20 Pengguna Internet Membagikan Film yang Jauh Lebih Keren dari Versi Bukunya
Semakin banyak orang yang memilih untuk menonton versi film dibandingkan membaca versi bukunya dan alasannya pun beragam: akting sempurna, hasil kerja keras sutradara dan juru kamera, serta efek khusus yang bisa mengubah plot apa pun jadi pertunjukan spektakuler. Di saat yang sama, masih ada saja yang berpendapat kalau kita seharusnya membaca bukunya terlebih dahulu. Kamu pilih yang mana?
Sisi Terang dengan cermat mengamati pendapat pembaca dan penonton yang yakin kalau sebagian film layak mendapatkan perhatian lebih dibanding versi bukunya, dan kami membawa topik ini untuk kita diskusikan bersama dalam artikel ini.
- JoJo Rabbit jauh lebih baik daripada Caging Skies. Isi versi bukunya sangat suram, sehingga versi filmnya dibuat cukup berbeda. © THACC-
- Jaws. Steven Spielberg bilang waktu dia membaca novelnya, dia malah mendapati dirinya mendukung si hiu, karena karakter manusianya sangat sulit untuk disukai. Filmnya menyingkirkan bagian-bagian cerita yang tidak penting seperti keterlibatan wali kota dengan mafia dan Ellen Brody punya hubungan gelap dengan Hooper. © Podlubnyi
- Pengarang Who Censored Roger Rabbit? sangat menyukai versi filmnya dan berpikir kalau kisahnya jadi jauh lebih baik, sehingga dia memperbaiki cerita aslinya dan menulis ulang [bukunya] agar sejalan dengan alur cerita filmnya. © LittlestSlipper55
- Forrest Gump. Aku membaca bukunya saat masih SMA karena aku sangat menyukai filmnya (soundtrack untuk filmnya adalah album musik favoritku sepanjang tahun-tahun pertama aku di SMA). Meskipun begitu, Groom benar-benar mendapatkan “rasa” yang pas untuk kawasan pedalaman Amerika bagian selatan, dan khususnya Alabama, di dalam buku itu. Tapi tetap saja, filmnya jauh lebih baik. © CandyAppleSauce
- The Silence of the Lambs. Ceritanya banyak sekali yang keluar jalur dan keputusan pembuat filmnya tepat sekali untuk memotongnya agar tidak masuk dalam cerita di filmnya. Sang penulis juga merasa perlu menjelaskan semuanya dengan detail dan hal ini malah bikin bukunya membosankan saat dibaca. © dcbluestar
- The Devil Wears Prada. Aku cinta banget film ini, tapi aku harus memaksa diriku menyelesaikan bukunya dari pertama kali membukanya. Aku benci sekali membacanya. Andy sangat menyebalkan di bukunya sampai kamu harus membayangkan gimana dia bisa tidak dipecat dari pekerjaannya atau punya teman atau pacar. Yang dia lakukan cuma mengeluh. Aku senang orang-orang di Hollywood bisa membuat film yang bagus dari versi bukunya, karena Meryl Streep luar biasa sekali sebagai Miranda Priestly. © aser2323
- The Mist, bahkan [Stephen King] setuju. © nuclear_lobster
- Fantastic Mr. Fox. Ini buku favoritku sepanjang masa, tapi filmnya luar biasa. Wes Anderson membuatnya jadi versinya sendiri. Filmnya punya banyak sekali karakter. Mr. Fox di film ini sangat menawan dan pintar, tapi juga 10 kali lebih arogan dibandingkan versi bukunya. Tapi dia menebus semua kesalahannya di akhir film. Selain itu, cerita latar mengenai si serigala ini sangat luar biasa. Mrs. Fox juga jauh lebih baik. Dan jangan sampai aku pidato tentang tokoh favoritku, Ash dan Kristofferson. © oh-lawd-hes-coming
