Warna pink ini muncul di salah satu waduk di Rusia.

Perubahan komposisi kimia atmosfer menyebabkan pembentukan hujan asam. Hujan asam ini kemudian meracuni lingkungan dan mencemari tanah dan waduk.

Pantai yang penuh sesak di Rio de Janeiro.

Menurut perkiraan para ilmuwan, populasi manusia di Bumi akan mencapai angka 9 miliar pada tahun 2030. Bayangkan: 101 tahun lalu, pada tahun 1927, populasi manusia di Bumi hanya sekitar 2 miliar jiwa.

Seekor beruang kutub sekarat karena kelaparan di pantai Samudra Arktika.

Foto-foto beruang kutub kelaparan ini adalah gambaran terbaik atas masalah pemanasan global planet kita. Beruang kutub berburu anjing laut dari es laut yang mengapung. Tapi setiap tahunnya, jumlah es ini berkurang, artinya, hewan liar ini harus hidup dari simpanan lemak yang terakumulasi selama musim dingin, saat pembentukan es terjadi secara alami.

Titik minyak besar terbentuk akibat meledaknya platform minyak pada tahun 2010.

Setiap tahunnya, lebih dari 12 juta ton minyak dibuang ke lautan dunia. Itu terjadi karena kebocoran minyak dari galian dan tangker yang rusak. Sekitar 25% air laut diselimuti lapisan minyak yang kepekatannya bervariasi. Pada tahun 2010, ledakan platform minyak Horizon Deepwater mengakibatkan kebocoran 1.000 ton minyak ke laut. British Petroleum Company telah menghabiskan miliaran dolar untuk menghilangkan kebocoran minyak ini, tapi terlepas dari semua upaya mereka, baru 75% zat mudah terbakar yang berhasil mereka angkat.

Foto kuda laut yang memegang korek kuping ini menunjukkan kondisi nyata lautan kita saat ini.

Terdapat 260 juta ton sampah plastik masuk ke laut Bumi setiap tahunnya, mengakibatkan pembentukan benua plastik besar. Yang terbesar terletak di Samudra Pasifik, memakan 10% dari permukaannya.

Paus tersedak sampah plastik.

Masalah polusi plastik di laut dan lautan menjadi makin serius setiap tahunnya. Ada banyak kasus paus tersedak sampah plastik dan tersapu ke daratan. Untuk meningkatkan kesadaran akan hal ini, orang-orang dari Greenpeace Filipina memasang replika paus mati di salah satu pantai di Manila Selatan. Seluruh instalasi ini dibuat dari sampah plastik yang ditemukan di perairan laut.

Bagaimana cara manusia membantu Bumi?

Manusia mulai menanggapi masalah lingkungan global dengan lebih serius. Suaka margasatwa dan badan amal dibentuk untuk mendukung alam. Pemerintah membagikan uang untuk melestarikan flora dan fauna serta mengadopsi undang-undang yang berpihak pada alam. Para ilmuwan juga berkontribusi besar dan terus bekerja demi menciptakan kondisi yang lebih baik bagi masa depan planet kita. Semua hal ini memberi kita harapan bahwa prediksi negatif tentang apa yang akan terjadi pada Bumi tidak akan berubah menjadi kenyataan.

Apa kamu pernah melihat fenomena alam aneh di kota tempat tinggalmu? Silakan tulis di kolom komentar, ya!

Kredit foto pratinjau Greenpeace Media
Bagikan Artikel Ini