15+ Cerita tentang Kegagalan Keuangan yang Harus Kita Ambil Hikmahnya
Dalam dunia modern, kita bisa dengan mudah menghabiskan uang. Orang bisa menjadi mangsa tenaga pemasaran, dimanfaatkan oleh skema penipuan tertentu, atau bahkan ditipu oleh orang yang dicintai. Para warganet pun membagikan pengalaman mereka ketika mengambil keputusan finansial yang sangat buruk, dan kita pun bisa belajar dari kesalahan mereka.
Kami di Sisi Terang telah menghimpun situasi yang bisa dialami banyak orang, kecuali kalau kamu membaca artikel ini dan mengambil hikmah di baliknya.
- Aku bertemu dengan mantan suamiku ketika aku berumur awal 20-an, dan umurnya sudah di atas 30 tahun. Aku telah bekerja sejak umur 18 tahun, dan berhasil mengumpulkan uang sekitar $10.000 (Rp143 juta) dari hasil bekerja di rumah. Kala itu, mantan suamiku enggak tahu soal tabunganku, meski begitu, dia mulai bercerita tentang masalah keuangan yang sedang dihadapinya. Aku yang masih muda pun “meminjami” dia sekitar $2.500 (Rp35,8 juta). Tentu saja, dia enggak mengembalikannya. Pelajaran bagi wanita mana pun (tua atau muda): jika seorang pria dewasa meminta uang darimu, segera KABUR. © Abbie Cuddy / quora
- Helikopter dengan remote control untuk putraku. Yang pertama menabrak dan enggak bisa diterbangkan lagi dalam waktu kurang dari 15 menit. Kami pun kembali ke tokonya. Helikopter berikutnya bertahan satu jam, lalu hancur. Yang terakhir menabrak tembok kira-kira juga dalam jangka waktu satu jam. Jangan pernah beli apa pun yang bisa terbang untuk anakmu, jika kamu ingin mainan itu awet.
© slipperylips / reddit - Kembali ke tahun 2013, aku ingin membeli apartemen yang sesuai dengan anggaranku. Sayang, tidak ada yang membimbingku. Aku pun menemukan sebuah apartemen. Lokasinya bagus, dekat dengan kantorku di Padur, punya ruang terbuka yang cukup luas, dan dekat dengan stasiun kereta. Jadi, kujual perhiasan istriku untuk membayar uang muka, meminjam uang dari saudariku, dan mengajukan pinjaman untuk 20 tahun ke depan. Sekarang direktur dari perusahaan itu ada di penjara, dan aku masih belum memiliki apartemen itu sampai hari ini. © Ashish Devnani / quora
- Istriku memutuskan bahwa kami butuh sebuah tempat tidur baru. Dan bukan sembarang tempat tidur—ranjang baru yang mahal dengan banyak laci terpasang. Istriku agak pendek, jadi dia pasti kikuk kalau harus naik ke atas ranjang setinggi itu. Karena itu, kami harus membeli satu set pijakan. Nah sekarang, saat aku berbaring di ranjang dan istriku menaiki pijakan itu, tiba-tiba dia menjulang di atasku kayak makhluk malam raksasa yang menakutkan. Aku 100% lebih suka ranjang biasa. © MyNSFWside / reddit
- Keputusan terburuk tentang keuangan dalam hidupku adalah memamerkan betapa mahalnya biaya pernikahanku. Tujuannya adalah untuk membuat tamu-tamuku terkesan. Benar saja, pihak yang diuntungkan cuma para vendor. Aku enggak menikmati acaranya, sebab aku merasa tegang apa tabunganku akan cukup untuk menutup semua pengeluaran itu. Aku baru sadar kemudian bahwa tamu-tamu kami akan senang hanya dengan mendapat perhatian dari kami, bukan dengan tampilan dan makanan dalam acara itu. Mereka yang tidak senang dengan perhatian dari kami adalah mereka yang tidak seharusnya membuang-buang waktu kami. © Susheel Agarwal / quora
