Sisi Terang
Sisi Terang

10 Antagonis yang Terlihat Kejam, Padahal Hanya Salah Dipahami

Ada banyak macam antagonis: kejam, serakah, dan pendendam, tapi mereka juga selalu meninggalkan kesan. Mereka adalah pendorong protagonis sebuah cerita. Jika dikembangkan dengan baik, mereka menginspirasi penonton untuk menghadapi sisi gelap mereka. Mereka mungkin membuat kita bertanya-tanya, “Bagaimana jika antagonis yang terus kita tolak sejak kecil sebenarnya tidak begitu jahat?”

1. Dudley Dursley di film Harry Potter

Dudley memang membuat hidup Harry Potter di rumah keluarga Dursley benar-benar sengsara. Namun, sikap tidak ramahnya mungkin berasal dari sumber pengaruh utamanya, ibu dan ayahnya. Mungkin kita malah akan iba kepadanya.

Perlu diingat bahwa sang sepupu manja ini juga terkadang menjadi korban sihir. Pertemuannya dengan ular di kebun binatang dan ekor babinya yang tidak dia inginkan mungkin memperkuat kebenciannya kepada Harry.

2. Maleficent di film Maleficent

Maleficent adalah antagonis dan pemeran utama film ini. Melebihi baik dan jahat, cerita ini menggambarkan momen saat dia dikhianati “cinta sejatinya”, manusia bernama Stefan. Stefan akhirnya mencuri sayap Maleficent untuk diberikan kepada raja, lalu dia menjadi penerus takhta. Untuk membalas dendam, peri yang marah ini mengutuk sang putri untuk tidur panjang.

Setelah mengenal gadis itu, Maleficent menyesali tindakannya dan ingin melindungi kerajaannya. Dongeng itu lebih menyoroti ikatan keluarga dan pemberdayaan perempuan daripada kisah cinta biasa antara putri dan pangeran.

3. Ruth DeWitt di Titanic

Saat kita pertama kali menonton Titanic, kita melihat Ruth DeWitt sebagai ibu Rose yang ketat dan menganggapnya salah satu antagonis dalam cerita ini. Sikapnya memang buruk: dia berbuat jahat kepada Jack dan memaksa Rose untuk menikahi Cal.

Dia memang tinggi hati, kasar, dan angkuh, tapi dia sayang dan peduli kepada putrinya. Dia menginginkan yang terbaik untuk putrinya (memang itu salah?). Di adegan sekoci, dia menolak naik tanpa Rose dan bahkan menangis setelah melihat kapal itu perlahan tenggelam, padahal Rose dan banyak penumpang lain masih ada di kapal.

4. King Kong di film King Kong

King Kong bukan sekadar hewan buas di film monster. Orang-orang tiba di Skull Island setelah tersesat di laut dan secara tidak sadar memasuki wilayahnya. Seiring berjalannya cerita, kita melihat Kong mampu merasakan emosi, seperti merasa protektif kepada Ann.

Manusia berusaha keras menangkap, mengendalikan, dan memanfaatkan primata raksasa itu, tapi gorila itu hanya tidak ingin diganggu.

5. Loki di film Thor

Loki memiliki banyak alasan untuk menjadi antagonis di film Thor. Odin membesarkan Loki dari bayi, menggunakan sihir untuk menyembunyikan sifat aslinya sebagai Frost Giant. Bukan hanya itu, dia juga harus menghabiskan seumur hidupnya dalam bayang-bayang Thor, putra kesayangan Odin, yang benar-benar egois dan tidak bertanggung jawab.

Mengetahui bahwa dia diadopsi mungkin membuat Loki muak, tapi berhadapan dengan saudara seperti Thor selama puluhan tahun memaksanya untuk menjadi benar-benar jahat.

6. Sid di film Toy Story

Sid memang merusak, menyiksa, dan membakar mainan untuk kesenangannya, tapi dia tidak sadar mainan itu hidup. Kenyataannya, Sid adalah anak kecil yang kurang diperhatikan orang tuanya. Kita hanya bisa melihatnya sebagai raksasa jahat karena sebagian besar karakter di film ini hanya setinggi tujuh sentimeter.

Sebenarnya, di akhir film, Woody dan mainan lain membuatnya sangat ketakutan sampai dia bersumpah tidak akan pernah menyakiti mainan lagi.

7. Agen Smith di film The Matrix

Agen Smith dari film The Matrix adalah salah satu antagonis paling menonjol dalam fiksi ilmiah. Seperti agen lainnya dalam simulasi ini, tujuan utamanya hanya untuk memusuhi Trinity, Neo, dan Morpheus. Namun, Hugo Weaving mulai memberinya kepribadian yang jauh lebih kompleks, dan akibatnya, Smith mengkhianati agen lain dan mesin itu sendiri.

Baginya, manusia adalah virus, hal menjijikkan, dan The Matrix adalah penjara yang membuatnya harus kabur.

8. Count Dooku di film Star Wars: Episode III — Revenge of the Sith

Count Dooku adalah antagonis yang sama ikonisnya dengan Darth Vader di Star Wars. Tidak sulit memahami alasan-alasannya untuk mengkhianati Republic.

Bagi Dooku, Jedi kehilangan kekuasaannya karena mereka tidak bisa lagi mempertahankan perdamaian. Ordo Jedi terlalu ikut campur dalam politik sehingga arogansi menguasai mereka. Selain itu, Sith bukan pilihan terbaik.

9. Sharpay Evans di film High School Musical

Satu lagi antagonis yang tidak terlupakan adalah Sharpay Evans dari High School Musical. Meskipun banyak orang tidak menyukai sifatnya yang dramatis dan kasar, satu hal yang pasti: Sharpay sudah berakting dalam berbagai drama sejak PAUD, dan dia pantas menjadi peran utama di drama SMA. Sementara itu, Gabriella dan Troy tidak punya pengalaman, selain bernyanyi karaoke.

10. Scar di film The Lion King dan The Lion King 2: Simba’s Pride

Saudara jahat dari The Lion King adalah salah satu antagonis Disney yang paling cerdas. Dia seperti karakter yang rapuh, tapi berhasil menggulingkan Mufasa dan menghapus Simba dari garis penerus takhta. Dengan kepemimpinan dan karismanya, menurutnya, raja seharusnya dipilih berdasarkan kemampuan dan keahlian mereka, bukan garis kelahiran.

Oleh karena itu, Scar menolak Nuka dan memilih Kovu sebagai penerusnya meskipun hal tersebut menentang tradisi. Namun, keputusannya tepat karena Kovu memang memiliki kemampuan untuk menjadi calon raja.

Siapa antagonis favoritmu dalam sejarah film? Kenapa menurutmu kita terkadang lebih tertarik kepada antagonis daripada protagonis?

Bagikan Artikel Ini