- The Notebook. Rachel McAdams menghadirkan kecantikan dan karisma yang tidak tersampaikan dalam bukunya. © cleo1844
- Big Fish. Film ini mengeksplorasi luar biasanya kisah memalukan tokoh seorang ayah, tapi bukunya tidak mencerminkan imajinasi yang mewah itu. Alih-alih, hanya penggambaran pahit dari anak manja yang berpikir kalau ayahnya tidak terlalu mencintainya. © cavaliereternally
- Stardust. Jangan salah, aku sangat menyukai Neil Gaiman, dan buku Stardust sangat bagus, tapi filmnya luar biasa menawan. Maksudku, melihat Robert De Niro berperan sebagai Captain Shakespeare? Sangat mengubah hidupku. Belum lagi ending filmnya. © twilighttruth
- Aku pikir Arrival jauh lebih baik, dan ini perkataan orang yang sangat menyukai kisah pendek ini. Filmya jauh lebih baik dalam mengisahkan ceritanya secara keseluruhan. © GreatTragedy
- The Constant Gardener. Aku mengatakan ini sebagai penggemar berat Le Carré. Menurutku, bukunya sangat ... membosankan. Alurnya lambat dan semuanya dijelaskan dengan terlalu berlebihan, yang kuanggap sebagai ciri khas Le Carré. Tapi buku ini merupakan percobaan pertamanya dalam menceritakan kisah yang bukan perang dingin dan sayangnya tidak terlalu klik. Filmnya membawa semuanya menjadi tampak nyata; karakter, lanskap, plot. © Irish_Tom
- Fight Club. Akhir di versi bukunya lebih baik, tapi ditulis dengan gaya yang aneh sekali sehingga berat untuk dibaca. Dan cerita di bukunya juga pendek. Apa kalian tahu kalau penulisnya, Chuck Palahniuk, juga lebih menyukai filmnya dibanding bukunya? © Driver_goon
- Setiap film James Bond. Sebagian besar bukunya sangat kurang sedap dibaca. © BZH_JJM
- Shrek! Mereka mengadaptasi sebuah buku berisi 36 halaman menjadi film terbaik sepanjang masa. © krakrocks
- Dances With Wolves. Di buku, Dunbar tinggal bersama orang Amerika asli dan menurutku ini tidak sesuai dengan apa yang telah terjadi sebelumnya. Di buku dia bahkan mengepak semua barangnya dan bersiap pergi, tapi diminta untuk tetap tinggal. Aku merasa akhir di filmnya jauh lebih baik. Plus, pengambilan gambar lanskap yang epik dan perburuan banteng jauh lebih menakjubkan dari yang kubayangkan di bukunya. Film ini merupakan salah satu film barat terbaik yang pernah dibuat. © Krinks1
- No Country for Old Men. Bukunya memang keren, tapi gaya penulisan McCarthy membuat semuanya lumayan sulit dibaca dan diikuti alurnya. Sementara itu, filmnya bikin kamu tegang, dan memiliki nuansa seram, serta pemilihan para pemerannya pas sekali. © TwoSnapsMack
- Jurassic Park. Bukunya bagus sekali, tapi dinosaurusnya hanya menjadi latar saat Dr. Malcolm menjelaskan Teory Kekacauan. Bukunya sangat layak dibaca, tapi demi Tuhan, filmnya jauh lebih seru. © Gerreth_Gobulcoque
- To All the Boys I’ve Loved Before. Aku menonton filmnya dan sangat menyukainya. Filmnya indah, tapi membaca bukunya membuatku menyadari kalau sinematografi dan aktingnya membuat filmnya jadi sangat bagus, alur plot aslinya biasa saja. Bukunya juga ditulis dengan cara yang sangat sederhana, ditujukan untuk pembaca yang jauh lebih muda. © cheesy
Apa film lainnya yang ingin kamu tambahkan ke daftar ini? Kenapa?
Kredit foto pratinjau Shrek Forever After / DreamWorks Animation
Bagikan Artikel Ini