- Alih-alih menabung uang untuk membeli apartemenku sendiri, aku dulu menghabiskan jutaan rupiah untuk benda-benda dan aksesori cuma biar tampak kaya. Dan sekarang harga perumahan di areaku setinggi langit dan di luar jangkuan keuanganku. Aku kecewa dan marah sekali dengan diriku sendiri kalau memikirkan hal ini. © RedditingAroundLol / reddit
- Aku berada di area pengambilan bagasi di bandara dengan memakai sweter universitas. Aku didekati oleh cowok berpakaian bagus yang bilang kepadaku kalau dia alumni dari kampus yang sama dan dia dengan sukarela menawarkan tumpangan pulang kepadaku. Dia mengendarai Mercedes Coupe merah mencolok dan dengan santai meminta maaf (menyombong) tentang kurangnya ruang bagasi untuk tas-tasku. Aku bosan mengobrol dengannya, tapi masih mengundangnya untuk minum teh. Di sinilah dia berceramah tentang Bitcoin. Ingat, saat itu tahun 2011 dan kecuali kalau kamu punya ketertarikan khusus kepada mata uang kripto, enggak ada orang yang pernah dengar soal Bitcoin. Dia bertanya apa aku mau beli mata uang kripto senilai $100 (Rp1,43 juta). Dengan sopan kutolak tawarannya, meskipun dia menjamin betapa investasi itu akan menguntungkan. Bitcoin senilai $100 (Rp1,43 juta) itu bernilai hampir $6,5 juta (Rp93 miliar) di bulan Desember 2017. © Ashwin C / quora
- Aku butuh satu tahun menabung untuk membeli sebuah MacBook dan akhirnya berhasil membelinya. Namun, sekarang, menurut pusat servis, aku butuh LCD baru, yang harganya sama dengan laptop baru, tapi bukan produk Apple. Ini adalah barang pertama yang aku beli dengan uangku sendiri. Yang bikin aku lebih sedih adalah aku mengetik jawaban ini di ponsel Android-ku. Aku menyesal enggak beli laptop yang lebih murah saja. © Lyn Martinez / quora
- Aku membeli ponsel yang harganya 3 kali gaji bulananku. Aku paham situasi keuangan keluargaku dan mereka enggak tergantung pada gajiku, jadi itu sebabnya aku melakukan kesalahan besar ini. Sekarang aku menyesali keputusanku. Ya, aku membelinya cuma untuk pamer. Sekarang harganya jatuh dan ponsel itu lebih buruk dibanding ponsel yang harganya 3 kali lebih murah. © Vigneshkumar Moorthi / quora
- Gigi bungsuku. Ada cukup ruang untuk gigi bungsuku tumbuh, tapi aku enggak bisa membersihkannya dengan baik dengan benang gigi. Selama setidaknya 15 tahun, aku selalu menghabiskan uang untuk mengobatinya. Akhirnya terpikir olehku untuk mencabutnya saja. © vosot / reddit
- Ketika baru masuk tahun pertama kuliah, aku malah menghabiskan biaya hidup yang diberikan orang tuaku di mal. Aku dihentikan oleh salah satu cewek di salah satu kios yang sedang mencoba menjual eksfolian khusus kepadaku. Dia menunjukkannya di tanganku dan aku bisa melihat kulit mati mengelupas di depan mataku! Dengan logatnya yang berat dia bilang bahwa untukku harganya cuma $18 (Rp258 ribu). Aku pun setuju dan bilang mau beli produk ajaib ini. Ketika dia memindainya di mesin hitung, kulihat harga sebenarnya adalah $80 (Rp1,1 juta), bukan $18. Aku pun sadar bahwa aku telah salah mendengarnya, karena logatnya. Aku terlalu malu untuk membatalkan pembelian pada titik itu, jadi aku tetap tutup mulut dan menyelesaikan pembelian produk perawatan kulit yang mahalnya luar biasa ini.
