18 Fakta Ini Menjelaskan Kenapa Wanita Brasil Begitu Menawan
Bagi pendatang, ada stereotip tersendiri tentang citra wanita Brasil, yaitu wanita cantik berkulit kecokelatan yang menghabiskan sebagian besar waktunya di pantai atau menari di karnaval. Bukannya tidak beralasan, setiap wanita Brasil memang merasa bangga dengan tubuhnya dan selalu membiarkan dirinya beristirahat dengan cukup. Tapi itu baru secuil fakta yang banyak orang tahu tentang wanita Brasil.
Sisi Terang mau menguraikan sejumlah detail menarik tentang kehidupan dan kebiasaan wanita Brasil. Dan berkat semua hal inilah mereka terlihat sangat menarik.
1. Kawat gigi adalah lambang kekayaan.
Orang Brasil sangatlah ramah, itu sebabnya gigi yang rapi dan indah merupakan keharusan bagi mereka. Baik anak muda ataupun orang tua sama-sama memakai kawat gigi di sini. Mereka menggunakan kawat gigi begitu tabungan mereka sudah cukup, tak peduli berapa pun usianya. Selain itu, semua wanita punya pandangan khusus terhadap warna gigi yang putih, sehingga mereka biasa menyikat gigi di mal setelah makan.
“Orang Brasil memakai kawat gigi dengan sangat bangga, dan tersenyum lebih lebar lagi saat memakainya. Dengan memakai kawat gigi, kamu akan dianggap sebagai orang kaya. Saat datang ke Brasil untuk kali pertama, aku juga memasang kawat gigi. Bahkan, semua orang memakai kawat gigi di Brasil dan mereka bahkan mengira aku penduduk lokal. Setelah perjalanan ini, aku berhenti merasa malu saat memakai kawat gigi dan mulai tersenyum dengan percaya diri, tanpa mencoba menyembunyikan logam di mulutku. Namun, kawat gigiku kira-kira 1,5 kali lebih murah dibanding yang dipakai warga Brasil,” kata seorang blogger yang membagikan pengamatannya tentang topik ini.
“Aku menyikat gigi menggunakan minyak kelapa sejak berumur 9 tahun. Aku mulai melakukannya secara tak sengaja saat pacar ibuku membelikanku minyak ini sebagai hadiah. Aku mencoba memakannya dan menyukai rasanya, jadi, aku mulai mengoleskannya di sikat gigiku. Baru-baru ini, aku bertemu seorang wanita Brasil dan dia bilang bahwa minyak ini membunuh bakteri dan memutihkan gigi. Aku sangsi kepadanya, tapi gigiku memang belum pernah berlubang dalam 30 tahun terakhir,” kata seseorang yang berbagi tips kehidupan dengan dunia.
2. Bentuk tubuh berisi itu trendi.
Turis yang datang ke sini untuk karnaval salah mengira bahwa semua wanita Brasil punya tubuh yang ramping. Padahal, ada banyak wanita yang cenderung bertubuh gemuk. Di Brasil, standar kecantikan berubah-ubah mengikuti musim: pirang dan ramping pada suatu waktu, lalu semok dan berambut gelap pada waktu berikutnya. Terlepas dari tipe tubuhnya, para perempuan di sana memilih celana pendek dan atasan yang ketat, meski tidak ada yang mengatur. Wanita Brasil diajarkan sejak kecil untuk mencintai tubuh mereka, mau apa pun bentuknya, dan para pria di sana terus mendukung pandangan ini dan menganggap masing-masing dari mereka ibarat dewi, meski, sekali lagi, tidak ada yang mengatur pandangan ini.
3. Wanita Brasil tak menerima jawaban “tidak” tanpa alasan dan takkan bilang “tidak” kepada orang lain tanpa penjelasan.
Setiap penolakan harus datang dengan alasan, sesuai dengan etiket negara ini. Jika tak ada alasannya, kamu harus membuatnya sehingga tidak menyinggung seseorang. Mereka sering berperilaku seperti ini: Mereka menerima suatu tawaran dengan senyum, menjanjikan banyak hal baik, lalu tak menepati janji mereka. Itu dianggap lebih hormat di sini dibanding hanya mengatakan “tidak.”
4. Wanita Brasil rajin manikur dan pedikur.
Wanita Brasil mungkin tak memakai riasan atau perhiasan, tapi keindahan kuku sudah menjadi semacam budaya di sini. Entah mengundang ahli kuku ke rumah atau pergi ke salon kecantikan, keduanya sama saja, ada banyak ahli kuku di sana yang melayani satu keluarga yang sama selama bertahun-tahun. Harga tak menghentikan wanita Brasil membuat kuku mereka tampak indah, meski anggaran keluarga mereka terbatas.
