Film

Banyak faktor yang berperan saat produser memilih aktor yang tepat untuk film besar seperti Harry Potter. Pemilihan ini sering kali dibuat dengan sangat sempurna sehingga terciptalah hubungan kuat antara penonton dengan karakter dalam film. Hubungan ini jugalah yang membuat image karakter tertentu menempel erat pada diri aktor yang memerankannya. Misalnya, apa kamu bisa membayangkan tokoh Harry Potter diperankan oleh seseorang selain Daniel Radcliffe, atau Hermione tidak diperankan oleh Emma Watson? Nah, meskipun banyak dari kita berpikir para aktor ini memang “dilahirkan” untuk memainkan peran ini, mungkin saja kalau pada awalnya para produser berulang kali memiliki pandangan yang berbeda dan mungkin mereka malah memilih orang lain. Sulit dipercaya, tapi hal ini benar adanya.

Industri film India sangat beragam dan populer. Sejak tahun 2007, India telah memimpin dalam jumlah film yang diproduksi: misalnya, pada tahun 2018, India memproduksi 2.446 film. Namun, ada banyak masalah dalam produksi film India, sebagai contoh, banyak film India merupakan buatan ulang atau bahkan tiruan film Hollywood. Meski begitu, masih banyak film India yang diterima dengan baik oleh khalayak India.

Ada berbagai busana di setiap film, tapi tidak banyak yang menggunakan gaun “SPESIAL”, yaitu karya seni tekstil yang tertanam dalam ingatan kita melebihi plot film itu sendiri. Dalam artikel ini, kami ingin membahas gaun-gaun dengan desain luar biasa, pakaian dalam film yang tidak bisa diabaikan begitu saja, melainkan merupakan bagian penting dalam alur cerita film, seolah-olah gaun ini adalah salah satu karakternya.

Apa kesamaan yang dimiliki oleh Pennywise, Flóki, Tarzan, dan Bill Bootstrap? Semua aktor yang memerankan karakter-karakter ini memiliki hubungan keluarga. Ada lebih banyak anggota keluarga Skarsgård daripada yang kamu kira. Sang ayah, Stellan, punya tujuh putra, empat di antaranya adalah aktor. Dan anak kelimanya sangat mirip dengan Bill yang memerankan badut Pennywise dalam film It.

Saat memikirkan film super terkenal yang punya banyak penggemar fanatiknya sendiri, kita pasti takkan bisa membayangkan tokoh-tokoh ikoniknya diperankan oleh aktor lain, bahkan aktor yang sama meski usianya berbeda. Pasti menarik jika kita bisa melihat para aktor ini melakukan perjalanan lintas waktu untuk mengulangi peran terbaik dalam karier mereka.

Pada tahun 2017, Pixar merilis Coco, sebuah penghormatan cerdas dan keren untuk budaya Meksiko. Film ini bukan hanya menceritakan kisah yang sangat menyentuh, tapi juga membuat banyak orang memikirkan kembali hubungan mereka dengan keluarga mereka. Jadi, jika ada orang yang tidak menangis sedikit pun saat menonton film ini, kamu patut mempertanyakannya!

Saat para aktor mulai terkenal, mereka merasa berhak mengubah plot film kapan pun mereka mau. Terkadang, imajinasi mereka memengaruhi suatu adegan yang mereka perankan, bahkan alur cerita suatu film bisa berubah total berkat mereka! Perubahan ini mungkin kecil dan bahkan tidak terlihat, tapi terkadang inovasi seperti inilah yang membuat suatu film bisa populer.

Dunia film benar-benar ajaib. Aktor paling tampan bisa berubah menjadi monster, hal-hal yang terlihat kecil di layar bisa menjadi sangat besar dalam kehidupan nyata, dan sekarang ini, hampir mustahil membedakan grafik komputer dari kenyataan.

Ada film dan serial yang kita ingat, bahkan setelah bertahun-tahun kita menontonnya. Plot, karakter, dan gambar menjadi satu, sehingga begitu kita melihatnya, film tersebut langsung menjadi film favorit kita. Itu sebabnya film-film ini tak lekang oleh waktu, membangkitkan nostalgia, dan meningkatkan bukan hanya minat kita, tapi juga dukungan tanpa syarat dan rasa cinta dari orang banyak. Selain itu, rupanya penonton-penonton ini jugalah yang suka menonton filmnya sekaligus mencari tahu soal adegan sekelebat, petunjuk, rahasia, dan pesan tersembunyi dalam film. Dan, tentu saja, mereka berhasil menemukan semuanya.

