20+ Orang yang Tak Butuh Perancang Busana untuk Membuat Pakaian Keren
Ada dua tipe orang. Orang-orang di kelompok pertama lebih mudah membuang barang lama dan membeli barang baru, sementara kelompok kedua lebih memilih merombak barang lama atau membuat sendiri pakaian baru. Tapi itu bukan berarti kelompok pertama malas dan kelompok kedua kreatif. Orang-orang di kelompok kedua senang membuat barang-barang sendiri dan selalu penuh ide untuk pakaian baru.
Di Sisi Terang, kami mengagumi mahakarya pakaian buatan sendiri dan ingin kamu melihatnya juga.
“Aku membuat dua busana ini...”
“Kedua pakaian ini kubuat berbekal pengalamanku tumbuh besar di Soweto, sebuah kota kecil di Afrika Selatan, sebagai penghormatan untuk nenekku.”
“Sepupuku membuat gaun ini menggunakan 36 pakaian daur ulang.”
“Aku membuat rok lipat yang bisa dijadikan gaun pinafore!”
“Kadang kita dapat ide dan tak bisa berhenti memikirkannya.”
“Aku suka ide ini, lalu membuat roknya dalam dua hari. Rok bagian atas dibuat dari bahan semiwol dengan bordir. Bagian bawahnya dibuat dari gabardin dan dua kerutannya dibuat dari kain tafeta. Rok ini ternyata cukup berat. Jadi, aku harus memperkuat sabuknya dan menjahit kancing tambahan.”
“Aku membuat kostum sejarah pertamaku...”
“Gaun yang terinspirasi dari abad ke-18 ini memakai bahan utama karung tepung dan tirai lama. Polanya kubuat sendiri dan gaunnya kujahit serta kubordir sendiri.”
“Aku membuat jubah ’suami kayaku hilang secara misterius’ dan merasa hebat.”
“Aku membuat gaun dari tirai renda lama dan dalaman rok bekas!”
“Aku menemukan syal lama dan menjadikannya gaun.”
“Aku menemukan syal langsung pakai yang tak pernah kugunakan ini. Tapi menurutku kainnya cantik. Jadi, aku ingin membuat sesuatu darinya. Aku tak begitu berpengalaman, tapi entah bagaimana, aku berhasil. Pertama, aku menjahit bagian atas (hanya lubangnya) lalu aku berhasil memotongnya menjadi pola yang bisa dijadikan rok. Ini agak sulit karena sisa kainnya tinggal sedikit. Setelah menjahit bagian rok ke bagian atas, aku memasang dua tali dan selesai. Aku menjahit semuanya menggunakan tangan karena takut dengan mesin jahit dan tak tahu cara menggunakannya.”
“Aku membuat gaun dari seprai bekas seharga Rp42.000!”
“Aku membuat kemeja dan syal yang serasi dari dua kemeja pria!”
“Kausku membosankan. Jadi, aku membordir David karya Michelangelo di kausku.”
“Aku membuat gaun apron ini menggunakan kain gratis dari toko kain.”
“Aku membuat gaun pestaku sendiri.”
“Aku merancang, membuat sketsa, dan menjahit gaun ini sendiri. Nenekku banyak membantuku, tapi aku yang memilih semua kain, bunga, dan lainnya. Aku menata bunga dan lampu di balik kain tulle-nya. Gaun ini cukup berat dan bobotnya sekitar 4,5 kg.”
“Aku membuat gaun pesta Belle dan ternyata gaun ini terlalu besar untuk apartemenku!”
“Pembuatan gaun ini memakan waktu beberapa bulan. Aku mengerjakannya di sela-sela sekolah dan bekeja, setiap kali punya waktu senggang.”
“Aku mewujudkan visi desain ternama dalam karyaku.”
“Citra seorang wanita yang diciptakan Christian Dior pada tahun 1947 terus terbayang dalam pikiranku. Jadi, akhirnya aku mewujudkannya. Gaun ini memiliki dua lapisan. Lapisan atas dibuat dari kain organza kotak-kotak transparan yang diberi katun tebal. Meskipun gaun ini tampak ringan dan adem, sebenarnya ini cukup berat, dan katunnya sangat tebal sehingga jika kita menambahkan satu lapisan lagi untuk korset, ini akan bisa dipakai sebagai baju zirah.”
“Aku membuat gaun pengantinku. Ini tak sempurna, tapi tepat seperti yang kuinginkan.”
“Aku membordir peta bintang pada celana jeans-ku!”
“Garis kisi dibuat menggunakan mesin, dan yang lainnya dibuat menggunakan tangan.”
“Aku membuat gaun prom emas untuk putriku tersayang.”
“Gaun pemotretan pertunangan yang kudesain dan kubuat.”
“Jaket Bomber yang kurancang sendiri. Aku melihat kainnya dan merasa harus menjadikannya sesuatu.”
“Ini percobaan pertamaku membuat jaket dan pakaian yang bisa dipakai pertama yang kubuat untuk diriku sendiri! Aku merancang polanya sendiri menggunakan jaket yang kupunya sebagai referensi.”
“Aku menyulam rubah pertama untuk menutup lubang kecil. Rubah kedua dibuat untuk menemani rubah pertama.”
“Ini kubuat dari tirai dan selimut yang kutemukan di Goodwill, sebuah organisasi nirlaba! Aku meniru polanya dari desain work jacket.”
“Blus ini kurancang dan kubuat sendiri dari sutra dan kerah renda antik.”
“Aku suka mode Era Edward, dan ingin mencoba lebih banyak menerapkan gaya itu pada pakaianku.”
“Aku membuat gaun dari pola yang kubuat sendiri.”
Apa kamu pernah membuat pakaian sendiri? Bagikan karyamu di kolom komentar.