Film

Saat menonton Game of Thrones, kamu mungkin punya pertanyaan tentang alur cerita atau kostum yang dipakai para tokoh. Contohnya, kenapa Daenerys mengubah warna jubahnya? Jawabannya, karena desainer pakaian menggunakan warna untuk mengungkapkan emosi yang disembunyikan oleh sang karakter.

Rasanya lebih seru menonton film blockbuster spektakuler di layar lebar daripada di rumah. Inilah salah satu alasan mengapa kita semua sangat suka pergi ke bioskop. Namun, apa reaksimu jika kamu tahu karyawan bioskop mengawasimu selama berada di bioskop? Banyak hal yang disembunyikan pihak pengelola bioskop dari kita, tapi terkadang karyawan mereka membocorkan beberapa kisah yang luar biasa.

Sering kali, dalam film bioskop maupun TV, kita lihat bagaimana alat pacu jantung menghidupkan lagi manusia. Ada orang yang jantungnya berhenti berdenyut, lalu dokter berteriak “Aman!” lantas menempelkan alat kejut ke dada pasien, dan dengan ajaib pasien itu selamat! Tapi sebenarnya bukan begitu cara kerjanya, dan alat pacu jantung takkan mampu menyelamatkan orang tersebut. Ada juga hal-hal lain yang cuma mungkin terjadi di dalam film, tapi tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata.

Dunia film dan literatur memiliki cara menakjubkan yang bisa membawa kita ke dalam dunia lain dengan sejuta kemungkinan baru, dan memberikan kita pengalaman unik melalui karakter dengan cara masing-masing. Buku menggambarkan banyak detail yang memberikan kita ruang untuk berimajinasi sebebas-bebasnya, sedangkan film harus menampilkan detail secara langsung pada kita. Jadi, bagaimana jika karakter buku ditampilkan di film?

Beberapa aktor dan aktris sangat cocok dengan peran mereka, sampai-sampai kita tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika orang lain menggantikannya. Semua ini karena mereka bukan cuma mengikuti apa yang sutradara katakan, tapi juga membuat film bersama, tanpa takut berimprovisasi.

Bukan rahasia lagi kalau terkadang aktor memainkan karakter yang jauh lebih muda dari usia asli mereka. Aktor berusia akhir 20-an mendapatkan peran sebagai anak SMA bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Hal ini sudah terjadi sejauh yang kita ingat, sejak film hit Grease (1978), sampai serial televisi populer saat ini, Riverdale.

Kita hidup di zaman keemasan perfilman di mana standar akting yang ditetapkan sangatlah tinggi. Para penonton bisa dengan mudah membedakan mana akting yang bagus dan mana yang buruk, sehingga hal ini mendorong para aktor untuk berusaha habis-habisan jika ingin sukses. Bahkan beberapa aktor tidak hanya menerima tantangan ini, tetapi juga berusaha keras untuk memperlihatkan komitmen dan dedikasi pada karakter film mereka.

Meskipun usia merupakan faktor penting di industri hiburan, beberapa aktor dan aktris bisa membuatmu percaya bahwa mereka masih siswa sekolah menengah, padahal usianya jauh lebih tua. Para artis ini membuatmu berpikir bahwa mereka tidak pernah tua. Bianca Lawson misalnya, berhasil memainkan peran sebagai seorang remaja selama 2 dekade!

Mungkin kita pernah harus meyakinkan teman atau orang terdekat tentang warna mata kita, karena mereka pikir kita punya warna mata yang berbeda. Yang terjadi kemudian adalah mereka akan memandangi mata kita dengan penuh rasa penasaran. Sekilas, kita kadang tidak begitu menyadari bahwa ada begitu banyak perbedaan warna mata pada orang-orang sekitar kita.

Produksi film acap kali berakhir dengan kebodohan. Bahkan sutradara film terkenal melakukannya, dan biasanya penonton tidak memperhatikan kesalahan ini. Tapi jika kita menonton sebuah film blockbuster yang anggarannya menelan jutaan dolar dan melihat kesalahan serius, kita jadi enggak habis pikir, “Apa begitu sulit untuk memperhatikan detail ketika sudah menghabiskan begitu banyak uang?”

Ketika film Magic in the Moonlight dirilis pada tahun 2014, Emma Stone masih berusia 19 tahun, dan Colin Firth 53 tahun. Tapi ketika film itu dibuat antara bulan Juli dan Agustus 2013, sejatinya mereka masih lebih muda. Bagaimanapun, selisih umurnya tetap 34 tahun. Dan ini bukanlah anomali. Ini lebih sering terjadi daripada yang kamu bayangkan.