© CreepyCommittee / reddit - Aku pergi ke luar kota untuk menemui cewek yang kukenal di internet. Aku memesan tiket pesawat dan hotel selama 3 hari. Dia enggak pernah muncul. Itu adalah salah satu penyesalan terbesar dalam hidupku. © manisyam / reddit
- Aku membeli sebuah rumah, menikah, dan merenovasi rumah itu sesuai keinginan istriku. Aku membelanjakan semua uangku untuk ini. Mungkin ini terkesan seperti sebuah investasi, tapi enggak bagiku. Kemandirian finansial mengubah manusia. Sebelumnya, aku merasa yakin, aku selalu memperjuangkan opiniku, tapi sekarang aku harus mempertahankan pekerjaanku, dan takut berbeda pendapat dengan bosku. Aku jadi cuma ikut arus tanpa ambisi apa pun. © Pushp Rajkavi / quora
- Ketika berumur 19 tahun, aku berinvestasi dalam bisnis MLM. Aku memulai dengan jumlah kecil dan merasa seolah aku adalah pengusaha yang keren. Kemudian aku menginginkan lebih, maka kuputuskan untuk mengambil risiko dan menanamkan $9.000 (Rp129 juta). Aku harus minta uang ini kepada orang tuaku. Aku berusaha keras untuk meyakinkan mereka dan berhasil mendapatkan jumlah yang diperlukan. Aku menggunakan tabungan pernikahan saudariku, dan bahkan melibatkan paman serta kakekku. Ketika memperoleh penghasilan pertamaku, aku mulai membeli pakaian mewah dan berlagak seolah-olah aku sangat kaya. Namun, kemudian, uang itu berhenti masuk dan manajemen mulai mengabaikanku. Keluarga bisa memaafkan aku, tapi hubungan dengan orang lain yang terlibat rusak total. © Ravi-Teja-Gurram / quora
- Saat itu tahun 2008, dan ketika aku sedang bekerja jauh dari rumah, salah seorang kerabat dekat menyarankan agar aku membeli sebidang tanah di dekat jalan raya. Karena saat itu aku sedang tinggal di kota lain, kerabatku bilang dia akan mengurus dan mendaftarkan tanah itu atas namanya, untuk kemudian dibalik nama atas namaku. Kami cukup akrab, jadi aku memercayainya. Bertahun-tahun kemudian, harga tanah itu jadi 20 kali lebih tinggi. Namun, dia memutuskan untuk tidak memberikan tanah itu kepadaku, dan dia cuma mengembalikan setengah investasiku. Alhasil, aku jadi engggak pernah lagi percaya kepada siapa pun. Uang adalah iblis yang bisa mengubah pikiran siapa pun dan kapan pun, terutama kerabat.
© Ajay Reddy / quora - Aku akan menamakan ini pelajaran untuk diambil hikmahnya, bukan untuk disesali. Orang-orang yang dulu kusebut teman masih berutang kepadaku sebesar $12.000 (Rp172 juta). Yang bisa kukatakan sekarang adalah: jika kamu meminjamkan uang kepada temanmu, bersiaplah untuk kehilangan, baik uang maupun temanmu. Kusadari bahwa beberapa orang yang kupinjami uang mungkin enggak akan mengembalikannya. Sebenarnya banyak di antara mereka yang bisa melunasinya, tapi mereka enggak ingin dan berlagak enggak ingat. Pelajaran telah dipetik, aku pun melanjutkan hidupku. © Prado 1 / quora
- Aku dan mantan suamiku setuju bahwa akan lebih mudah menabung kalau kami membebankan semua pengeluaran rumah tangga pada gajiku dan membiarkan dia yang menabung, membayar pembelian besar, dan tagihan pajak. Kami bercerai dan dia membebankanku setengah tagihan pajak yang enggak pernah dia bayar. Oh, dan semua uang yang ditabung itu... Ya, aku juga enggak mendapat sedikit pun. Namun, istri barunya mendapat cincin bagus dan bulan madu. © flyingcatpotato / reddit
- Aku kenal pasangan yang menghabiskan $125.000 (Rp1,79 miliar) untuk pernikahan mereka. Pernikahan itu bertahan kurang dari 4 tahun. Dalam negosiasi penyelesaian perkara perceraian, mereka berselisih tentang siapa yang harus membayar bagian mana dari utang mereka. Salah satu perdebatannya seperti ini, “Aku ’kan enggak mau bunga-bunga jelek itu sejak awal!” Mereka bahkan masih melunasi utang untuk pernikahan pertama ketika menikahi pasangan mereka yang kedua. © craic_d / reddit
Apa kamu bisa membagikan contoh ketika kamu mengambil keputusan keuangan yang buruk?
Kredit foto pratinjau Abbie Cuddy / quora
Bagikan Artikel Ini