Film

Jika dipikirkan, kostum dalam film atau serial ternyata lebih dari pakaian yang terlihat bagus. Pakaian tersebut bisa menjadi bagian penting dari alur atau juga berfungsi sebagai pelengkap cerita maupun karakter—baik dari segi warna, fitur, atau gayanya.

Novel-novel terkenal yang diakui secara kritis dan disukai masyarakat umum biasanya diadaptasi menjadi film. Banyak sutradara berkeinginan membuat film yang sempurna dan tentu saja mereka ingin merekrut aktor dan aktris mumpuni untuk melakoni karakter klasik dalam film mereka.

Saat syuting film atau serial, menjadi aktor dan mendalami karakter bisa menjadi hal yang sangat luar biasa. Namun, ada saatnya syuting berakhir dan para aktor harus mengucapkan selamat tinggal kepada semuanya. Mungkin sebagai pengingat akan waktu yang spesial dalam hidup, peran, atau produksi film yang mereka kerjakan, sebagian aktor membawa pulang suvenir dari lokasi syuting.

Bukan para aktor saja, tapi sudah selayaknya kita juga berterima kasih kepada para perancang kostum atas karakter luar biasa yang kita lihat di film. Tidak peduli seberapa genius seorang aktor, ketika mengingat karakter tertentu, orang-orang pasti akan memikirkan penampilannya. Selain itu, para perancang kostum juga mungkin mencoba menjelaskan sesuatu yang penting tentang para karakter melalui penampilan mereka.

Kemampuan untuk memainkan berbagai macam peran adalah kualitas utama dari seorang aktor yang baik. Aktor-aktor berbakat bisa memainkan peran kepala keluarga yang baik, pelaku kejahatan yang sinis, atau pecundang yang hancur dengan sama baiknya. Keahlian tertinggi adalah mampu menggambarkan perwakilan bangsa lain tanpa memakai banyak make-up. Itulah yang membuat aktor Inggris, Ben Kingsley, terkenal. Selama perjalanan kariernya, dia telah memainkan peran Mahatma Gandhi, Vladimir Lenin, dan bahkan firaun Mesir.

Film merupakan hasil kerja seluruh kru. Namun, banyak orang yang terlibat di balik layar sebuah film tampak tidak signifikan dibanding para aktor, penulis, dan sutradara, hingga kontribusinya mungkin terlihat kurang berarti. Pekerjaan mereka memang luput dari perhatian selama dikerjakan dengan baik. Namun, begitu mereka membuat kesalahan, kesalahan tersebut akan terlihat dengan jelas dan berdampak pada keseluruhan kesan film.

Film dan romansa adalah dua hal yang selalu berdampingan. Dan begitulah kebanyakan film-film bagus dibuat—bercerita tentang pasangan yang mampu menyihir kita dengan chemistry mereka. Meskipun cerita dari film-film ini masih sama, tapi tidak demikian dengan para aktornya. Seperti halnya kita semua, waktu telah mengubah dan memberikan kerutan di wajah mereka. Yang mengejutkan adalah beberapa di antara mereka memiliki lebih sedikit kerutan daripada yang lain.

Berkat keterampilan fisik luar biasa, banyak selebritas yang memfokuskan karier mereka pada film aksi sukses di Hollywood. Beberapa di antaranya merupakan atlet Olimpiade, sementara yang lain adalah ahli dalam seni bela diri atau bahkan binaragawan. Banyak pencinta film yang mengenang para aktor ini sebagai pahlawan atau penjahat hebat dari kisah aksi yang tumbuh bersama mereka.

Avatar adalah film yang kita kenang dan nikmati, bukan cuma karena ceritanya yang menakjubkan, tetapi juga dunia luar biasa yang ditampilkan. Avatar bahkan menjadi film yang begitu sukses hingga tercatat sebagai film berpenghasilan kotor tertinggi yang pernah ada. Belum ada yang menandinginya sampai munculnya film Avengers: Endgame tahun 2019. Bagian kedua dari kisah Avatar dijadwalkan rilis tahun 2022. Jadi, akhirnya kita akan tahu kelanjutan perjalanan Jake Sully. Sembari menunggu penayangannya, kita ingin menyusuri jalan kenangan untuk mengenang wajah para aktor yang membawa karakter tercinta ini ke layar kita.

Pasangan romantis yang terlihat cocok dalam film bisa membuat kita tertawa, menangis, bahkan benar-benar percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Beberapa pasangan dari film ikonis ini adalah buktinya. Seiring berjalannya waktu, penampilan mereka pun mulai berubah.