Membuat suatu film yang sukses membutuhkan banyak usaha. Pencipta film pun harus memikirkan banyak hal sejak awal dan menyatukan begitu banyak ide serta rencana yang membuat usaha mereka tampak mustahil meski bagi komputer sekali pun. Inilah sebabnya tak heran jika di film-film terhebat sekali pun masih ada sedikit kesalahan yang tidak disadari oleh penonton biasa, tapi disadari oleh penonton yang super teliti.

Orang bilang, usia itu hanyalah angka, dan inilah yang sering terjadi dalam film-film Hollywood. Kita sering melihat, aktor pria yang lebih tua memainkan peranan orang yang dicintai oleh wanita yang jauh lebih muda. Jika hal ini tidak terlalu mengejutkan, perbedaan usia sebenarnya dari aktor tersebut mungkin akan mengejutkanmu.Kami di Sisi Terang telah membuat daftar para aktor yang memainkan peran sebagai pasangan dalam film dengan perbedaan usia yang cukup jauh.

Setiap tahun, sutradara selalu memperkenalkan nama-nama baru kepada dunia. Kelihatannya, aktor muda dan berbakat ini mampu mengalahkan sejumlah bintang film lain yang tidak semuda mereka. Namun, beberapa selebritas ini masih bisa menyaingi rekan-rekan mereka yang masih muda, bahkan setelah menginjak usia 60 tahun.

Jutaan orang di seluruh dunia menyiapkan diri bertahun-tahun untuk sukses berkarier di dunia seni, seperti akting, tapi sangat sedikit yang berhasil mencari nafkah dari itu, apalagi menjadi terkenal di dunia. Hal yang membuat nasib seseorang berbeda dari yang lain sebenarnya bukan bakat, melainkan keberuntungan. Itu sebabnya, keberuntungan sangat penting—karena tidak terduga. Dalam hal ini, kita mungkin harus “berada di tempat dan waktu yang tepat”. Inilah yang dialami Harrison Ford. Dia bertemu George Lucas saat bekerja sebagai tukang kayu. Atau Pamela Anderson yang terekam kamera pada pertandingan futbol. Atau Charlize Theron yang menarik perhatian pencari bakat saat berdebat dengan pegawai bank.

Dewasa ini, makin banyak film-film yang plotnya diambil dari kisah nyata. Baik itu film novel, misteri, ataupun horor, kita belajar banyak dari film-film ini, berkat para sutradara, penulis naskah, aktor, dan kru film lainnya. Kita juga bisa melihat dengan mata kita sendiri apa yang terjadi dalam kehidupan orang-orang luar biasa yang diceritakan di dalamnya. Tapi apa kamu tahu bagaimana penampilan asli orang-orang yang kisahnya diangkat ke layar lebar?

Seni pembuatan film ternyata jauh lebih sulit dari yang kita kira. Sejumlah penelitian dan pekerjaan harus dilakukan, termasuk menceritakan suatu kisah dengan cara yang tepat supaya cerita sebuah film dapat melekat di hati banyak orang. Pixar memerlukan waktu 4 sampai 7 tahun untuk membuat film animasi, sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk mengisinya dengan berbagai referensi, Easter eggs (petunjuk), dan detail yang mengejutkan, bahkan kita tidak selalu bisa menangkap semuanya.

Pernah merasa penasaran apa yang terjadi di balik kamera saat kamu melihat pemandangan indah atau efek spesial di film yang bukan berasal dari teknologi komputer? Meskipun ada banyak unsur grafik dalam dunia perfilman, bukan berarti sebuah film tidak memerlukan dekorasi latar, aktor, pemeran pengganti, dan sutradara. Proses syuting film memerlukan kerja keras ekstra dari semua tim yang terlibat dalam setiap adegan keren yang kita saksikan.

Selebritas tidak selalu setuju saat mendapat tawaran peran dari sutradara dan produser. Alasannya berbeda-beda: beberapa takut penonton akan menganggap filmnya membosankan, ada juga yang tidak memercayai sutradara muda dan mengganggap perannya tidak cocok untuk mereka. Misalnya, Charlize Theron yang menolak berperan sebagai ibu dari karakter utama Wonder Woman karena dia menganggap dirinya terlalu muda untuk peran ini.

Ada pasangan yang meninggalkan jejak tak terhapuskan di film-film ikonik Hollywood, dan itulah sebabnya kisah mereka dan kenangan kita tampak seperti tak lekang oleh waktu. Namun kenyataannya, waktu terus berlalu dan semua orang tidak bisa menghindari hal ini, termasuk para bintang film. Dan inilah yang menambahkan secuil kebahagiaan serta nostalgia dalam kehidupan para penggemar saat idola mereka bersatu kembali.