Sisi Terang
Sisi Terang

15 Hal di Jepang yang Bikin Semua Orang Merasa Dicintai dan Dipedulikan

Jepang terkenal karena berbagai penemuan besarnya, tapi bukan cuma berhenti pada benda-benda besar seperti robot. Berbagai hal sehari-hari yang kecil, seperti menyediakan keranjang bagi pelanggan sebagai tempat tas ketika makan di restoran, menunjukkan bahwa Jepang selalu mengutamakan kepentingan terbaik bagi semua orang.

Sisi Terang lebih mencermati hal-hal simpel di Jepang, di mana pembuatannya banyak melibatkan hati dan pikiran.

1. Stiker mobil untuk penyandang cacat

Simbol Akses Difabel Internasional adalah sebuah label dengan gambar orang yang duduk di kursi roda, tapi Jepang memilih untuk memakai simbol semanggi berdaun 4 untuk menandai pengemudi penyandang cacat sebagai gantinya. Alasannya untuk mencegah kebingungan yang membuat orang berpikir bahwa semua penyandang cacat memakai kursi roda. Karena semanggi berdaun 4 biasanya dianggap tanda keberuntungan sebab tidak begitu umum, simbol ini memberikan gagasan bahwa penyandang cacat adalah unik, bukan kurang kemampuan.

2. Stiker mobil untuk pengendara manula

Disarankan agar para pengemudi yang berusia 70 tahun ke atas untuk menggunakan tanda mobil manula (atau tanda Kōreisha), terutama jika umur mereka bisa berpengaruh terhadap kemampuan mengemudinya. Pengemudi berumur 75 tahun ke atas diharuskan menunjukkan tanda ini. Dengan cara ini, para pengemudi lain bisa tahu dan lebih tenggang rasa terhadap pengemudi yang lebih tua. Memiliki tanda ini juga memberi pengemudi hak untuk memarkir di tempat parkir yang telah disediakan.

3. Lencana kehamilan bagi wanita hamil

Sebuah lencana kehamilan dengan kalimat “Ada bayi di perutku” bisa ditunjukkan oleh wanita hamil sehingga para pemakai kereta lain bisa memberikan kursinya di kereta yang penuh sesak. Ini bertujuan agar kehamilan tidak terlalu menegangkan dan menyebabkan stres.

4. Dudukan toilet bersuhu hangat dilengkapi wastafel

Kita semua pernah mendengar tentang toilet mewah di Jepang, tapi sebagiannya diberi pemanas, ini sangat berguna saat musim dingin, dan juga dilengkapi dengan wastafel di mana air mengalir setelah kamu menyiram. Gagasannya adalah setelah penyiraman, kamu ingin mencuci tangan dan air yang terpakai kemudian akan dipakai untuk penyiraman toilet berikutnya. Ini berarti limbah air lebih sedikit.

Dudukan toilet elektrik yang bisa ditinggikan untuk manula

5. Huruf Braille pada benda sehari-hari

Penggunaan huruf braille untuk orang tunanetra di Jepang sangat luas. Ada huruf braille pada kaleng-kaleng kemasan untuk memisahkan alkohol dari minuman lain, pada tombol-tombol toilet, pada peta, pada nomor tempat duduk di kereta peluru, pada mesin koin, dan bahkan pada leher botol lem!

6. Garis-garis kuning di trotoar untuk memandu tunanetra

Terinspirasi oleh huruf braille, Seiichi Miyake membuat garis-garis taktil kuning. Warnanya kuning agar mudah terlihat oleh orang yang penglihatannya buruk, tapi masih bisa melihat. Titik-titiknya bertujuan untuk mengingatkan adanya bahaya di depan, sedang batang-batang panjang dimaksudkan untuk memberi arah kepada tunanetra.

7. Gagang payung berkunci

Sebagian tempat di Jepang menawarkan loker payung untuk menyimpan payung agar tidak dicuri. Kemudian, kamu bisa bergerak dalam gedung dengan mudah tanpa menyenggol orang lain. Tanpa payung basah di dalam gedung, berarti lantai takkan menjadi basah dan tak seorang pun akan terpeleset dan jatuh.

8. Memakai nampan kecil untuk membayar dengan uang tunai

Memakai nampan untuk membayar dengan uang tunai bukan cuma isyarat kesopanan, ini juga praktis. Klien bisa melihat dengan jelas apa dia telah memberikan uang kembalian yang benar dan risiko koin terjatuh lebih kecil.

9. Kios-kios telepon umum ramah kursi roda.

Sekarang pun, ketika ponsel pintar sudah dipakai secara luas, Jepang masih mempertahankan telepon koin untuk menghadapi bencana alam. Telepon umum ini sering ditempatkan rendah untuk melayani mereka yang menggunakan kursi roda.

10. Stiker mobil untuk penderita gangguan pendengaran

Jepang bukan cuma mengakui para pengemudi dengan gangguan pendengaran dengan memperkenalkan tanda ini, tapi ini juga berarti bahwa pengemudi lain diharapkan untuk bersabar ketika berhadapan dengan para pengendara yang memakai tanda ini pada kendaraan mereka. Simbol ini mewakili telinga yang ditata sehingga berbentuk seperti kupu-kupu karena kata mendengar (chou) ketika diulang menjadi kupu-kupu (chouchou).

11. Bendera kuning untuk anak-anak yang menyeberang jalanan ramai

Karena anak-anak di Jepang sering bepergian sendiri, mereka harus menyeberang jalan tanpa pengawasan orang dewasa. Bendera-bendera kuning yang mengingatkan para pengendara motor bahwa seseorang sedang menyeberang jalan tersedia di berbagai trotoar jalanan yang sibuk. Anak-anak bisa menggunakan ini dan mengembalikannya ke sebuah bak di seberang jalan yang lain.

12. Pekerjaan konstruksi dilakukan dengan lancar dan dengan atribut menarik.

Agar tidak mengganggu orang lain, para pekerja diharuskan untuk meminimalisir tingkat kebisingan dari pekerjaan konstruksi. Beberapa pekerjaan konstruksi cuma dikerjakan pada waktu khusus, dan kalau ada perubahan rute, akan selalu ada seseorang yang memandu pejalan kaki. Pekerjaan konstruksi tidak mengganggu, karena atribut, seperti kerucut yang digunakan, biasanya juga sedap dipandang!

13. Makanan dalam kemasan dibuat untuk dibuka tanpa ribet.

Makanan kemasan di Jepang, terutama makanan dari toko serba ada mereka, sering dilengkapi langkah-langkah mudah untuk membukanya. Ini sudah dipikirkan masak-masak, agar pelanggan tidak perlu berpikir keras untuk membukanya, sementara tetap mempertahankan kesegaran makanan.

14. Kantong-kantong yang bisa dimakan kijang

Kantong-kantong terbuat dari karton susu dan sekam padi untuk mencegah agar kijang-kijang di Nara, Jepang tidak makan kemasan plastik yang dilemparkan wisatawan. Meskipun akhir-akhir ini telah terjadi kemerosotan dalam pariwisata, beberapa perusahaan bekerja sama untuk melindungi kekayaan alam mereka.

Kamu pernah ke Jepang? Apa kamu pernah melihat hal-hal ini di sana? Adakah sesuatu yang serupa ini di kotamu? Beri tahu kami di kolom komentar, ya!

Kredit foto pratinjau shutterstock.com, shutterstock.com
Bagikan Artikel Ini