Miris, 10 Atraksi Wisata yang Ternyata Kejam terhadap Hewan
Konsekuensi brutal bisa bersembunyi di balik sebagian aktivitas liburan paling populer, dan bahkan mungkin kita tidak menyadarinya. Koala yang enak dipeluk-peluk, monyet jenaka, ular yang anggun, dan lumba-lumba yang bersahabat bisa memberikan pengalaman baru kepada kita, tapi sebenarnya hewan-hewan itu sendiri sangat menderita karenanya. Sempitnya ruangan, makanan yang buruk, rantai, dan kelelahan—itu baru sebagian kecil dari banyak hal yang terjadi pada mereka di balik layar.
Sisi Terang mengundangmu untuk melihat sisi sesungguhnya dari sebagian atraksi wisata paling populer, yang tiap tahun didukung oleh jutaan wisatawan ini. Setelah membaca artikel ini, mungkin kamu akan mempertimbangkan lagi tontonanmu!
1. Menonton atraksi lumba-lumba
Sepertinya, pertunjukan lumba-lumba menyuguhkan atraksi seru dan polos, tapi kebanyakan dari kita tidak sadar akan hal-hal kejam yang terjadi demi keberlangsungan pertunjukan ini. Demi mendapatkan lumba-lumba, mamalia laut itu diburu di laut lepas dan ditangkap dengan jaring. Ketika diangkut, mamalia ini mengalami stres berat dan banyak diantaranya mati sebelum sampai di tempat. Lumba-lumba yang berhasil bertahan menghabiskan seluruh hidupnya dalam kolam renang kecil untuk mempelajari berbagai trik, yang sangat tidak alami baginya.
Situasinya bahkan lebih parah lagi di berbagai pertunjukan lumba-lumba keliling. Di sela-sela penampilannya, lumba-lumba dikemas dan dikirimkan ke lokasi selanjutnya seperti koper-koper di bagasi pesawat! Mamalia laut itu harus masuk ke tempat sempit dengan air yang sangat sedikit.
2. Naik gajah
Ketika naik gajah, mungkin kita dibuat kagum dengan betapa tenang dan lambatnya hewan ini. Kebenaran yang menyedihkan di balik ini adalah bahwa gajah ini telah patah semangat. Bayi-bayi gajah diambil dari induk mereka dan dipaksa untuk mengikuti latihan keras, dengan pembatasan fisik menyakitkan dan makanan serta minuman terbatas. Hewan-hewan itu dirantai seumur hidup mereka dan tidak diperbolehkan berinteraksi dengan gajah lain. Semua ini merusak kesehatan psikis dan fisik mereka.
3. Taman-taman beruang
Di alam liar, beruang hidup menyendiri, di taman-taman beruang, hewan-hewan ini dikurung dalam “lubang” dan sangkar steril. Biasanya ada lebih dari 3 beruang di satu tempat, sehingga menjadi terlalu padat. Terlebih lagi, siksaan tidak berhenti sampai di sini. Di sebagian taman, beruang diberi berbagai kostum dan melakukan berbagai trik bagi pengunjung. Ini membuat hewan tersebut mengalami stres berat.
4. Topeng monyet
Di berbagai destinasi wisata populer, seperti Thailand, monyet makaka yang ditangkap harus mengalami banyak hal tidak menyenangkan. Hewan-hewan itu dilatih untuk melakukan berbagai trik dan menari bagi kerumunan orang. Mungkin bagi kita ini seru, tapi hewan tersebut sama sekali tidak menikmatinya. Ketika pertunjukan selesai, monyet ini dirantai dan dimasukkan dalam kurungan kecil.
5. Tarian ular
Atraksi kuno ini menarik perhatian banyak orang dari berbagai kelompok usia. Jujur saja, melihat hewan berbahaya ini terasa menakjubkan. Dalam kenyataannya, ular-ular kobra ini ditangkap dari alam liar dan dibuang taringnya. Lalu saluran bisanya disumbat, agar hewan ini tidak membahayakan. Ini sering menyebabkan berbagai infeksi dan akhirnya ular-ular itu mati.
6. Tur di perkebunan kopi luwak
Satu cangkir kopi luwak bisa dibanderol Rp500 ribuan sampai Rp1,4 jutaan. Luwak atau musang suka makan buah kopi dan jenis kopi eksotik ini terbuat dari biji-biji kopi yang keluar sebagai kotorannya. Karena petani mencoba untuk menghasilkan lebih banyak kopi, mereka menangkap sejumlah musang dan memelihara mereka di kandang-kandang kecil. Tindakan mengerikan ini menyebabkan cedera di antara hewan yang ditangkap dan membuatnya sangat tertekan. Terlebih lagi, musang-musang ini dipaksa untuk makan banyak buah kopi, yang tidak sehat bagi mereka.
Di Indonesia, wisatawan bisa mengunjungi tempat-tempat di mana musang ditangkap dan berkesempatan untuk mencicipi kopi.
7. Adu banteng
Tradisi barbar ini menyebabkan kematian ribuan banteng tiap tahun. Sebelum pertarungan, para matador menggunakan berbagai cara untuk melemahkan hewan tersebut guna memastikan dia akan menang. Matador bisa memberikan obat-obatan kepada banteng, menjatuhkan kantong-kantong pasir di punggungnya, melepas tanduknya untuk menghilangkan keseimbangannya, atau bahkan mengoleskan petroleum jelly di matanya agar penglihatannya memburuk. Dalam pertarungan yang sebenarnya, banteng-banteng ditusuk di punggung dan lehernya dan dibuat lelah dengan segala macam cara. Biasanya, banteng meninggalkan arena dalam keadaan lumpuh.
8. Terapi ikan
Ikan garra rufa biasanya dipakai untuk prosedur ini. Ikan-ikan ini makan kulit mati bukan karena menyukainya, tapi karena kelaparan dan harus makan demi kelangsungan hidup. Meskipun di beberapa negara ikan ini dilindungi secara hukum, orang masih bisa membelinya via online, dan ikan akan dikirimkan melalui pos dalam kantong plastik berisi air. Banyak di antaranya mati selama proses pengiriman ini.
9. Berpelukan dengan koala
Tidak diragukan lagi, koala memang sangat manis, dan mungkin semua orang ingin memeluknya. Tapi dalam kenyataannya, koala tidak suka bersentuhan dengan manusia. Bersinggungan dengan manusia sangat bikin stres, karena manusia terlalu bising dan terlalu cepat bagi koala. Tapi koala dipaksa melakukan itu sekadar untuk atraksi yang menimbulkan stres dan trauma berat.
10. Naik kereta kuda
Begitu banyak pasangan suka naik kereta kuda yang romantis selama liburan. Dari sudut pandang kuda, pengalaman ini tentu tidak ada manisnya sama sekali. Hewan itu diikat dengan tali kekang dan disuruh berjalan selama berjam-jam, dalam kondisi cuaca apa pun, di jalanan bising. Ini sangat membuat kuda stres sehingga terkadang sampai roboh.
Dari hal-hal di atas, atraksi mana yang pernah kamu nikmati? Apa kamu tahu atraksi lain yang perlu dilarang? Yuk, kita bahas di kolom komentar!