Meski begitu, teknik manikur mereka membuat banyak orang asing terkesan: ahli kuku mengoleskan kuteks ke kuku dan kulit di sekitarnya, lalu menghapus cat yang berlebih dengan bantuan korek kuping dan pembersih cat kuku. Mereka melakukan manikur dan pedikur dengan cukup cepat, sekitar 30 menit: memakaikan krim ke kutikula, memotong kuku, dan mengoleskan cat kuku. Setiap ahli kuku punya bubuk khusus. Jika kulit terluka, ahli kuku membubuhkan bedak ke area yang terluka. Orang-orang Brasil yang kaya merasa pola atau gambar di kuku serta warna kuteks warna-warni di tiap kuku kurang pantas. Itu sebabnya layanan semacam ini tak ada di salon kecantikan kelas atas.
5. Kamu bisa melihat banyak perempuan mengenakan sepatu bot musim dingin dan jaket kulit saat suhu di luar mencapai 30 °C.
Perlu diingat, pertama, penduduk lokal Brasil ingin membuat koleksi pakaian mereka seberagam mungkin. Mereka suka mengenakan pakaian trendi dan tak membatasi pakaian mereka pada baju, rok, dan sepatu musim panas saja. Kedua, mereka benar-benar merasa kedinginan.
Inilah yang disadari seorang wanita saat pindah ke Brasil, “Pagi hari tadi, seorang tetanggaku bilang, ’Cuacanya dingin sekali! Hujan dan anginnya membuatku menggigil! Parah sekali!” Dia mengenakan jaket, sepatu bot musim dingin, dan syal hangat. Saat aku keluar rumah, ternyata cuacanya lumayan nyaman, agak dingin, dan sedang gerimis. Yap, tidak panas. Aku mengenakan pakaian lengan panjang, celana olahraga, dan sepatu kets. Termometer menunjukkan 18 °C di pagi hari dan 24 °C di siang hari.
Biasanya, para wanita Brasil memilih warna-warna cerah dan gambar pola besar, gambar “macan tutul” di sini sangat digemari. Mereka lebih suka pakaian sintetis dan jersei karena lebih praktis.
6. Wanita jarang memakai perhiasan.
Biasanya, mereka lebih memilih bijou. Karena tingkat kriminalitas yang tinggi di Brasil, para wanita di sana memakai perhiasan hanya pada acara-acara spesial dan di tempat-tempat mereka merasa aman. Rekomendasi pertama bagi wisatawan yang akan mengunjungi Rio atau Sao Paulo adalah jangan “memamerkan” gadget, melepas semua perhiasan dari tubuh, dan kenakan ransel di bagian depan saat menggunakan transportasi umum. Semua ini akan mengurangi risiko masalah.
7. Banyak orang mandi beberapa kali sehari.
Cara termudah bagi keluarga di Brasil untuk mendapatkan air panas di rumah adalah menggunakan pancuran elektronik. Meski begitu, mandi air dingin saat suhu di luar mencapai 38 °C sangatlah menyenangkan. Mau bagaimanapun, kebiasaan ini masuk akal, sebab banyak orang berkeringat karena panas dan mereka tak ingin bergerak dengan tubuh lengket seharian. Selain itu, bak rendam adalah barang mewah bagi orang Brasil. Jika seseorang tinggal di apartemen dengan bak rendam kecil, alih-alih bilik pancuran, itu dapat dianggap sebagai apartemen VIP. Banyak orang Brasil juga terbiasa mandi beberapa kali sehari, alasannya adalah karena iklim panas dan lembap di negara itu.
8. Mereka terbuka secara emosional.
Memeluk dan mencium orang lain di kedua pipi saat saling sapa dan berpamitan merupakan hal yang lumrah di Brasil, tak peduli mau itu teman lama atau orang yang kamu temui untuk kali pertama. Saat memelukmu, wanita Brasil akan mengucapkan kata “prazer”, yang berarti “senang bertemu denganmu”.
Orang Brasil percaya bahwa makin dekat mereka dengan seseorang, maka makin baik. Meski hanya ada beberapa orang di bus, mereka akan duduk di sebelah penumpang lain. Akan selalu ada yang memulai percakapan sambil berdiri, sementara wanita yang tak kamu kenal di lift mungkin dengan mudah memujimu dengan berkata, “Syalmu bagus!” lalu bertanya di mana kamu membelinya. Semua sudah menjadi tata krama mereka, tapi ini tetap suatu hal yang sulit dipahami wisatawan.
9. Banyak wanita bermimpi punya rambut lurus.
Karena pengaruh budaya Eropa, banyak wanita Brasil berambut keriting ingin meluruskannya dengan catokan atau metode lain. Namun, kebiasaan ini sepertinya akan perlahan menghilang.