Sebagai manusia, kita telah belajar mengendalikan banyak hal, tapi ada satu hal yang masih belum bisa kita dikuasai, yaitu jalannya waktu. Tahun, hari, jam, dan menit berlalu terus-menerus tanpa bisa kita hentikan sama sekali. Seiring berjalan, waktumu meninggalkan jejaknya. Mulai tumbuh rambut abu-abu di kelapa kita dan kerutan mulai muncul di wajah kita, tapi di sisi lain, kita menjadi makin bijak dan lebih menghargai hal-hal penting dalam hidup. Proses ini dialami semua orang, bahkan para tokoh populer yang membuat kita deg-degan saat melihatnya di film era ’80-an dan 90-an.

Sebagian pemeran tidak ragu untuk mengubah penampilan sama sekali guna memainkan sebuah peran tertentu. Entah itu menambah berat badan beberapa kilo atau menghabiskan waktu berjam-jam untuk perawatan rambut dan make-up, mereka membangun keberanian dan kesabaran sebab mereka siap melakukan apa saja.

Menjadi bintang film bukan melulu tentang kehidupan glamor dan menghadiri acara penghargaan, melainkan butuh banyak upaya dan kerja keras. Para aktor kadang terlalu fokus pada perannya hingga berakhir terluka, atau nyaris ingin berhenti melakukan syuting sebuah film.

Karena sangat memikat, beberapa film membuat kita ingin menonton adegan favoritnya sampai berulang kali. Selain itu, kita semua pasti pernah menemukan film mengejutkan yang membuat kita me-rewind-nya sedikit agar lebih paham adegan apa yang baru saja kita lihat. Hari ini, Sisi Terang ingin memperlihatkan kompilasi momen film papan atas yang membuat jari kita gatal untuk menekan tombol “Pause/Rewind”!

Semakin banyak orang yang memilih untuk menonton versi film dibandingkan membaca versi bukunya dan alasannya pun beragam: akting sempurna, hasil kerja keras sutradara dan juru kamera, serta efek khusus yang bisa mengubah plot apa pun jadi pertunjukan spektakuler. Di saat yang sama, masih ada saja yang berpendapat kalau kita seharusnya membaca bukunya terlebih dahulu. Kamu pilih yang mana?

Jadwal para bintang top Hollywood dalam beberapa hari ke depan telah penuh sejak bertahun-tahun sebelumnya, dan semua sutradara terbaik menginginkan para bintang ini ikut dalam proyek mereka. Tapi sebelum mereka menjadi bintang papan atas, banyak di antara mereka hanya memiliki peran kecil dalam film dan serial TV beranggaran rendah.

Di masa sekarang, kata-kata seperti, “Kok bisa gitu?” rasanya sudah makin jarang terlontar dari mulut kita saat menonton film. Alasannya sederhana, semua yang ditampilkan adalah hasil campur tangan efek visual dan grafik komputer. Para ahli bisa menciptakan latar belakang apa pun dengan bantuan layar hijau. Meski begitu, sebenarnya, masih ada banyak momen menarik yang terjadi di balik layar.

Di dunia Disney, semuanya berjalan seperti biasa—putri yang cantik tak sabar bertemu pangeran berkuda putihnya, dan pangeran sendiri siap melakukan apa pun untuk akhirnya bertemu kekasihnya. Namun, seniman TT Bret memutuskan menantang urutan ini dan membuat beberapa karakter kartun bertukar gender. Dia membagikan hasilnya di lamannya “Let There Be Doodles,” dan kami tak sabar menunjukkannya kepadamu.

Ada banyak cara untuk mendapatkan peran utama. Sebagian pemeran dipilih selama proses pemilihan pemain, sedangkan yang lain diundang karena ketenarannya, seperti yang terjadi pada Kate Winslet setelah berperan dalam film Titanic. Tapi tidak semua audisi berakhir dengan sukses, atau mungkin aktor tidak setuju dengan tawaran yang diajukan sutradara atau produser film. Sebagai contoh, Russell Crowe menolak untuk bermain dalam film Lord of the Rings karena mengikuti intuisinya.

Kita pasti mau jika disuruh menonton serial TV favorit berulang-ulang kali, tapi meskipun begitu, kita masih melewatkan banyak detail dan petunjuk menarik yang pencipta film sajikan untuk kita. Misalnya, apa kamu pernah memperhatikan alamat tempat tinggal Dokter House di serial TV House dan apa arti alamat ini?

Dalam film-film tahun ’60-an, trennya adalah menggunakan pasta, terutama spageti, untuk berbagai adegan yang melibatkan makan siang atau makan malam, karena mudah membuatnya dan tetap dalam kondisi bagus di atas piring untuk waktu yang cukup lama. Tapi seperti berbagai hal lain, baru-baru ini makanan dalam film juga mengalami evolusi, yang memunculkan seluruh sub-dunia masak-memasak di sekitarnya, yang di samping koki, juga mencakup fotografer khusus serta penata kuliner.