Kita mengetahui banyak aktor dan aktris Hollywood terkenal berkat peran-peran besar mereka. Julia Roberts, misalnya, menjadi terkenal setelah Pretty Woman rilis, kesuksesan Leonardo DiCaprio datang setelah Titanic rilis, dan Tom Hanks terkenal di seluruh dunia berkat Forrest Gump.

Kita tidak pernah bosan membicarakan para aktor dan aktris yang tampil di karpet merah dengan pakaian mewah. Tak jarang, para penata gaya selebritas mempersiapkan penampilan dengan cara kreatif yang bertujuan supaya kita bisa melihat referensi film serta karakter melalui detail gaun mereka.

Menemukan detail tersembunyi dalam film menjadi kepuasan tersendiri bagi para penggemar film. Itu sebabnya, para pembuat film sering membuat permainan dengan penonton—mereka memberikan Easter eggs atau pesan tersembunyi tentang perkembangan alur. Namun, hanya penonton yang sangat jeli yang akan mengetahui dan menemukannya.

Film berdasarkan kisah nyata bisa jadi sangat menarik dan membawa kita lebih dekat dengan kehidupan orang-orang yang kita kagumi atau peristiwa bersejarah yang ingin kita pahami lebih dalam. Namun, kita harus mengingat terkadang cerita fiksi bisa terlalu berlebihan dalam menggambarkan kenyataan. Agar cerita lebih dramatis atau demi membuat plot cerita lebih menghibur, sering kali apa yang digambarkan dalam film sangat jauh berbeda dengan apa yang terjadi sesungguhnya.

Orang-orang sering punya pendapat yang sangat berlawanan soal aktor dalam adaptasi buku. Beberapa orang tidak suka jika karakter di dalam film terlihat berbeda dari yang ada dalam deskripsi buku. Sementara itu, berkat para aktor dan aktris berbakat yang memerankan tokoh ini, banyak orang akhirnya mulai membaca kisah yang diangkat dalam versi bukunya. Kini, hampir semua novel populer sudah punya adaptasi film dengan jumlah 2 atau lebih, jadi, kita bisa membandingkan beberapa “versi” dari karakter yang sama.

Tidak ada yang lebih menggemaskan daripada melihat selebritas bersama anak-anak mereka. Adakalanya mereka terlihat bersama di karpet merah atau kadang di media sosial. Namun, tidak ada cara yang lebih baik untuk memperkuat hubungan antara orang tua dan anak dibandingkan dengan bekerja sama dalam pembuatan sebuah film. Karena, selain bisa menghabiskan waktu bersama, mereka bisa saling belajar. Sementara kita jadi bisa memiliki kesempatan untuk menikmati film atau serial yang memanjakan mata.

Ada film-film yang mendapat tempat istimewa dalam hati kita dan kita siap untuk menontonnya sampai ratusan atau bahkan ribuan kali. Namun, kita sering tidak memperhatikan detail dan cara cerita itu dibuat ketika sedang menikmati film favorit. Dan ini adalah fakta yang bisa mengubah penilaian kita tentang karakter dan akting mereka.

Ada banyak film romantis yang tidak pernah bosan kita tonton berkali-kali. Tapi meski kita sudah hafal semua adegan dan dialognya, selalu ada kesalahan kecil dari segi kontinuitas yang kita lewatkan dan cuma bisa dilihat oleh pengamat terhebat.

Dalam film, sama seperti di dalam buku, sebagian besar karakter dibagi menjadi baik dan buruk. Biasanya, sifat baik karakter yang ada dalam kelompok “baik” lebih ditonjolkan, dan meski karakter ini melakukan hal buruk, mereka selalu punya alasan kuat di baliknya. Sebagai contoh, temperamen Harry Potter “dimaklumi” karena dia diburu oleh penyihir jahat, sementara kekejaman White Queen baru diungkapkan di bagian menjelang akhir.

Dari mengubah manusia biasa menjadi serigala dalam film Twilight hingga memberikan kekuatan super kepada pahlawan favorit kita, Thor contohnya, efek khusus bisa mengubah total suatu film. Hanya dengan melihat foto-foto di balik layar, kita baru bisa melihat beratnya tugas para aktor, pemeran pengganti, sutradara, dan penggunaan grafik komputer untuk menciptakan adegan-adegan favorit kita.