10. Mereka mengambil inisiatif dalam hubungan.
Gadis lokal Brasil tak terbiasa menikah muda, tapi hubungan percintaan di negara ini dimulai sangat cepat. Dua muda-mudi dengan cepat bergerak dari tahap menggoda menjadi pasangan resmi. Namun, mereka tak terburu-buru mengabadikannya dengan pernikahan resmi. Usia rata-rata pengantin di Brasil adalah 30 tahun. Alasan utama menikah terlambat adalah keinginan untuk membangun karier, membeli rumah, dan hidup untuk kesenangan sendiri dibanding berkeluarga.
“Kerabat dan teman-temanmu takkan bertanya kapan mereka akan punya cucu. Kamu takkan mendengar kalimat seperti, “Kamu harus punya anak! Sudah waktunya! Umurmu hampir 25 tahun, tapi kamu belum punya anak!” Sebaliknya, mereka biasanya mengatakan, “Umurmu masih 25 tahun, kamu masih muda dan punya banyak waktu. Bangun hidupmu dan nikmatilah bersama pasanganmu. Kamu akan punya anak nantinya,” itulah perbedaan budaya yang disadari seorang gadis yang pindah ke Brasil.
11. Banyak keluarga punya pengasuh bayi.
Beberapa wanita Brasil mulai memilih pengasuh anak begitu mereka tahu sedang hamil. Cuti hamil di sana berkisar antara 120-180 hari, wanita harus bekerja, dan layanan penitipan bayi di sana tidak mahal. Itu sebabnya ada banyak pengasuh bayi di sini. Apalagi untuk harga yang murah, mereka bukan cuma akan menjaga anak, tapi juga memasak dan membersihkan rumah.
12. Pada saat yang sama, para ibu bisa mengajak bayi mereka ke mana pun.
Seorang ibu muda mungkin dengan mudah membawa bayi kecilnya ke pesta yang bising pada larut malam atau menonton pertandingan sepak bola. Turis mungkin terkejut jika mereka mengunjungi bioskop di Brasil karena banyak anak bisa terlihat merangkak di kolong kursi, sementara ibu mereka menonton film.
Cerita berikut salah satu contoh jelasnya, “Kerabat suamiku mengundang kami ke perayaan hari ulang tahun seorang anak. Aku terkejut di sana, pestanya baru dimulai pukul 8 malam. Putriku sudah tidur saat itu, tapi kami memutuskan untuk menggeser jam tidurnya sedikit dan mampir ke pesta selama satu jam. Jadi, kami pergi ke sana, menghabiskan waktu di sana, dan mulai berpamitan kepada semua orang. Kakek gadis yang berulang tahun menghentikan kami dan mulai bertanya kenapa kami pergi begitu awal dan tak menunggu sampai lilin ditiup. Saat kami menjelaskan alasan kami, dia mulai tertawa dan berkata dengan sinis, ‘Aturan rumah kalian seperti di militer.’ Tak diragukan lagi, anak-anak Brasil bersenang-senang sepanjang malam dan tak ada seorang pun, selain kami, yang terganggu oleh aturan anak-anak harus tidur cepat.”
13. Waktu yang berlalu terasa berbeda untuk orang Brasil.
Penting untuk diingat bahwa tak ada orang yang terburu-buru ke mana pun di Brasil. Kamu bisa bersantai dan menikmati momen di sini dan beristirahat dari cepatnya ritme kehidupan negara asalmu. Kita tak bisa membuat orang Brasil melakukan sesuatu dengan cepat. Mereka akan mengangguk dan meminta maaf, tapi akan terus melakukan apa pun yang mereka lakukan dengan kecepatan mereka masing-masing. Waktu adalah istilah abstrak bagi mereka. Moto mereka sepertinya: “Jika kita tidak melakukannya hari ini, pada akhirnya kita akan melakukannya.”
Ada banyak kisah melegenda tentang keterlambatan warga lokal, “Aku tinggal di Brasil. Orang-orang cukup santai di sini, mereka tak khawatir tentang hal-hal kecil dan tak pernah terburu-buru. Itu sebabnya mereka punya masalah dengan ketepatan waktu. Saat itu, aku berdiskusi dengan seorang teman. Dia bekerja di bank dan mengaku dirinya sangat terorganisir. Bank dibuka pukul 9 pagi. Dia terlambat tak lebih dari 30 menit. Setelah tiba, dia perlu ganti baju, sarapan, dan minum secangkir kopi. Tapi karena semua orang Brasil tahu dan memahami ini, klien takkan datang sebelum pukul 10 pagi. Menurutnya, tak manusiawi jika orang-orang di negara lain tiba di suatu tempat lebih awal dari pukul 9 pagi padahal pelayanannya baru dimulai pukul 9 pagi.”
14. Ulang tahun ke-15 seorang anak perempuan adalah acara besar.
Bukan 18 ataupun 21, melainkan hari ulang tahun ke-15, adalah hari yang penting di sini. Anak laki-laki tak punya tanggal sepenting ini. Acara ini biasanya dirayakan lebih megah dari pernikahan. Tradisi ini berasal dari zaman kuno, saat itu, seorang gadis siap menikah pada usia 15 tahun dan tujuan dari perayaan ini adalah menunjukkan si gadis ke calon pengantin pria dan keluarga mereka. Skala perayaan saat ini tergantung pada kondisi keuangan keluarga. Biasanya, banyak tamu diundang, ada dekorasi khusus, dan dirayakan di restoran besar. Jika keluarga tinggal di rumah pribadi, mereka menyewa koki, pelayan, dan pembawa acara. Gadis yang berulang tahun mengenakan gaun cantik, membawa kue besar, dan banyak hal lainnya.
15. Tak ada batasan dalam percakapan.
Rekan kerja mungkin dengan mudah berkata bahwa gaya rambut barumu tidak cocok untukmu dan gaun barumu membuatmu terlihat gemuk. Jika kamu membeli mobil baru, mereka mungkin berkata warna dan mereknya biasa saja. Bukan hanya orang-orang yang dekat denganmu yang bisa mengatakan ini, ini adalah cara komunikasi normal di antara orang yang tak begitu akrab dan belum punya hubungan dekat. Hal ini bisa dianggap kasar dan tidak sopan, tapi orang Brasil tidak tersinggung oleh pernyataan orang lain. Ini sudah menjadi norma bagi mereka.
Seorang perempuan membagikan pengalamannya, “Mereka akan membahas tentang kesehatan bahkan dengan orang yang relatif asing. Seseorang mungkin dengan mudah bilang bahwa dia baru saja keluar rumah sakit tempat wasirnya diobati, sementara Maria punya masalah buang air kecil yang rasanya sakit saat dia ke toilet. ‘Berapa kali sehari kamu buang air kecil? Woah, berat badanmu naik, apakah kamu hamil?’ Aku sering mendengar ucapan ini dari mantan rekanku atau orang yang sesekali kuajak bicara di bus. Aku bahkan pernah mendengar klienku berbagi sedikit kisahnya saat aku menerima pesanan mereka. Aku masih tak mengerti: Apakah ini budaya dan tanda keterbukaan atau justru ketidaksopanan yang sudah melewati batas pribadi? Aku lebih cenderung menganggapnya sebagai pilihan yang pertama.”
16. Wanita Brasil sangat mudah marah, tapi juga lebih cepat tenang.
Punya hubungan cinta dengan seorang gadis lokal ibarat mengarungi badai. Dia mungkin cukup sering merasa cemburu dengan pacarnya dan membuat keributan, yang biasanya diikuti rekonsiliasi romantis super cepat. Orang-orang Brasil tak merasa malu mengungkapkan perasaan mereka di depan umum.
17. Mereka tinggal bersama orang tua sebelum menikah.
Menghabiskan uang sewa terasa tak masuk akal bagi mereka. Mereka lebih mudah tinggal bersama orang tua, bukan hanya dari perspektif keuangan, tapi juga dari perspektif kehidupan sehari-hari: makanan selalu siap dan rumah selalu bersih. Namun, lain cerita dengan tagihan, mereka membaginya menjadi dua, sementara uang yang bisa dihabiskan untuk menyewa apartemen tak terbuang, melainkan disisihkan dan ditabung. Biasanya, saat seseorang sudah bertemu pasangannya, mereka punya uang yang cukup di tabungan untuk menyewa apartemen atau membeli rumah, serta mobil pribadi. Tinggal bersama orang tuamu setelah menikah bukanlah hal yang lumrah di Brasil.
18. Bedah plastik adalah bagian dari kehidupan mereka.
Brasil berada di peringkat kedua dalam hal jumlah orang yang pernah melakukan operasi plastik (dan peringkat pertama dalam operasi plastik per kapita). Meski kelihatannya bertentangan dengan konsep “cintai dirimu sendiri”, pada kenyataannya, tidak. Jika seseorang menyayangi tubuh mereka, bukan berarti orang tersebut tak ingin memperbaikinya. Berbagai prosedur sedot lemak adalah hal yang paling umum di sini. Hanya saja, jangan tanya seorang wanita tentang dokter yang dia temui kecuali dia yang menceritakannya sendiri.
Gaya hidup Brasil mana yang tampak keren bagimu dan mana yang kamu anggap kurang pantas?